Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persija Kembali Bermasalah dengan Gaji Pemain

9 Agustus 2016   21:07 Diperbarui: 9 Agustus 2016   22:56 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang benar nasib Klub milik ibukota Jakarta dan kebangaan Jak Mania ini, kalau di ibaratkan posisinya sekarang sudah jatuh tertimpa tangga. Sampai saat ini posisi Persija dikelasmen sementara Turnemen ISC ada di peringkat ketiga paling bawah yaitu di posisi ke 16 dari 18 klub peserta. Padahal kita tau persis persija banyak dihuni oleh para pemain bintang. Baru barui ini pun Persija juga mendapat tegoran dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) sebagai pengelola turamen ISC, dimana Persija dan PS TNI serta Persib dikatakan termasuk klub yang saat ini masih dilatih oleh pelatih yang tak memiliki lisensi minimal A-AFC sesuai ketentuan yang diberlakukan di turnamen ISC tersebut.

Baru saja juga diberitakan bahwa Persija kembali tersangkut masalah tungakan gaji pemain hal itu diketahui berdasarkan surat FIFA yang beredar dan di kirimkan kepada manajemen tim Macan Kemayoran ini. Dimana mereka meminta kepada Persija untuk segera membayar utang sisa kontrak mantan pemain asingnya, Yevgeni Kabayev yang bermain untuk tim Persija pada musim 2015 lalu. Seperti diketahui Yevgeni Kabayev memang dikontrak Persija selama satu musim untuk tampil di Indonesia yaitu pada kompetisi Super League 2015 lalu.

Striker asal Rusia tersebut bergabung dengan Persija di awal Desember 2014 lalu bersamaan dengan gelandang jangkar asal Estonia, Martin Vunk, saat itu Presiden Persija, Ferry Paulus, mengatakan bahwa kontrak kedua pemain tersebut angkanya menembus Rp 9 miliar (masng-masing Rp 4.5 miliar)."Sangat fantastis. Kontrak tertinggi pemain Persija di era saya," kata Ferry.

Kalau melihat kepada Profil pemain dari Yevgeni Kabayev memang terlihat kualitasnya lumayan bagus pada masa itu, sesuai data ia berada di peringkat ke 3 calon peraih Golden Shoes,Kabyev saat itu mengoleksi 36 gol poinnya yang mencapai 36,0 atau senilai 1 poin per golnya, perhitungan poin ini berdasarkan kualitas Liga Meistriliiga. Sedangkan Cristiano Ronaldo saat itu mengumpulkan poin 56,0 dan Lionel Messi. 46,0 poin dengan cara perhitungan 2 poin per gol di Liga Spanyol. Jadi dengan demikian tentu Kabayev yang di datangkan dari Klub Estonia Sillamae Kalev tersebut bisa dikatakan hanya kalah dari pemain terbaik dunia Cristiano Ronaldo dan superstar Argentina, Lionel Messi.

twitter.com
twitter.com
Persoalan baru muncul ketika Dispute Resolution Chamber (DRC) FIFA memenangkan gugatan pemain asal Rusia Yevgeni Kabayevyang menuntut mantan klubnya itu untuk membayarkan gajinya selama satu musim penuh sesuai dengan kesepakatan saat penandatanganan kontrak sebagai pemain Persija pada Indonesia Super League (ISL) 2015 waktu itu. Keputusan itu seperti yang diberitakan berdasarkan hasil rapat Badan Sengketa FIFA atau DRC (Dispute Resolution Chamber) yang berlangsung di Zurich, Swiss. berlangsung pada 17 Juni 2016 lalu. Surat keputusan itu sendiri dikatakan telah dikirimkan FIFA sejak 29 Juni 2016 lalu. Keputusan itu pun juga diperkuat dengan surat yang dikirimkan oleh APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia) pada 20 Juli lalu kepada PSSI.

Langkah ini sengaja diambil APPI karena merasa persoalan Kabayev ini tidak main-main. kata kepala divisi legal APPI, Jannes H Silitonga. "Kami akan menunggu respons dari PSSI. Semoga secepatnya mereka dapat memberikan jawaban, karena ini masalah pemain yang sudah sampai ke tingkat internasional,"  PSSI pun seperti diberitakan juga segera meminta kepada tim Macan Kemayoran Persija untuk dapat  menghormati keputusan yang sudah dikeluarkan oleh Dispute Resolution Chamber (DRC) FIFA tersebut

Memang seperti kita ketahui bahwa Kompetisi Indonesia Super League musim 2015 tersebut terpaksa dihentikan PSSI dengan alasan waktu itu Kompetisi dalam status force majeur. PSSI mengatakan sudah tidak bisa lagi meneruskan kompetisi karena sedang dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan faktanya memang mereka pun kesulitan mendapatkan izin pertandingan dari pihak Kepolisian.

Atas dasar kondisi seperti itulah akhirnya PSSI dan PT Liga Indonesia selaku operator ISL memerintahkan kepada klub untuk membayar 25 persen dari total gaji yang tertera dalam kontrak setiap pemain. Menyikapi keputusan tersebut, Persija waktu itu membayar lima bulan gaji kepada Kabayev sesuai dengan arahan operator kompetisi PT Liga Indonesia. Dan justru hal inilah yang tidak bisa diterima oleh Yevgeni Kabayev, iatetapmeminta gajinya dibayar penuh dan menolak menandatangani perjanjian kesepakatan pembayaran 25 persen gaji.

www.bolalokal.com
www.bolalokal.com
Dengan dimenangkanya tuntutan Kabayev ini Ketua Umum Persija, Ferry Paulus menegaskan, bahwa pihaknya akan mengajukan Banding. Karena semua itu menurutnya ia memiliki alasan yang kuat "Kita akan banding. Jadi kan begini, seluruh kewajiban yang diperintahkan oleh PSSI dan PT Liga Indonesia berkaitan dengan force majeur waktu itu, sudah kita bayarkan,"

Presiden Persija, Ferry Paulus juga mengatakan tak takut apa bila permasalahan ini dibawa ke tingkat yang lebih tinggi lagi yakni Court of Arbitration for Sport (CAS). "Nggak masalah kasus ini walau sampai ke CAS (Court of Arbitration for Sport). Untuk saat ini kan belum sampai ke Komdis FIFA, yang bisa saja nantinya berujung pada meminta PSSI untuk membayarnya selaku federasi yang bertanggung jawab. Bila PSSI meminta kami membayarnya sesuai keputusan DRC, kami akan pertanyakan balik ke PSSI bagaimana dengan keputusan yang mereka arahkan sebelumnya," jelas Ferry.

Dengan kejadian ini yang jelas semua ini adalah merupakan Imbas atau konsekuensi dari dibekukannya PSSI. Maka dengan demikian suka atau tidak suka PSSI akan terkena imbasnya karena sengketa ini sudah bermain di tingkat international, jika klub (Persija) mangkir atas keputusan DRC tersebut. Tentu semua akan menjadi tangung jawab PSSI, mereka yang akan mengambil alih membayar hak para pemain asing tersebut. Kalau tidak FIFA pasti akan secara otomatis melakukan pemotongan subsidi ke federasi (PSSI)……yah mari kita tunggu saja up-date pemberitaan berikutnya.

Salam Olah Raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun