Mohon tunggu...
Holilur Rohman
Holilur Rohman Mohon Tunggu... Akuntan - seseorang yang suka belajar banyak hal

ingin menambah wawasan lebih luas

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potensi Green Sukuk di Paru-paru Dunia

26 November 2019   08:04 Diperbarui: 26 November 2019   08:11 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Potensi green sukuk di paru-paru dunia

 Oleh : Holillu Rohman

Sukuk adalah jamak dari kata sakk, adalah istilah Arab untuk suatu sertifikat kepercayaan dalam invenstasi syariah, pada saat beberapa tahun terakhir sukuk menjadi popular pada pasar modal. Pada saat kejayaan Islam yaitu tepatnya abad ke 13, sakk disebut-sebut sebagai sumber cek (cheque) yang berkembang di Eropa, yang mana merepresentasikan suatu kontrak atau hak atas suatu hutang.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) mendefinisikan sukuk sebagai suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten, untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin dan fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Pengembangan konsep obligasi hijau (Green Bond) pertama kali dikeluarkan oleh Bank Dunia pada tahun 2008 sebagai bagian dari "Strategic Framework for Development and Climate Change". Dan konsep ini juga sering dikaitkan sebagai jawaban atas meningkatnya permintaan investor yang ingin berinvestasi pada instrumen pembiayaan yang berhubungan dengan perubahan iklim dunia dan aksi penyelamatan bumi.

GB saat ini digunakan untuk menggalang dana dari para investor untuk mendukung program Bank Dunia dalam proyek-proyek yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.gabungan antara sukuk dan green bond disebut dengan green sukuk. Dana hasil penjualan green sukuk ini nantinya akan dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek yang masuk dalam kategori green, seperti: efisiensi energi dan renewable energy. 

Di indonesia green sukuk akan memiliki potensi yang sangat besar yang di karenakan beberapa faktor antara lain, indonesia merupakan paru-paru dunia dimana sistem green sukuk sangat cocok di kembangkan di indonesia sejalan dengan cita-cita melestarikan julukan tersebut. Pendanaan yang tergolong dalam pembiyaan green proyek banyak di lakukan di indonesia seperti wisata bahari, wisata hijau, wisata alam, dan sebagainya.

Pasar modal indonesia nantinya akan berkembang pessat seperti apa yang di sampaikan oleh ibu Robiatul Auliyah yang menyatakan bahwa "pasar modal indonesia akan mengalami kemajuan khususnya pasar modal syariah yang beriring sejalan dengan semakin banyaknya prodak prodak syariah yang di tawarkan. Serta semakin sadarnya masyarakat bahwa instrumen keuangan syariah memiliki berbagai macam manfaat dan minimnya resiko".

Dengan adanya green sukuk ini diharapkan pasar modal syariah di indonesia semakin berkembang pessat yang nantinya akan berimbas pada munculnya investasi-investasi yang akan meningkatkan perekonomian negara. Lanjut setelah itu green sukuk dapat menopang sektor kepariwisataan, kelautan dan perkebunan. Green sukuk juga dapat di terapkan dalam proyek pengentasan masalah banjir, erosi pantai dan sebagainya.

Mungkin dengan di adakannya green sukuk ini berbagai upaya juga akan dilakukan untuk mendukung pendalaman pasar dan memperluas basis investor domestik, serta meningkatkan likuiditas Sukuk Negara di pasar sekunder, antara lain melalui inovasi instrumen, penyempurnaan infrastruktur kelembagaan dan pasar SBSN, termasuk pengembangan jalur distribusinya. Selain itu Green sukuk pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan. Oleh karena itu ke depannya, green sukuk menjadi layak untuk diterbikan lagi karena dinilai cukup efisien.

Menurut saya pemerintah sangat tepat mengadakan green sukuk demi mengembangkan pasar modal syariah dan meningkatkan investasi-investasi yang nantinya akan mengembangkan perekonomian di indonesia. Tidak hanya itu green sukuk sangat berpotensi besar terhadap penghijauan kebakaran yang baru-baru ini menimpa hutan di kalimantan.

Holillu rohman (Mahasiswa Akuntansi UTM)

Robiatul Auliyah SE., MSA (Dosen Akuntansi UTM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun