Ada orang sibuk begitu dahsyat, melakukan pekerjaan kantor, sampai lembur, demi memenuhi ambisinya. Terkadang lupa istirahat dan malah stres, karena beban kerja menumpuk. Bila belum terselesaikan, menginap di kantor.
Satu sisi, kita tahu, hubungan dengan sesama, apalagi keluarga, ampuh mengurangi tekanan hidup. Berbagi kisah dengan istri, suami, atau orangtua, melihat keceriaan anak-anak, berkelakar dengan kakak dan adik di rumah, begitu efektif memperpanjang umur.
Teman-teman saya, Diari, begitu mendambakan itu. Sebisa mungkin mereka pulang tepat jam pulang kerja, agar sampai rumah masih bisa menengok anaknya. Bagi mereka, bertemu dengan keluarga adalah segalanya. Mereka rela, melepaskan uang lembur begitu saja.
Mampu berpikir jernih
Meskipun otak tidak bisa kita lihat, daya pikirnya begitu hebat. Bila diberdayakan maksimal melalui belajar, otak dapat menghasilkan logika-logika memukau yang tecermin lewat ucapan dan tulisan.
Ada orang pintar dibayar begitu mahal, untuk diminta bekerja pada perusahaan-perusahaan terkenal. Ada pula, mereka mendirikan perusahaan sendiri, karena kepandaian otak mereka.
Mereka cerdas dan berwawasan luas. Uang tidak mampu mengatur mereka. Mereka bekerja sesukanya, sesuai ketertarikan minatnya. Uang hanya bisa membuntuti dari belakang dan menjadi budak mereka. Bahkan, kepandaian mereka bisa menciptakan uang berdatangan memenuhi pundi-pundi mereka.Â
Selain itu, uang juga tidak selalu bisa menjawab masalah. Solusi bijak dari otak jernihlah yang menyelesaikannya.
Masih punya nama baik
Nama baik bagi sebagian orang begitu berharga. Dikenal sebagai orang dengan reputasi kelakuan yang bersih, tanpa cacat cela tindak pidana, tidak suka membuat onar, dan berbudi pekerti baik, tentu dihargai orang-orang.
Sebuah modal bagus untuk menjalin kerja sama, melamar pekerjaan, bahkan meminang anak orang. Sekali nama baik tercoreng, sulit untuk memulihkannya, karena itu telah merusak kepercayaan orang. Uang tidak menjamin bisa membersihkannya.