sekolah yang telah berani menerapkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, ada pula yang masih memperbolehkan untuk belajar menggunakan media daring.
Hari ini, hari dimana tulisan ini tayang, adalah hari pertama dimulainya tahun ajaran baru. AdaSebelum hari pertama ini tiba, banyak kekhawatiran yang berkembang di antara para pemerhati di bidang pendidikan, guru, bahkan orang tua murid sendiri, terkait dengan potensi terkenanya anak murid dengan virus Corona bila belajar di sekolah.Â
Di satu sisi, keberatan akan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru pun belum kunjung usai. Bahkan, berita-berita yang disajikan, semua sepakat mengandung harap, bahwa jangan sampai di tahun ajaran baru ini, sekolah malah menjadi klaster penyebaran virus Corona. Ya, itulah beberapa permasalahan yang tersimak di beberapa diskusi pada salah satu saluran televisi nasional.Â
Anak murid memang wajib menjadi perhatian. Ketika proses pembelajaran tatap muka di sekolah dilangsungkan, dan dengan potensi kenakalan anak-anak semasa kecil yang rata-rata besar, sehingga cenderung sulit untuk mematuhi aturan protokol kesehatan yang ada, maka kewaspadaan akan mereka memang harus ditingkatkan.Â
Tetapi sadarkah kita, bahwa yang mendiami sekolah tidak hanya mereka? Ada juga pihak-pihak yang perlu diproteksi dari virus Corona, yang juga berinteraksi dengan para murid. Inilah mereka:
Guru;
Pihak pertama yang berkomunikasi secara langsung dengan murid pastinya adalah guru. Dalam belajar di ruangan, percakapan hanya terjadi antara guru dengan murid. Antar sesama guru pun, sering terjadi perbincangan tentang mata pelajaran, atau hal-hal lain tentang pendidikan dan sekolah.
Nah, dalam komunikasi tersebut, guru juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, agar terhindar dari terjangkit virus Corona, dan anak-anak yang mereka ajar juga aman kesehatannya.
Karyawan;
Selain guru, ada juga tenaga yang bekerja mengurusi administrasi sekolah. Mereka terhitung sebagai karyawan sekolah, yang kebanyakan bekerja mengurusi tata usaha sekolah, menjadi tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan masih banyak lagi.
Mereka juga ada potensi berkomunikasi dengan anak murid. Jadi, pengawasan juga berlaku terhadap kaum ini.