Mohon tunggu...
Husni Fatahillah Siregar
Husni Fatahillah Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Corporate Communication - Tennis Addict

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Diplomasi ala Pendamping Diplomat: Bukan Sekadar di Belakang Layar

7 Desember 2021   11:45 Diperbarui: 7 Desember 2021   18:52 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diplomat | DSumber: Pexels/August de Richelieu

DSA umumnya memiliki program kerja yang dapat memberikan kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi tidak hanya dengan masyarakat lokal namun juga tokoh publik dan berpengaruh, sehingga keanggotaan di DSA ini dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk lebih memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia. 

Para pendamping tentunya dapat berkoordinasi dan bersinergi dengan KBRI terkait program atau kegiatan yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan keanggotannya di DSA.

Menjadi Duta Budaya

Para pendamping diplomat bisa ikut mengambil peran dan mendukung setiap kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh KBRI. 

Misalnya di setiap KBRI umumnya memiliki koleksi alat musik tradisional seperti angklung dan gamelan, serta memiliki grup penampil. 

Nah, para pendamping dapat memainkan peran diplomasi sebagai salah satu penampil diberbagai pertunjukan seni dan budaya yang tentunya melibatkan masyarakat lokal. 

Kesempatan bertemu dan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal menjadi media untuk memperkenalkan Indonesia. 

Tentunya tidak terbatas dengan menjadi penampil saja, karena KBRI pasti memiliki beragam kegiatan seni dan budaya untuk lebih menggaungkan Indonesia yang dapat dioptimalkan oleh para pendamping untuk ambil bagian dalam diplomasi seni dan budaya. 

Diplomasi Kuliner

Pendamping diplomat khususnya para istri yang tergabung dalam organisasi Dharma Wanita Persatuan di KBRI, menjadikan kuliner sebagai media utama dalam kegiatan diplomasi. 

Ibarat pepatah lama mengatakan cinta berawal dari perut naik ke hati, maka melalui sajian hidangan khas Indonesia yang otentik dan lezat diharapkan dapat menumbuhkan keingintahuan masyarakat lokal akan Indonesia hingga akhirnya jatuh cinta dengan Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun