Mohon tunggu...
holid satria
holid satria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nama lengkap saya adalah Nurholid Satriawan dan saat ini profesi saya sebagai mahasiswa. Saya memiliki atensi terhadap isu lingkungan yang tiap tahunnya bertambah, serta sebagai generasi mudah hal tersebut harus dipandang sebagai suatu topik yang memiliki tingkat urgensi tinggi atau harus segera disikapi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena Perubahan Iklim di Lombok dan Eksplanasi Secara Komprehsnif

13 November 2023   10:58 Diperbarui: 13 November 2023   11:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan Iklim Secara Umum

Perubahan iklim merupakan situasi dimana bumi mengalami kondisi yang tidak stabil. Dikatakan bumi mengalami kondisi yang tidak stabil karena adanya perubahan iklim tersebut tentu memicu banyak hal seperti pemanasan global, cuaca ekstrim, dan lain sebagainya. Dikatakan demikian karena memang perubahan iklim sangat merugikan beberapa aspek termasuk manusia. 

Lingkungan juga merupakan salah satu aspek yang turut terdampak akan adanya perubahan iklim ini bahkan lebih parah dari berbagai aspek lainnya. Perubahan iklim tidak terjadi secara begitu saja, hal ini dapat terjadi karena adanya aktivitas negatif manusia secara persisten maka dari itu lingkungan menjadi salah satu aspek yang terdampak. Berbagai elemen juga harus memberikan resiprositas positif agar dapat mampu menyelesaikan problematika perubahan iklim tersebut. 


Problematika dari perubahan iklim tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 


1. Emisi Gas rumah Kaca

Emisi gas rumah kaca merupakan pelepasan dari berbagai gas yang ada di bumi ini menuju atmosfer. Gas gas yang dilepaskan ke atmosfer itu tadi berasal dari kegiatan atau aktivitas keseharian dari manusia itu sendiri sehingga dari adanya hal itu serta kegiatan tersebut dilakukan secara persisten maka tentu akan menimbulkan efek gas rumah kaca dan hal itu juga sebagai faktor pertama penyebab adanya perubahan iklim. 

Penjelasan lebih komprehensif terkait dengan gas rumah kaca yakni Emisi gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer dari berbagai aktivitas manusia di bumi menimbulkan efek rumah kaca di atmosfer. Gas-gas rumah kaca itu adalah  (CO2) atau yang biasa disebut dengan karbon dioksida, selain karbon dioksida terdapat juga (SO2), (NO), (NO2),  (CH4),  (CFC). 

Yang dimana secara rinci hal diatas adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, gas metana dan klorofluorokarbon. Gas karbon merupakan penyebab utama yang menghasilkan beberapa hal yaitu pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan bakar organik lain. Diatas merupakan penjelasan gas rumah kaca dan apakah gas rumah kaca memang benar sebagai penyumbang perubahan iklim atau justru tidak.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), peningkatan konsentrasi GRK akibat aktivitas manusia itu menjadi faktor pemicu utama meningkatnya suhu rata-rata global pada  pertengahan abad ke-20. Model iklim yang dijadikan objek acuan oleh IPCC memperlihatkan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 sampai dengan 6,4 derajat celcius antara tahun 1990 dan 2100.

2. Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan kondisi dimana terdapat perubahan suhu dari normal menuju abnormal. Artinya terdapat suhu ekstrim yang sedang terjadi pada lingkup kehidupan manusia dan hal tersebut memang jauh dari kata normal karena tidak sesuai dengan kehidupan manusia sebelumnya. Sebagai permisalan saat ini terdapat suhu udara yang sangat panas dan melebihi batas normal suhu. Hal tersebut merupakan gambaran dari adanya pemanasan global. Pemanasan global pula bersumber dari hal yang tidak jauh dari aktivitas manusia seperti pabrik yang tidak menerapkan eco friendly sehingga limbah dari pabrik tersebut memicu pemanasan global. 

Seperti yang kita ketahui di Indonesia terdapat beragam pabrik dan pastinya tidak semua telah terinstalasi dengan program eco friendly. Selain dari adanya industri adapun penyumbang lain pemanasan global seperti masih banyaknya PLTU, tambang batu bara dan lain sebagainya serta hal itu harus segera ditemukan substitusinya seperti energi terbarukan.Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat ini sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir abad ke-19. 

Selain beberapa hal diatas perubahan iklim disebabkan oleh beberapa poin sebagai berikut : 

• Kerusakan lapisan ozon

• Kerusakan fungsi hutan

• Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol

• Gas buang industri.


Dampak Dari Perubahan Iklim

Dampak dari perubahan iklim tentu mengarah pada hal negatif. Tentu hal itu kompatiber dengan beberapa hal yang dirasakan sendiri oleh manusia itu serta dampak bagi alam yang dapat disaksikan bersama oleh kita semua. Perubahan iklim memang tidak pernah membawa suatu keadaan dalam hal yang positif karena memang tidak ada poin yang merepresentasikan bahwa perubahan iklim itu menguntungkan berbagai aspek, namun justru sebaliknya. Perubahan iklim tentu berdampak pada berbagai hal. Pertama perubahan iklim dapat berdampak pada ekosistem. Dikatakan berdampak pada ekosistem karena apabila perubahan iklim terjadi maka hal itu akan relevan dengan terjadinya pemanasan global yang dimana hal tersebut memicu naiknya suhu udara sehingga mengganggu ekosistem seperti biota laut dan terumbu karang. 

Dampak kedua dari adanya perubahan iklim adalah Pangan dan Hasil Hutan Diperkirakan produktivitas pertanian yang berada di daerah tropis akan mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suhu rata-rata global di antara 1-2 derajat Celcius, hingga kemudian meningkatkan resiko bencana kelaparan. Ketiga perubahan iklim tentu akan mengancam masyarakat pesisir yang dimana perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan air laut dan menyebabkan pula terjadi erosi. Poin diatas sangat merugikan masyarakat pesisir yang dimana mereka notabene memiliki mata pencaharian pada sektor laut. 

Selain 3 dampak dari perubahan iklim juga berdampak pada ketersediaan air yang semakin berkurang. Seperti yang diketahui pada wilayah tertentu karena dilanda keadaan yang gersang, dapat berdampak pula pada pemukiman warga serta kesehatan masyarakat luas. Kesehatan dalam hal ini adalah imun tubuh akan melemah karena tubuh tidak bisa menerima suhu ekstrim dan diluar kemampuannya. Hal diatas merupakan dampak dari adanya perubahan iklim.


Penanggulangan Perubahan Iklim

 Perubahan iklim memang sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir namun jika direfleksikan semua itu adalah ulah dari internal manusia itu sendiri. Apakah mereka tidak malu kalau nantinya tidak menata kembali struktur yang telah mereka ubah dan rusak. Tentu saja iya, dan adanya narasi ini bermaksud agar mengajak para manusia dan masyarakat diluar sana untuk bisa sadar dan memulai gerakan. Dengan adanya informasi ini mereka harus paham dan memulai gerakan bersama dan menerapkan langkah sederhana agar perubahan iklim tidak persisten dalam rangka menghancurkan ekosistem dan lainnya. Hal sederhana yang dapat kita lakukan sangat banyak. 

Seperti yang kita ketahui bersama faktor dari adanya perubahan iklim adalah gas rumah kaca dan salah satu gas tersebut adalah gas metana. Maka dari itu hal yang dapat kita lakukan cukup mengolah dan memilah sampah karena hal itu akan menjadi gas metana. Memilah sampah dengan jenisnya, membuat produk daur ulang, agar semua sampah tidak dibawa ke TPA. Apabila sampah masih dibawa ke TPA maka gas metana akan terus berkembang dan terus memicu perubahan iklim. Maka lakukan hal hal sederhana seperti memilah sampah membuat produk daur ulang.


Perubahan Iklim Di Lombok

Pada penjelasan sebelumnya diketahui bahwa perubahan iklim adalah situasi yang tidak menguntungkan lingkungan maupun sosial. Artinya perubahan lingkungan harus disikapi dan ditindaklanjuti oleh berbagai elemen baik itu pemuda dan lainnya hingga mengarah pada lingkup pemerintahan. Perubahan iklim juga sejatinya tidak memiliki dampak positif satu poin pun sehingga hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif dan tentu hal itu harus disuarakan bagi masyarakat luas serta harus terus disuarakan pada media sosial agar menjadi trend center sehingga penanganannya pula akan lebih cepat dilakukan serta makin banyak pula masyarakat yang sadar.

Penyebab dari perubahan iklim yang diketahui dan yang paling eksis adalah efek gas rumah kaca dan pemanasan global. Terlebih lagi efek gas rumah kaca yang dimana gas yang dihasilkan manusia cenderung banyak dan persisten di tiap harinya maka dari itu efek gas rumah kaca sebagai penyumbang perubahan iklim populer.  Salah satu gas yang dapat menyebabkan perubahan iklim adalah gas metana dan tentu gas metana termasuk dalam efek gas rumah kaca. 

Di narasi sebelumnya dijelaskan bahwa ada salah satu gas bernama gas metana dan merupakan bagian dari efek gas rumah kaca sebagai penyumbang perubahan iklim. Dalam daerah Lombok sendiri hal yang populer sebagai faktor dari perubahan iklim yaitu adanya potensi dari gas metana itu sendiri yang muncul dari TPA kebon kongok lombok barat. Perlu identifikasi lebih dalam bahwa memang benar sampah bisa memicu atau berpotensi memunculkan gas metana dan hasil dari pada itu akan berpengaruh pada atmosfer kita dan dari hal itu pula masalah dari perubahan iklim akan terus menerus bertambah. 

Sampah merupakan hasil dari manusia itu sendiri lagi dan lagi. Sampah merupakan material sisa yang telah digunakan sebelumnya oleh manusia dalam kebutuhan tertentu sehingga kehadiran sampah tentu akan bertambah tiap hari,bulan,dan tahun karena sampah sebelumnya benda yang digunakan manusia kemudian dibuang, maka dari itu segala material yang digunakan manusia saat ini akan berpotensi menjadi sampah. 

Sampah memang tidak dapat dihindari apabila membaca narasi di atas karena polanya akan terus sama yaitu manusia menciptakan material, material tersebut kemudian digunakan, lalu akan dibuang. Sampah yang kemudian dibuang akan semakin menumpuk dan pola dalam narasi diatas masih terus berjalan saat ini dan masih tidak equal dengan barang yang sustainable. Diketahui masih banyak material yang tidak sustainable dan menjadi sampah. 

Narasi diatas pula kemudian dirasakan di wilayah Lombok tepatnya pada TPA kebon kongok lombok barat yang saat ini di daerah tersebut telah terdapat gunung gunung sampah dan tentu hal itu sebagai sumber produksi dari gas metana di daerah lombok. Gas metana yang akan tercipta tentu akan menjadi ekstrim dikarenakan jumlah dari sampah yang terdapat di daerah tersebut sudah jauh dari kata normal, bahkan pihak dari TPA pun menolak adanya truk sampah yang hendak akan membuang sampah di daerah tersebut, disisi lain pula timbunan sampah tersebut masih dibiarkan di TPA. 

Adapun beberapa hal yang telah dilakukan namun terkesan nihil karena pemasukan sampah lebih banyak dari pada tindakan pengelolaannya. Beberapa hal yang dilakukan tentu berorientasi pada pengurangan debit sampah dan salah satu hal yang dilakukan adalah dengan memberlakukan penolakan truk sampah yang hendak ingin membuah sampah tersebut pada TPA kebon kongok. Tidak hanya satu atau dua truk melainkan ada 11 truk yang hendak lalu lalang menuju TPA kebon kongok. Beberapa truk yang ditolak dalam perjalanannya menuju TPA sehingga mereka membuang sampah tersebut ke TPS di kota Mataram.

Langkah tersebut secara sadar dilakukan untuk mengurangi debit sampah pada TPA tersebut karena pada hakikatnya mereka pula akan terganggu serta memikirkan dampak berkelanjutan apabila tidak ditangani dan hal itulah yang mereka mampu upayakan. Dampak dari sampah yang menggunung cukup besar bukan hanya penyakit yang akan ditimbulkan pada manusia saja melainkan lebih dari itu serta dari problematika itu tadi justru mampu memunculkan efek gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca yang ditimbulkan dari timbunan sampah adalah gas metana.

Timbunan sampah pada TPA kebon kongok sangat terbilang wajar untuk ditilik dan ditangani. Dikatakan demikian karena per harinya TPA tersebut bisa menerima 180 ton sampah dan apabila dibiarkan secara terus menerus maka akan terjadi hal besar yang tentu berdampak luas bagi berbagai elemen. Maka tidak heran jika saat ini pihak dari TPA pun melakukan pemberhentian distribusi sampah ke TPA kebon kongok karena memang TPA tersebut juga sudah terbilang penuh karena faktor diatas serta apabila diteruskan maka akan berakibat fatal. Lebih jelas lagi hal itu telah berlaku pada tahun 2023 ini yang dimana per harinya TPA kebon kongok pasti mendapat kiriman sampah sebesar 180 ton sampah. 

Maka dari itu TPA kebon kongok sempat ditutup pada agustus 2023 kemarin. Masalah serupa pula terjadi pada tahun 2022 kemarin yang dimana sumber dari mengapa timbunan sampah pada kebon kongok tentu berawal pada tahun tahun sebelumnya sehingga menjadi masalah besar di tahun ini. Pada 2022 kemarin tercatat distribusi sampah yang diarahkan ke TPA kebon kongok sebesar 300-400 ton. Lalu bagaimana urgensi fenomena di atas dengan perubahan iklim ? Tentu perubahan iklim disebabkan oleh beberapa hal seperti yang telah dijelaskan pada narasi diatas dan di awal artikel yaitu dari emisi gas rumah kaca termasuknya adalah gas metana. Gas metana adalah gas yang mampu muncul dari berbagai hal dan salah satunya yaitu timbunan sampah. 

Timbunan sampah sangat pasti akan memunculkan potensi dari gas metana tersebut. Seperti yang diketahui 1 ton sampah san bisa menimbulkan 50 kg gas metana untuk kemudian berdampak pada atmosfer. Kemudian ditelisik lebih jauh lagi apabila dikomparasikan ke TPA kebon kongok yang dimana perharinya mendapat kiriman 180 ton sampah serta hingga saat ini jumlahnya mungkin lebih daripada itu. Lalu berapa kg gas metana yang ditimbulkan ? Tentu saja sangat amat banyak untuk kemudian hal itu berkontribusi dalam perubahan iklim di Lombok melalui gas metana. Maka tidak heran telah banyak gerakan yang dilakukan. Namun hal itu memiliki skala yang besar dan umumnya dilakukan pada ranah pemerintahan. Sebagai masyarakat pula tentu harus dilakukan sebuah penanganan. 

Selain sampah sebagai pelopor dari gas metana adapun kotoran ternak juga turut sebagai pelopor dari gas metana. Contohnya adalah hewan ternak sapi yang dimana hewan ternak tersebut terbukti memiliki gas metana (CH4). Lalu korelasinya dengan perubahan iklim di Lombok tentu saja ada. Sebenarnya hal ini bukan penyebab terjadinya perubahan iklim di Lombok melainkan penyebab terjadinya perubahan iklim di lombok hanya masalah sampah yang kemudian menciptakan gas metana. Sama hal juga dengan kotoran sapi yang bisa memunculkan gas metana. 

Jadi masalah kotoran sapi di Lombok tidak menyebabkan suatu hal yang memicu perubahan iklim karena masyarakat disini memanfaatkan kotoran sapi dan mungkin hal ini bisa dijadikan informasi untuk pengurangan gas metana dari hewan ternak seperti sapi.  Sapi merupakan hewan yang berkontribusi dalam menimbulkan gas metana namun di Lombok sangat memanfaatkan kotoran sapi agar tidak dibiarkan begitu saja. Apabila dibiarkan begitu saja maka tentu akan memicu gas metana. Namun ada suatu fenomena unik yang terdapat di lombok yang dimana sebagian dari masyarakat setempat memberlakukan atau mulai untuk memanfaat kotoran sapi tersebut untuk campuran material pada semen. Hal itu bukan termasuk fenomena baru melainkan telah ada sejak dahulu kala dan masih dipertahankan hingga saat ini. 

Dapat Dikatakan hal diatas unik sekaligus menyelamatkan lingkungan dari adanya gas metana. Mengapa tidak ? Jikalau ada kotoran sapi yang dihasilkan pada hewan ternak tentu akan berpengaruh pada lingkungan, namun mereka justru mengolahnya dalam campuran semen serta dijadikan bahan untuk rumah mereka dan hal itu menyelamatkan lingkungan secara tidak langsung dan maka dari itu tradisi ini harus terus eksis dan dipertahankan. Pencegahan sebenarnya dapat dilakukan dengan sederhana agar kita tidak menyumbang gas metana dari sampah yang kita buang.  Pertama melakukan program di lingkup kecil seperti rumah dan lingkungan sekitar agar dapat memilih dan memilah sampah mereka untuk dikelola dan dijadikan suatu hal yang lebih bernilai. 

Hal itu dapat mengurangi timbunan sampah yang terdapat pada TPA kebon kongok selain itu juga akan berpengaruh pada defisit angka pemicu gas metana di daerah lombok sebagai bentuk dari adanya perubahan iklim disini. Dengan adanya hal itu TPA di kebon kongok juga akan normal sebagaimana mestinya. Maka dari itu saya melakukan inisiatif diatas untuk mengurangi timbunan sampah yang ada pada TPA kebon kongok. Tentu itu adalah tips sederhana serta dari adanya narasi ini semoga banyak yang mau untuk ikut melakukan implementasi.


Tips Dan Trik Gerakan Pencegahan Perubahan Iklim


Melakukan Pemilahan Sampah

Tips pertama adalah melakukan pemilahan sampah. Telah disinggung pada penjelasan sebelumnya bahwa sampah memang menghasilkan gas metana dan hal itu tidak baik untuk keberlangsungan lingkungan. Maka dari itu timbunan sampah harus dikurangi dalam TPA tertentu khususnya di lombok karena memang hal tersebut menghantarkan hal negatif secara persisten. Kita sebagai generasi muda pun harus turut melakukan aksi dan tidak hanya mengandalkan serta menunggu orang lain bergerak, seharusnya kita yang tentu membuat gerakan untuk hal itu.  

Gerakan sederhana yang dapat dilakukan atau langkah kecil yang dapat dilakukan yaitu dengan cukup mengumpulkan sampah yang dapat diolah kembali serta memilah sampah itu tadi untuk kemudian dimanfaatkan serta dijadikan suatu produk yang memiliki valuasi. Hal itu tentu mungkin terjadi dalam diri kita mampu untuk berdedikasi. Langkah diatas juga sangat membantu lingkungan untuk menjadi lebih stabil lagi walaupun hal yang dilakukan terkesan memiliki skala kecil, namun dengan kuantitas masyarakat yang turut mengaplikasikannya hal itu tentu akan menjadi dampak yang begitu besar, sehingga mengumpulkan dan memilah sampah adalah satu tindakan yang efektif serta peran pemuda akan hal tersebut adalah turut untuk menyebarluaskannya.


Bekerjasama Dengan Bank Sampah

Tips kedua adalah bekerja sama dengan organisasi, komunitas lingkungan, dan bank sampah lokal tentunya. Tidak hanya memilah sampah untuk dijadikan sebuah produk atau hal lain yang memiliki valuasi, namun sampah yang dikumpulkan juga dapat diserahkan atau disetorkan kepada bank sampah terdekat. Hal ini tentu akan mengurangi debit sampah yang nantinya akan dikirim ke TPA, khususnya TPA kebon kongok karena sejatinya di bank sampah ini semua sampah yang ada akan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua dan lingkungan. 

Hal ini pula merupakan gebrakan baru agar kita semua sadar bahwa kondisi lingkungan saat ini dapat dikatakan krisis sehingga akan lebih baik jika sampah yang ada atau telah terkumpul tidak dibuang ke TPA melainkan dipilah serta kemudian dapat juga untuk disetorkan ke bank sampah terdekat. Tentu hal ini akan cukup membantu lingkungan serta dari narasi ini kita seharusnya bergerak dan bertindak untuk lingkungan kita.





Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun