Aku melihat dunia ini begitu fana yang diselimuti oleh materialisme. Orang-orang biasa saling cekcok. Orang-orang yang sedikit tak biasa sibuk merampok. Dan orang-orang yang tidak biasa semakin gemar berbohong. Dan muncullah pertanyaan "kenapa?". Kenapa banyak sekali orang yang sibuk mengurusi hidup orang lain. Hingga kenapa Tuhan menciptakan manusia-manusia keparat seperti mereka.
Tidak bisakah Tuhan menciptakan yang lebih baik? Kejenuhan saya sudah melebihi batas. Sedangkan jika saya membiarkannya, saya bisa ikutan gila. Maka cara terbaik yang bisa saya lakukan adalah dengan mengasingkan diri. Dan bagaimanakah saya mengasingkan diri? Yaitu dengan menulis. Menulis tentang kehidupan. Menulis tentang pola pikir manusia. Menulis tentang manusia. Menulis tentang konsep keTuhanan.
Menulis tentang benar dan salah. Lalu setelah saya selesai menulis dan membiarkan kalian membacanya, saya akan menemukan berbagai macam reaksi. Tetapi saya sama sekali tidak tetarik untuk terjun dalam urusan persepsi. Dalam benak saya "terserah kalian ingin bereaksi seperti apa. Itu hak kalian sendiri."
Saya lebih suka diam. Mengamati. Dengan seperti itu saya akan menemukan sebuah ide baru yang nantinya akan saya tuliskan kembali. Saya lebih suka membolak-balikkan logika orang lain tanpa sudi untuk ikut bersamanya. Bagi saya hidup ini teramat menyedihkan bila harus diisi dengan mengkonsumsi omongan-omongan setan macam kalian. Saya akan sangat menyesal bila harus meladeni segala bacotan kalian. Sedangkan di luar sana masih ada banyak hal yang lebih berguna daripada membantah argumen kalian satu per satu.
Lalu, apa sih inti dari tulisan ini? Inti dari tulisan ini sebenarnya sederhana. Inti dari tulisan ini seperti konsep Manunggaling Kawulo Gusti Syekh Siti Jenar. Inti dari tulisan ini adalah bagaimana caranya kalian untuk menjinakan diri sendiri [sehingga pembawaannya lebih kalem] sebelum kalian menjinakan orang lain [yang bisa menerkam kalian]. Saya  yakin, akan ada banyak pembaca  yang tidak akan paham dengan tulisan ini.
Saya memaklumi. Ibarat kata, kalian tidak akan paham dengan ilmu ekonomi jika basic kalian dari teknik mesin. Sama halnya dengan Sarjana Starta 1 yang memaksakan untuk membantah/mendebat seorang Profesor. Atau yang lebih ekstrem, ibaratnya orang syariat yang mengkaji maqom, hingga tasawuf. Kalian tidak akan pernah paham dengan tulisan ini tanpa mencari tahu terlebih dahulu tentang konsep hidup ala Syekh Siti Jenar. Dan juga konsep hidup ala Semar dan Dewa Siwa.