Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kobaran Aksi Massa

28 September 2019   06:46 Diperbarui: 28 September 2019   07:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Hara Nirankara

Ada yang menarik dari rentetan demo penolakan RUU kontroversial yang dilakukan oleh Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sejak 23 September 2019 kemarin. Saya pribadi mengapresiasi keputusan BEM SI yang menolak untuk menghadiri undangan dari Presiden Jokowi di Istana. 

Kenapa saya mengapresiasi keputusan itu? Karena saya sendiri merasa putus asa jika akhirnya BEM SI menerima undangan dari Presiden Jokowi untuk datang ke Istana. 

Saya merasa usaha dari ribuan massa akan berakhir dengan percuma karena, setahu saya, pihak istana pasti akan melakukan "loby" dengan BEM SI agar menghentikan aksi terkait RUU yang kontroversial.

Urusan loby-meloby ini saya rasa sudah sering terjadi tatkala perwakilan mahasiswa mendapatkan undangan ke Istana. Saya pikir contohnya sudah banyak di masa yang lalu, di mana pada akhirnya perwakilan mahasiswa mendapatkan "tawaran" untuk X hingga dijamu selayaknya seorang hero sehingga akan membesarkan kepala perwakilan mahasiswa. 

Perkara loby-loby-an inilah yang membuat saya menolak mentah-mentah segala retorika yang dikeluarkan oleh pentolan-pentolan Partai Solidaritas Indonesia. Anak-anak muda jiwa idealisme-nya masih setengah matang. 

Mereka bisa saja dengan lantang menyuarakan perubahan, menuntut ini itu bla bla bla, tapi setelah disodori segepok uang? Sebuah jabatan? Apakah mereka masih akan tetap bertahan dengan idealisme-nya masing-masing? 

Malahan jika "deal" antara anak muda yang idealisme-nya masih setengah matang dengan Pemerintah berjalan dengan mulus, kobaran api yang dulu dibawa oleh anak muda itu akan lekas padam dan tak bisa untuk berkobar kembali.

Begitu juga apabila BEM SI menerima tawaran Presiden Jokowi. Saya khawatir jika nantinya BEM SI akan diberikan berbagai opsi serta imbalan asalkan lautan massa itu bisa lekas surut, atau bahkan tidak bisa untuk bangkit lagi.

Saya sendiri merasa bangga ketika BEM SI menawarkan opsi untuk diskusi secara terbuka bahkan hingga disiarkan oleh tv nasional. Entah mengapa dari sekian atau puluhan bahkan jutaan mahasiswa, saya merasa baru kali ini melihat perwakilan mahasiswa yang jiwa pemikirannya tidak bisa ditawar dan diganggu gugat.

Menurut saya pribadi, tidak ada salah dan ruginya Presiden Jokowi menuruti kemauan dari BEM SI. Saya pikir malah, inilah saatnya Presiden Jokowi memperlihatkan keseriusan beliau dalam memimpin Indonesia. Presiden Jokowi harus bisa mengembalikan kepercayaan publik kepada beliau dengan menghadiri diskusi/pertemuan terbuka dengan BEM SI. 

Bagi saya, mungkin inilah saatnya Presiden Jokowi harus membuktikan omongannya sendiri tentang janji-janji yang pernah beliau ucapkan, bahwa beliau bukanlah seorang Presiden Boneka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun