Mohon tunggu...
Honey Bee
Honey Bee Mohon Tunggu... Universitas Negeri Malang

Honey bee adalah seorang mahasiswa yang memiliki minat dan hobi yang kuat dalam meliput berita tentang teknologi dan energi terbarukan. Saya mungkin aktif dalam mengikuti perkembangan terkini di dunia teknologi, mulai dari inovasi terbaru dalam perangkat elektronik hingga proyek-proyek terkait energi yang ramah lingkungan. Sebagai seorang mahasiswa yang tertarik pada teknologi, mungkin saya sering mencari informasi terkini, melakukan riset, dan mengikuti perkembangan di industri tersebut. Selain itu, minat saya pada energi terbarukan menunjukkan kesadaran terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan, serta keinginan untuk berkontribusi dalam mencari solusi yang ramah lingkungan. Aktivitas saya mungkin melibatkan membaca artikel, mengikuti berita, dan mungkin juga terlibat dalam proyek-proyek atau organisasi yang fokus pada teknologi dan energi terbarukan. Kombinasi minat ini memberikan pandangan yang luas dan relevan terhadap perkembangan terbaru dalam dua bidang yang sangat dinamis dan penting ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Solusi Cerdas Deteksi Hama : Inovasi IoT Presisi untuk Pertanian Berkelanjutan

21 Juni 2025   23:25 Diperbarui: 21 Juni 2025   23:25 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prototipe Deteksi Hama (Sumber : Dokumen Pribadi )

Dalam upaya menjawab tantangan sektor pertanian modern yang semakin kompleks, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang berhasil menciptakan terobosan teknologi melalui penelitian berjudul "Pengembangan Sistem Deteksi Hama Penyakit Berbasis Intelligent IoT pada Pertanian Presisi". Penelitian ini dipimpin oleh Prof. Aripriharta, S.T., M.T., Ph.D., bersama tim kolaboratif yang terdiri dari Prof. Dr. Nandang Mufti, Ir. Arya Kusumawardana, dan Langlang Gumilar, serta melibatkan mahasiswa Andrian dan Gabrielley Ferdhiansyah Riyadi. Mitra implementasi lapangan berasal dari Madani Farm, dengan dukungan kolaborasi internasional dari Shu-Chen Cheng, Ph.D. dari Southern Taiwan University of Science and Technology (STUST).

Penelitian ini merupakan bagian dari program Penelitian Unggulan Pusat (Pusat Sains dan Rekayasa) dengan TKT 6, didanai oleh sumber dana internal UM tahun 2025 (Nomor Kontrak Deteksi Hama: 24.2.354/UN32.14.1/LT/2025). Fokus utama penelitian adalah pengembangan sistem deteksi hama secara real-time menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) yang dikombinasikan dengan image processing dan algoritma machine learning berbasis Convolutional Neural Network (CNN). Sistem ini tidak hanya mampu mendeteksi hama secara otomatis, tetapi juga terintegrasi dengan penyemprotan pestisida secara presisi dan efisien.

Melalui pendekatan ini, para peneliti merancang alat yang dilengkapi kamera beresolusi tinggi dan sensor lingkungan untuk memantau kondisi pertanian secara terus-menerus. Data yang terkumpul dianalisis secara otomatis guna mendeteksi tanda-tanda hama dan penyakit tanaman, kemudian mengaktifkan mekanisme penyemprotan pestisida hanya pada area yang terdampak.

Inovasi ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi ancaman penurunan hasil panen hingga 40% akibat serangan hama dan penggunaan pestisida yang berlebihan. Dengan sistem ini, petani dapat mengurangi dampak lingkungan, menekan biaya operasional, serta meningkatkan produktivitas lahan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).

Saat ini, sistem sedang dalam tahap validasi laboratorium dan uji lapangan untuk memastikan keandalannya serta kemudahan penerapan oleh petani di berbagai wilayah. Ke depannya, teknologi ini dapat diadaptasi di berbagai sektor pertanian lain guna membangun ekosistem pertanian cerdas yang lebih adaptif dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan yang menggabungkan teknologi tinggi, keberlanjutan, dan kolaborasi multi-pihak, penelitian ini membuktikan bahwa pertanian presisi berbasis IoT bukan lagi sekadar konsep, melainkan solusi nyata untuk masa depan pangan Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun