Mohon tunggu...
wawan ridwan
wawan ridwan Mohon Tunggu... Dosen - Building Spiritual Moderate Islamic value

hiduplah dengan pengetahuan dan kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yerusalem, Egoisme Agama, dan Sejarah

17 Mei 2021   22:33 Diperbarui: 17 Mei 2021   22:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekerasan di bumi Yerussalem kembali terjadi dengan berkobarnya peperangan yang sangat tidak seimbang, tidak adil dan penuh dengan kekejaman, bagaimana tentara Israel membombardir kota gaza di palestina yang dikuasai hamas dengan lebih dari 180 korban meninggal termasuk anak-anak dan sekitar kurang dari 20 orang warga israel yang meninggal akibat ribuan roket yang dilontarkan para pejuang hamas , 

konflik yang awalnya dipicu oleh pengusiran dan pembongkaran rumah-rumah milik warga palestina di daerah syech jarrah pembubaran secara paksa tentara israel terhadap kaum muslimin yang sedang melaksanakan sholat tarawih di masjid al aqsha, peperangan dan kekerasan apapun  motif dan ideologinya adalah hal yang terkutuk yang dikecam oleh agama apapun, apalagi dilakukan di tanah Yerusalem yang terberkati dan diakui oleh agama samawi.

Konflik agama harusnya sudah selesai dan berakhir, apalagi ketika negara bangsa ( National State) sudah terbentuk seiring berakhirnya masa kolonialisme, sayangnya konflik Israel Palestina melibatkan begitu banyak variabel yang harus diselesaikan terutama menyangkut agama dan sejarah Yereusalem sendiri yang dari awal sebenarnya penuh dengan konflik bernuasa kebenaran agama dan romantisme sejarah, terutama oleh bangsa Yahudi yang mengkalim sebagai pewaris mutlak dari tanah yerussalem, tanah yang dijanjikan, yang sampai sekarang ingin diwujudkan oleh rezim zioni israel sesuai dengan nubuat yang dibuat dan diyakini oleh kalangan ultra nasioanlis ortodok yahudi. 

 kalau kita membaca buku Yerusalem karya Karen Amstrong bagaimana konflik dan peperangan di tanah yerusaslem merupakan fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan berbagai kerajaan dan penguasa saling berebut untuk menguasai tanah yerusalem sebagai identitas keagamaan dan legitimasi  kekuasaan walaupun pusat kerajaan dan pusat kekuasaan jauh dari tanah yerusalem

selagi  egoisme keagamaan dan romantisme kesejarahan tidak bisa dihilangkan bahkan oleh zionis israel ingin dijadikan sebagai variabel utama untuk meraih kekuasan politik dan ekonomi, maka konflik akan tetap sulit dihilangkan, terutama sikap keras pemerintahan Israel  yang didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa, penulis meyakini dukungan AS terhadap Israel tidak lepas dari kuatnya pengaruh politik dan ekonomi yahudi yang tergabung dalam AIPAC dan sikap bangsa eropa yang merasa mempunyai beban sejarah atas perilaku mereka dimasa lalu dengan sikap anti semitnya sehingga mereka membiarkan dan tetap mendukung apapun yang dilakukan oleh zionis Israel  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun