Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuliah Sambil Belajar tentang Hidup di Sydney

23 Juni 2013   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 4170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13719434881168312409

Sebenarnya kalau mau nyewa flat di luar kota Sydney, bisa lebih 50% ngirit (sewa flat bisa sekitar $250-$500 per minggu). Asal di dekat jalur kereta, sebenarnya tidak merepotkan. Harga tiket weekly kereta relatif amat murah karena ada discount buat full time student.  Tapi rata-rata para mahasiswa senang tinggal di pusat kota. Alasannya adalah dekat dengan tempat kuliah dan banyak temannya.  Selain itu, banyak lowongan kerja part time ada di pusat kota.

Ngirit pengeluaran juga bisa dilakukan dengan mengurangi makan di luar. Masak sendiri bisa mengurangi budget pengeluaran cukup banyak dalam seminggunya. Seorang mahasiswa menu sehari-harinya nasi dan indomie sebagaimana kebanyakan mahasiswa di tanah air.  Kadang beli telur atau daging yang harganya relatif murah di Sydney.  Harga tenaga kerja di Sydney memang mahal. Maka masak sendiri sebenarnya seperti telah menggaji diri sendiri untuk itu.

Kadang memang bosan masak sendiri. Bolehlah sekali-kali ke restauran take away yang bisa dibungkus. Bisa beli sayurannya saja dan nasinya masak sendiri. Restaurant jenis take away ini jumlahnya banyak. Bisa didapat hampir di setiap jalan.

Orang Indonesia biasanya kalau tidak makan nasi terasa belum makan. Di restaurant cepat saji semacam macdonald meski harganya relatif amat murah, tapi tidak menyediakan nasi. Belajarlah masak sebelum pergi ke Sydney, karena manfaatnya akan banyak sekali. Selain bisa ngirit banyak, makanan kesukaan di Indonesia amat sukar dicari. Hanya dengan masak sendirilah rasa kangen menu masakan Indonesia bisa dikurangi.

Rasa kangen dengan masakan Indonesia ini tidak bisa dianggap enteng.  Kadang bisa menyita pikiran kalau nggak segera disadari. Sampai kangennya kadang secara tiba-tiba terasa mencium baunya meski lagi berada dalam kereta. Sebuah kangen yang akut.

Kerja

Banyak mahasiswa bekerja di industri hospitality.  Tidak saja mahasiswa asing, tapi juga mahasiswa Australia sendiri. Industri hospitality termasuk industri paling flexible buat mahasiswa.  Pengalaman kerja juga tidak begitu dituntut.  Asal tentu saja bisa bahasa Inggris.  Mereka bisa kerja di restaurant biasa hingga restaurant hotel berbintang. Di perhotelan, banyak juga mahasiswa yang bekerja sebagai Room Attendant, Kitchen-hand, Waiter  atau Cleaner.

System gaji pakai sistem grade.  Biasanya pekerja pada level yang dituntut tanpa banyak pengalaman (grade 1, 2)  besarnya sama perjamnya. Atau sekitar AUD$16-$20/jam. Mahasiswa luar negeri hanya boleh bekerja tidak lebih 20 jam dalam seminggu.  Satu hari kerja bisa 4 jam (part time/casual) hingga 7.6 jam (full shift).

Sepertinya industri hospitalitylah yang paling bisa mengerti kehidupan mahasiswa. Mereka tidak segan-segan menyesuaikan roster kerja sesuai ketersediaan waktu si mahasiswa. Jika si mahasiswa telah membuktikan sebagai pekerja keras dan bisa dipercaya, biasanya lebih diperlakukan istimewa. Apalagi mahasiswa tersebut lagi belajar bidang hospitality, biasanya akan dipekerjakan seusai mereka tamat kuliah jika ada lowongan kerja.

Beberapa hotel malah mengandalkan tenaga para mahasiswa ini karena banyak tersedia jumlahnya, terutama di bagian Housekeeping Department dan Food & Beverage.  Kekurangan dari mempekerjakan mahasiswa adalah bila tiba saatnya musim ujian. Banyak mahasiswa menolak untuk dipanggil kerja dengan alasan sibuk belajar. Inilah penghalang bagi industri untuk tidak mempercayakan sepenuhnya tergantung pada tenaga mahasiswa. Reliabilitas amat diutamakan dalam industri hospitality karena menyangkut kepuasan pelayanan konsumen yang amat vital untuk keberlangsungan hidup industri.

Untuk mencari lowongan kerja bisa lewat selebaran atau dinding informasi di kampus.  Bila lewat internet, paling populer di kalangan manager hospitality adalah situs seek.com. Beberapa hotel kini juga merekrut tenaga-tenaga yang dikenal oleh karyawan. Ada insentif bagi si karyawan bila merekomendasikan temannya untuk posisi lowong yang ditawarkan. Proses penyaringan karyawan melewati jalur yang sama. Bisa juga datang langsung ke hotel dan mengisi formulir lowongan kerja.  Namun cara ini kurang populer.  Kesan mengemis pekerjaan sebaiknya sejauh mungkin dihindari. Pertahankan sikap profesionalisme.

Profesionalisme

Banyak mahasiswa Indonesia tidak terbiasa kerja keras apalagi jika harus bekerja di jenis pekerjaan yang sering dianggap rendahan di Indonesia. Misalnya cuci piring, pelayan restaurant, ngepel, bersihin toilet, bersihin kamar, bell boy dan sebagainya.  Mental merendahkan pekerjaan harus dihilangkan.  Bila tidak segera dirubah cara berpikir ini, bisa membuat seseorang stress. Semua kerjaan adalah sama. Hanya sebagai profesi. Dan semua harus dikerjakan menurut standard dan profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun