Seorang lelaki pergi lebih awal ke kantor hari itu. Ada senyuman lebar merekah di bibirnya. Matanya berbinar-binar. Hari itu hari Jumat. Keesokannya, ia sudah merancang banyak kegiatan untuk dihadiri.
Mulai kumpul-kumpul bersama teman, berkunjung ke rumah keluarga, hingga jalan-jalan ke mal bersama kekasih. Sepanjang pekerjaan hari itu -- meskipun tugas banyak -- tidak terasa baginya.
Wahai para karyawan! Anda pernah merasakan tidak? Saat Jumat datang, kita lebih suka daripada Minggu malam. Jumat ke Sabtu begitu dinanti dibanding Minggu ke Senin.
Kebanyakan, hari kerja pegawai yang bekerja pada suatu kantor atau perusahaan, terhitung lima hari, dari Senin s.d. Jumat. Lalu, Sabtu dan Minggu yang adalah akhir pekan, libur. Meskipun Jumat adalah sama jam kerjanya dengan Senin s.d. Kamis, kita jarang merasa hari itu lama.
Ada semangat membara untuk melaluinya. Pekerjaan seberat apa pun dikerjakan demi menyambut akhir pekan. Sementara Minggu malam, kita berharap jangan cepat-cepat berlalu. Bayangan tumpukan pekerjaan lima hari ke depan sudah menghantui. Kalau bisa langsung melompat ke Jumat, lompat dah! Hahaha...
Lantas, mengapa kita lebih suka menyambut hari libur daripada hari kerja?
Semangat untuk libur
Dari Jumat sore menjelang malam Sabtu adalah saat penting menyambut datangnya libur akhir pekan. Setelah lima hari bekerja, waktunya beristirahat dan melepas penat. Sebagian kita tentu sangat semangat jika libur. Tidak perlu memeras otak untuk berpikir.
Dapat bertemu lebih banyak orang