Mohon tunggu...
Hotmian Simalango
Hotmian Simalango Mohon Tunggu... Guru - I am His

Saya suka mendengarkan lagu Taylor Swift, menonton film romantis dan membaca comic romance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nama Episode Delapan Belas

11 Februari 2021   18:03 Diperbarui: 11 Februari 2021   18:05 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah bertemu Corona ini, saya menyadari bahwa hidup ini memang tidak akan pernah bisa diprediksi. Saya yakin tidak banyak yang menyangka bahwa ekonomi akan terjun payung dengan bebas tahun lalu dan (masih) tahun ini. Banyak usaha yang terpaksa gulung tikar dan membuat pekerja kehilangan gaji yang biasa diterima tiap bulan. Berbagai rencana yang sudah disiapkan matang pun terpaksa ditunda berkali-kali, bahkan ada yang malah gagal. Betapa Corona ini mengajarkan berbagai pihak bahwa memang tidak ada yang pasti dalam segala hal, bahkan dalam kepastian itu sendiri. Untuk itu, saya belajar bahwa saya harus berhenti terpaku pada masa lalu dan khawatir pada masa depan. Saya harus belajar menikmati masa sekarang, Bahasa Inggrisnya dibilang BE PRESENT!

Sembilan hari lagi, saya akan memasuki usia ke 27 tahun. Saya tidak pernah berharap dalam usia yang ke 27 ini saya malah harus memasukinya sendirian. Tahun lalu, banyak rencana yang saya sudah siapkan. Saya melepaskan mimpi terbesar saya dan memilih untuk membangun ulang mimpi yang baru bersama seseorang. Banyak gambaran 27 tahun yang menggairahkan ketika saya merencanakannya. Saya akan jadi istri orang, merasakan jadi seorang ibu, dan banyak hal lain. Tidak disangka bahwa mimpi yang direncanakan dengan baik itu, bisa hancur lebur dan meninggalkan air mata. Saya tidak pernah berharap memasuki 27 tahun dengan cara seperti ini, namun sekali lagi, tidak satupun diantara kita mampu melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Kalau saya tahu bakalan kayak gini, saya tidak akan berharap sebegitunya, atau bahkan tidak mau menghabiskan waktu sia-sia seperti itu.

Tentu saja, saya juga memasuki masa dimana saya terpaku dengan masa lalu. Saya uring-uringan, tidak terima dengan kenyataan yang sudah ada di depan mata. Rasanya semuanya seperti mimpi dan ingin segera bangun bagaimanapun caranya. Banyak hal yang saya coba lakukan untuk membangun puing yang sebenarnya berantakan, namun tetap saja, tidak bisa. Sekali lagi, Corona membuat saya sadar bahwa apapun yang terjadi saya harus BE PRESENT, sudah nikmati saja apa yang ada sekarang. Saya belajar menerima bahwa keadaan itu bisa berubah, entah karena saya atau faktor luar. Tidak ada hal yang pasti. BE PRESENT merupakan pilihan yang paling tepat untuk dulu, sekarang, dan terlebih ketika akan memasuki usia ke 27 tahun ini

Untuk yang belum bisa move on, ayo dong kita bangkit sama-sama. Terlalu melelahkan ketika mengeluarkan usaha terbaik untuk hal yang memang tidak bisa diperbaiki lagi. Berhenti bilang damai di bibir, namun masih nyinyir di dalam hati. Terima saja apa yang ada dan belajar menikmatinya. Percayalah, rasanya juga tidak terlalu buruk juga kok!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun