Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Generasi Cerdas 4.0

31 Oktober 2019   14:59 Diperbarui: 31 Oktober 2019   15:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via Indovoice

Kalau tidak salah ingat, dulu waktu kecil saya pernah mendengar guru saya berkata, "Migrasilah kalian (rakyat Tiongkok) ke seluruh dunia, bekerjalah di sana, ciptakan penghasilan dari negara lain. Tapi setelah uang terkumpul, kembalilah pulang, bangunlah negara kalian dengan hasil dari negara lain." 

Dan lihatlah, orang-orang Tiongkok hampir tersebar di negara manapun, mereka menjadi tenaga kerja asing, mengenyam pendidikan di negara lain, hingga berkarir di negara lain. Tapi mereka tidak melupakan identitas mereka sebagai rakyat Tiongkok, walau di luar sana mereka sering mendapatkan perlakuan rasis dari penduduk lokal.

Hemat saya, kenapa pemerintah tidak memotivasi rakyatnya agar bisa berkembang seperti Tiongkok? Saya tahu, pemerintah pasti sudah pernah melakukan itu. Tapi yang menjadi pertanyaan, sudah sesering apa? Pada kenyataanya malah rakyat Indonesia setiap harinya mengkonsumsi acara-acara nir faedah di televisi, pada kenyataannya malah rakyat Indonesia setiap harinya menghabiskan waktu produktifnya untuk hal-hal yang tidak penting dengan bermalas-malasan, dlsb.

Lalu, apa yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini? Teruntuk kalian semua yang masih terus berjuang agar mendapatkan pekerjaan namun tak kunjung diterima di perusahaan yang kalian tuju, jangan bersedih dan berkecil hati. Kenapa? Dunia ini teramat luas, dan dengan luasnya dunia, tentunya terdapat banyak sekali hal-hal yang perlu digali, dipelajari, dimanfaatkan, agar kalian mendapatkan income dan dapat melanjutkan hidup. Tidak ada yang salah dengan berdagang, karena dengan berdagang, artinya kalian menjadi bos bagi diri kalian sendiri. 

Bicara masalah modal, setiap usaha pasti memerlukan modal, tapi jika kalian sudah niat, dengan modal berapapun pasti akan tetap bisa survive. Tidak perlu mempertahankan gengsi, karena jika kalian masih tetap menjujung tinggi gengsi, maka hidup kalian tidak akan pernah berubah. Coba lihat, banyak sekali anak-anak muda yang mulai berdagang, menyingkirkan gengsi mereka, misalnya dengan membuka angkringan.

 Ada juga penjual biting keliling yang menggunakan jas seperti pekerja kantoran, itu karena merupakan strategi marketing agar dagangan mereka laku. Dan apakah mereka gengsi? Tidak. Saya rasa banyak sekali contoh pemuda/i yang tidak lagi memikirkan gengsi dan memilih untuk berdagang demi menyambung hidup. Fakta membuktikan bahwa berdagang dalam skala kecil/menengah merupakan bidang usaha yang minim terkena efek inflasi/krisis moneter.

Sebagai penutup dalam tulisan ini, saya akan menekankan perihal gengsi. Tidak perlu terlalu selektif dalam mencari pekerjaan, karena saingan kalian teramat banyak. Tidak ada salahnya menurunkan gengsi kalian agar bisa tetap melanjutkan hidup tanpa bergantung pada warisan orangtua. Karena apa? Karena orangtua pasti akan mati, meninggalkan kalian walau kalian dalam keadaan sekarat sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun