Presiden Indonesia, Joko Widodo secara resmi mengumumkan dua orang warga Depok, Jawa Barat yang telah positif terinfeksi covid-19 pertama di Indonesia (2/3). Kasus pertama ini diumumkan setelah kurang lebih tiga bulan dari kemunculan virus covid-19 di Wuhan, China. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa penyebab utama mereka terinfeksi adalah karena keduanya telah melakukan kontak fisik dengan warga negara Jepang. (CNN, 2020)
Semenjak pengumuman pertama tersebut, kasus terjangkit virus corona (covid-19) di Indonesia terus bertambah signifikan hampir pada setiap harinya. Dilansir dari Kementrian Kesehatan, berikut data penambahan kasus terinfeksi per hari di Indonesia.
Kasus ini tidak berfokus pada satu wilayah saja, namun telah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Tercatat pada 22 Maret 2020, kasus virus corona (covid-19) ini telah mewabah sebanyak 17 provinsi Indonesia, antara lain: Â
)Virus corona ini telah menjangkit hampir seluruh negara di dunia. Pada 25 Maret, total terdapat 471.407 orang di seluruh dunia yang telah positif terinfeksi, 21.287 orang meninggal dunia, dan 114.051 orang dinyatakan sembuh. Persentase kesembuhan akibat virus ini telah mencapai 24,18%.Â
Akibat dari penyebaran virus dari orang ke orang yang sangat cepat, beberapa pemerintah di berbagai negara memberlakukan lockdown. Diberitakan bahwa Indonesia akan memberlakukan lockdown karena penyebaran virus corona, lalu apa dampak diberlakukannya lockdown di Indonesia?Â
Apakah akan berdampak ke perekonomian? Pemerintah di berbagai negara memberlakukan lockdown. Diberitakan bahwa Indonesia akan memberlakukan lockdown karena penyebaran virus corona, lalu apa dampak diberlakukannya lockdown di Indonesia? Apakah akan berdampak ke perekonomian?
Pengaruh penyebaran virus corona di Indonesia terhadap perekonomian
Pengumuman pertama kasus corona di Indonesia ini berpengaruh terhadap perekonomian terutama terhadap sektor pasar keuangan.Pada 24 Maret 2020, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 16.568 dan kurs beli Rp 16.403.Sedangkan pergerakan IHSG menurun sebesar 1,3 persen atau sebesar 51,88 poin ke level 3.937,63 pada hari yang sama akibat banyaknya investor yang melakukan aksi jual bersih.
Virus corona berdampak pada perilaku para investor terhadap kepemilikan investasi uang cenderung menjual (outflow) dan selalu dipantau oleh BI. Terdapat tiga intervensi yang dilakukan BI yang mencakup Intervensi di pasar Spot Rupiah, intervensi melalui pasar forward (Domestic NDF) dan intervensi melalui pembelian SBN yang dilepas oleh investor asing. BI membeli dari pasar sekunder sampai dengan 27 Februari 2020 sebesar Rp 100 triliun.Â