Kompasiana adalah media warga yang tertarik dengan dunia tulis menulis. Bisa diakses siapa saja, tanpa batasan, kecuali batasan kuota internet. Hehe...
Dulu sebetulnya, yang kubaca-baca, Kompasiana hanya diperuntukkan bagi jurnalis Kompas. Kemudian seiring berjalannya waktu, bertransformasi menjadi media seluruh warga, termasuk pula para jurnalis.
Petualanganku pribadi di sini belum terlalu lama, tetapi terlalu berharga. Sehari saja tak membaca Kompasiana, seakan tertinggal beribu informasi. Berbagai tulisan yang keren dan bermanfaat hadir di sini. Semua itu, perlahan tanpa sadar melatih kemampuan literasiku.
Kemampuan menulis dan membaca ini tak hanya dikenal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Benar, semua harus berbahasa Indonesia baik dan benar. Benar, KBBI adalah rujukan utama dalam berbahasa. Benar pula, semua mata pelajaran berbahasa.
Dalam belajar matematika, kimia, fisika, atau ilmu eksakta lainnya, semua tertulis dan disampaikan melalui bahasa. Ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, sejarah, dan lainnya, pun sama. Kita tak akan mampu mengerti semua ilmu tersebut bila membaca saja susah. Tak heran, selain numerasi, literasi disebut sebagai kompetensi dasar. Modal utama mengenal berbagai ilmu.
Peranan Kompasianer dalam Dunia Literasi
Literasi dalam Kompasiana dikembangkan oleh para Kompasianer dan pembaca di luar Kompasianer, dalam perannya sebagai guru dan murid. Sementara, kepala sekolah diambil oleh Admin.
Mengapa kukatakan kompasianer sebagai guru? Bukan mengatakan mereka menggurui, tetapi sebagian besar aktivitasnya hampir sama layaknya seorang guru.
- Berbagi ilmu
Banyak tulisan sarat ilmu dan info berharga yang amat sayang dilewatkan di sini. Dari berbagai rumpun ilmu, semua tersedia. Ada ekonomi yang berbau uang, humaniora yang kental dengan psikologinya, teknologi dengan cerita kemajuannya, hingga sastra bagi para pecinta kata.