Sepasang kekasih bernama Dina dan Bram, yang bertemu ketika menempuh pendidikan S2 di luar negeri. Mereka kemudian menikah, pulang ke Indonesia dan punya anak. Di rumah, Bram meminta Dina berhenti bekerja dan mengurus anak.
Selama kehidupannya sebagai ibu rumah tangga, Dina merasa ada kekangan dan tekanan begitu dahsyat, sehingga jiwanya terasa seperti seekor nyamuk yang dilahap laba-laba -- Bram dan anaknya. Akhirnya, Dina masuk Rumah Sakit Jiwa.
Siapa Ratna Indraswari Ibrahim?
wikipedia, Beliau adalah salah satu sastrawan berkebangsaan Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 24 April 1949 dan mengembuskan napas terakhir tanggal 28 Maret 2011 (61 tahun).
Menurut
Selama keberadaannya di dunia, beliau telah menulis lebih dari 400 karya cerpen dan novel, yang dihasilkan sejak usia remaja hingga akhir hayat. Atas keaktifannya di dunia sastra, Beliau meraih beberapa penghargaan, seperti juara tiga lomba penulisan cerpen dan cerbung majalah Femina (1996-1997), terpilih masuk dalam Antologi Cerpen Perempuan ASEAN (1996), mendapat predikat Wanita Berprestasi dari Pemerintah RI (1994), dan lainnya.
Empat ratus karya itu lahir dalam kondisi fisiknya yang sedikit tidak sempurna. Ketika kanak-kanak, Beliau terserang penyakit rachitis (radang tulang), sehingga kedua kaki dan tangannya tidak berfungsi.Â
Hal ini membuat beliau semenjak berusia sepuluh tahun, harus menjalani semua aktivitas dengan duduk di atas kursi roda. Kegiatannya menulis dilakukan lewat mendiktekan pemikirannya pada para asistennya, yang kemudian mengetiknya.
Pelajaran yang bisa dipetik
Keterbatasan fisik bukanlah hal yang mampu mengendalikan pikiran untuk tidak berkarya. Bukan pula sesuatu yang menyerap emosi kesedihan dan rasa duka berlebihan, sehingga tidak bisa menatap masa depan dengan cerah.
Beliau memilih terus berkarya. Semangat menulisnya kian membara. Beliau tidak melihat kondisi fisiknya sebagai hal yang perlu dipikirkan dalam-dalam dan ditangisi terus-terusan.Â
Beliau mematahkan keterbatasannya. Beliau memperlihatkan, dalam kondisi apa pun, wanita tetap bisa produktif. Menghasilkan karya yang menginspirasi banyak orang. Nama beliau terkenang harum sampai sekarang. Salah satu anak bangsa yang membanggakan.