Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di Sekolah

12 November 2022   08:36 Diperbarui: 12 November 2022   09:06 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada 5 (lima) kebutuhan dasar manusia, yaitu : (a) bertahan hidup_survival, (b) kasih penulisng dan rasa diterima_love and belonging, (c) penguasaan_power, (d) kebebasan_freedom, dan (e) kesenangan_fun. Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas merupakan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati oleh guru dan murid sebagai upaya mewujudkan disiplin positif. Keyakinan kelas mengacu pada nilai-nilai mulia dan prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang.

Restitusi dan Segitiga Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004).

Ada 10 (sepuluh) ciri-ciri restitusi, yaitu (i) bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan, (ii) memperbaiki hubungan, (iii) tawaran, bukan paksaan, (iv) "menuntun" untuk melihat ke dalam diri, (v) mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan, (vi) cara yang paling baik, (vii) fokus pada karakter, bukan tindakan, (viii) menguatkan, (ix) fokus pada solusi, dan (x) mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.


Ada 3 (tiga) langkah dalam melakukan segitiga restitusi, yaitu (a) menstabilkan  identitas, (b) validasi tindakan yang salah, dan (c) menanyakan keyakinan. Di bawah ini adalah contoh penerapan kesepakatan kelas dan praktik segitiga restitusi, bisa dilihat pada LINK :Penerapan Kesepakatan Kelas dan Segitiga Restitusi

KASUS 1 : Murid Tidak Mengerjakan dan Mengumpulkan "Papan Nama Ilmiah Tumbuhan"

"Hari Selasa, 18 Oktober 2022, saat pembelajaran biologi di kelas 10 MIPA-5 jam ke 6-8. Penulis sebagai guru biologi merekapitulasi murid yang telah mengerjakan dan mengumpulkan tugas biologi, yaitu "papan nama ilmiah tumbuhan" sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Namun Akhtar Fauzul Anwar (01), salah satu murid di kelas 10 MIPA-5 telah membuat kesalahan karena belum mengerjakan dan mengumpulkan "papan nama ilmiah tumbuhan" sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Untuk menyelesaikan masalah murid di atas, penulis melakukan praktik segitiga restitusi dengan Akhtar Fauzul Anwar" 

KASUS 2 : Murid Tidak Menyelesaikan Tugas Soal Latihan dengan Baik

"Hari Selasa, 11 Oktober 2022, saat pembelajaran biologi di kelas 10 MIPA-5 jam ke 6-8. Penulis sebagai guru biologi merekapitulasi murid yang telah menyelesaikan tugas yaitu soal latihan Bab 2 Keanekaragaman Hayati. Namun Farel Feriansyah (11), salah satu murid di kelas 10 MIPA-5 telah membuat kesalahan karena belum menyelesaikan tugas dengan baik tentang soal latihan Bab 2 Keanekaragaman Hayati. Untuk menyelesaikan masalah murid di atas, penulis melakukan praktik segitiga restitusi dengan Farel Feriansyah (11).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun