Mohon tunggu...
Franciscus Tamba
Franciscus Tamba Mohon Tunggu...

Manusia biasa yang berusaha menghargai seluruh hadiah yang diberikan kepadanya, khususnya HARI INI! Blog Pribadi lifeisgift.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Bukan Orang Miskin, Tapi Saya Juga Bukan Orang Kaya!

3 April 2012   05:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ribut-ribut kenaikan BBM kali ini mengusik perhatianku. Saya yang biasanya langsung teriak tidak setuju, mencoba untuk memahami argumen dari sisi pemerintah. Apalagi dengan adanya e-book yang sengaja dibuat untuk menggambarkan secara gamblang alasan-alasan dibalik kenaikan BBM. Sayang orang sudah kadung tidak percaya lagi dengan pemerintahan SBY sehingga usaha segelintir orang di pemerintahan untuk berbuat kebaikan bagi bangsa ini rusak oleh berbagai kepentingan.

Senang akhirnya bbm tidak jadi naik sehingga rakyat kecil tidak semakin terhimpit kehidupan ekeonominya, walau sebenarnya golongan menengah ke atas yang lebih menikmati keputusan tersebut. Tapi bukan itu yang hendak saya utarakan di sini. Saya yang selama ini sudah termakan oleh slogan-slogan pemerintah bahwa bbm bersubsidi hanya untuk rakyat kecil dan sudah sekian lama menggunakan bbm tak bersubsidi terkaget-kaget melihat kenaikan harga bbm tak bersubsidi. Saat ini sudah melampaui harga 10.000 perak. Saya memang bukan orang miskin, tapi saya juga bukan orang kaya yang memiliki mobil mewah dan sanggup membeli bbm tak bersubsidi semau saya. apakah saya, sebagai warga negara, tidak layak menerima subsidi dari pemerintah?

Hal yang lain, adalah saya harus membiayai pengobatan cuci darah istri saya, dimana benefit rawat jalan dari kantor hanya mampu membiayai 3 bulan pertama. sisanya harus saya bayar sendiri. cukup berat karena saya bukan orang kaya. setiap bulan pengeluaran lebih besar dari penerimaan. tabungan tergerus. Pemerintah memang menyediakan jamkesmas dan jamkesda. tapi kembali itu hanya untuk orang miskin. dan saya tidak miskin. tapi saya tidak kaya!

Jadi ada dua plihan: apakah saya menjadi kaya atau saya menjadi miskin. Untuk yang pertama sulitnya bukan main, apalagi untuk orang jujur seperti saya (cmiiw). Pilihan kedua mungkin lebih bisa saya ambil. tinggal menunggu semua tabungan habis, maka jadilah saya orang miskin yang begitu diperhatikan oleh negara tapi ngga sadar bahwa dirinya diperhatikan. Jadi selama semua ini belum berubah, mari kita gunakan premium dan berlomba mengambil jamkesmas dan jamkesda. Semoga Tuhan memberkati negara ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun