Saya atau Anda pasti mengalami. Setelah buka laptop, tidak ada yang bisa kita kerjakan. Mau menulis, kosong melompong isi pikiran. Akhirnya, waktu terbuang sia-sia.
Dengan menuliskan potongan ide pada konsep, kita telah menghargai upaya otak kita. Ia sudah berpikir keras. Merasa bersalah tentu, jika berlalu begitu saja.
Kumpulan potongan ide yang tertulis, bisa menjadi obat pula, saat kebuntuan datang. Otak hanya tinggal mengembangkan cerita dan menguatkan dasar untuk membentuk pendapat, tanpa perlu lagi menggali ide utama.
Mengingatkan pokok tulisan
Kita tidak selamanya mampu mengingat. Sesekali lupa datang. Ia menyerang pikiran dan menghapus segalanya, termasuk ide. Jika potongan ide telah tertulis, saat kita lupa, dengan mudah tinggal membukanya.
Kita diingatkan kembali pokok-pokok tulisan, ide utama, baik berupa pertanyaan atas fenomena atau ketidaksetujuan tentang pendapat orang. Ini sangat menolong. Pemantik kita mengembangkan paragraf.
Memilih sudut pandang
Dengan melihat perbendaharaan ide, kita bisa membandingkannya lewat tulisan yang serupa. Bukan dengan maksud mencari sontekan, tetapi mengembangkan ide lewat sudut pandang lain, yang belum pernah dituliskan, sehingga bacaan kita tidak membosankan.
Ada kebaruan di sana. Kekayaan bacaan semakin melimpah. Pembaca pun terasa segar dan terbukakan pikirannya dari sudut pandang baru. Kita sendiri tidak jenuh menulis, karena menyajikan yang unik.
Variasi jenis tulisan
Saya seorang cerpenis. Awalnya saya idealis, hanya menulis cerpen. Semakin ke sini, keteguhan tergoyahkan. Jujur, saya mengalami sedikit kejenuhan saat menulis cerpen. Polanya hampir sama. Itu-itu saja meskipun konfliknya berbeda.