Pengaruh drama korea dalam tradisi masyarakat indonesia
Drama korea atau biasa yang disebut dengan drakor adalah sebuah karya film korea yang digemari oleh para remaja. Drama ini salah satu produk dari Halluy yang memiliki tingkat populasi yang tinggi. Halluy merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penyebaran kebudayaan korea selatan secara global ke berbagai negara di seluruh dunia. Halluy memiliki beberapa konten-konten kebudayaan diantarnya, KPop atau musik pop korea, drama TV atau yang lebih dikenal dengan sebutan drakor, film, kuliner, kecantikan, sastra, bahasa, budaya lokal hingga fashion. Drama korea ini memiliki durasi yang berbeda pada setiap film nya, mulai dari 18 episode sampai 30. Namun, hal itulah yang menjadi simbol ketertarikan dan kegemaran para remaja. Banyak para remaja yang menghabiskan waktu kosong untuk sekedar meluangkan waktu menonton film favorit.
Seiring dengan berkembangnya teknologi. Di indonesia budaya POP korea sudah masuk sejak tahun 2002. Adanya eksplor drama luar negri ke seluruh dunia menjadi dikenal  di seluruh dunia. Mulai dari bahasa, tradisi, bahkan kebiasaan-kebiasaan kecil telah termuat di drama tersebut. Tradisi yang mencangkup dalam drama tersebut dapat menambah wawasan dan keterampilan yang bisa kita ambil dari drama tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tirto.id dengan usia responden 15- 35 tahun pada 2018, untuk urusan menonton drama Korea masyarakat Indonesia bisa menghabiskan 2-3 jam per hari (33,08 persen). Untuk waktu, mayoritas penyuka drama Korea menonton sebelum tidur malam (41,06 persen), ada pula yang pada akhir pekan atau hari libur dan waktu senggang (37,26 persen). Mengenai preferensi, diketahui bahwa masyarakat Indonesia memilih menonton drama serial Korea sebanyak (49,72 persen) sebaliknya, hanya (2,84 persen) masyarakat yang lebih memilih menonton serial Indonesia (Atira, & Amira, 2022).
Tradisi yang kian masuk ke indonesia memiliki dampak yang signifikan. Berawal dari fashion, kebiasaan-kebiasaan kecil, dan bahasa. Hal ini tak luput dari pandangan kita bahwa  apa yang perlu untuk dipertahankan, di junjung tinggi. Banyak remaja yang mengikuti standar pakaian ala korea, makanan dan minuman, serta keseharian orang korea. Namun, masyarakat indonesia tidak secara pasifmenerima semua budaya korea, ada prosesi pemilihan budaya, dimana masyarakat memilih nilai-nilai yang dianggap baik. Seperti, gaya pakaian dan makanan korea.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI