"Kapan ini Kopid sompret selesai!"
Gerutu seorang lelaki di sebuah ruangan sempit dalam rumah. Lelaki itu terlihat berulang kali menginjak timbangan, memastikan berat badannya tetap ideal. Sesekali, dia menengok televisi, memantau pergerakan penyebaran wabah Kopid.
Daerah di sekitar tempat tinggalnya sedang dilanda wabah penyakit misterius bernama Kopid. Penyakit itu gampang menular bila orang banyak berkerumun. Tidak cuci tangan, tanpa masker, apalagi sampai bersentuhan.
Lelaki itu seorang atlet. Tahun ini, sudah masuk lima tahun sejak pertama kali dia menekuni olahraga, yang digilai banyak wanita. Terkadang, ada pula pria terpincut. Oleh karena itu, setiap dia tampil, istrinya pasti menemani. Takut, nanti pindah ke lain hati.
"Wussss...Aaahhhh"
Tarikan nafas dalam-dalam dia keluarkan. Tangannya menggenggam erat kedua barbel. Diayunkan ke atas, ke bawah, berkali-kali. Urat-urat ototnya yang berwarna biru terlihat tertarik.
Lelaki itu berlatih binaraga tidak di tempat umum. Melainkan sendirian, dalam sebuah ruangan di belakang rumahnya. Dia memang bercita-cita memiliki ruangan binaraga sendiri. Kendati sempit, dia bahagia setiap berada di sana. Sekaligus tempat melarikan diri dari keluh kesah istrinya.
Ada kebiasaan unik darinya sejak menyukai binaraga. Dia mengoleksi banyak jenis cawat. Dari motif bola, gambar sarung tinju, sketsa motor gede, wanita seksi, beraneka ragam.Â
Selain untuk menutupi organ vital, itu sangat menambah kepercayaan dirinya. Â Entah kenapa, ketika tampil dan dia memakai cawat kesukaan, otot-ototnya mengeras dan dia bisa berpose maksimal di depan kamera.
Sesekali, cawat itu dipakainya berenang. Olahraga kesukaan setelah binaraga. Namun sayang, karena wabah, tempat renang umum ditutup. Hanya beberapa hotel tertentu dengan fasilitas kolam renang yang dipersilakan buka.