Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana Mahasiswa untuk melaksanakan KKN didaerah asalnya masing-masing dan berbasis online dalam bidang pendidikan dan masyarakat.
Pertambahan pengguna internet pada tahun ini bertambah 23.5 Juta dibandingkan pada tahun 2018, dengan pertambahan kemelekkan rakyat Indonesia terhadap internet belum berarti mereka mengerti dengan benar penggunaan internet dalam pembelajaran online yang dilaksanakan sekolah.
Pembelajaran daring, Work From Home yang dilaksanakan berskala internasional menyebabkan stress pada jaringan internet di seluruh dunia karena infrastruktur yang belum memadai untuk skala yang jauh lebih besar dibanding sebelum-sebelumnya pada bulan maret, tetapi dalam waktu 1 bulan terselesaikan.
Bidang Pendidikan merupakan hal yang paling terkena dampak sehingga digunakanlah alternatif yang paling baik dengan keadaan saat ini, dimana COVID-19 merupakan penyakit yang bertransmisi dari manusia ke manusia sehingga interaksi dalam kelompok yang besar tidak bisa dilakukan, yaitu pembelajaran daring.
Pembelajaran daring merupakan alternatif yang sangat memungkinkan dan merupakan masa depan sehingga terjadinya proses belajar mengajar tanpa adanya kontak secara luring menghindari penyebaran virus corona, akan tetapi banyak kendala yang dialami oleh guru dan murid.
Naufal Al-Hakim, merupakan salah satu mahasiswa melaksanakan program KKN bekerjasama dengan SMPN 3 Tangerang Selatan melakukan kegiatan yang berfokus kepada guru dan siswa dengan memberikan pendampingan.
Setelah berdiskusi dengan beberapa guru, meilhat secara langsung, dan membantu beberapa tugas yang berada pada sekolah SMPN 3 Tangerang Selatan, banyak kendala yang dihadapi oleh guru, siswa maupun orang tua siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran menggunakan perantara yaitu Zoom, Google Classroom dan Jeruedu. Dimana Zoom Meeting membutuhkan murid untuk secara langsung bertatap muka dengan teman-temn satu kelas bersama guru mata pelajaran tersebut. Tidak banyak siswa pada saat jam pelajaran menggunakan Zoom tidak datang pada waktu yang tepat dan ada juga yang tidak datang sama sekali dikarenakan tidak memiliki perangkat seluler milik siswa sendiri.
Beberapa siswa juga menggunakan ponsel cerdas milik orangtua mereka dan harus bergantian dengan adiknya yang juga memiliki kelas daring secara bersamaan sehingga harus mengalah satu dengan yang lainnya, dengan kondisi seperti ini guru juga membuat pembahsan materi dalam bentuk video yang diunggah unggah ke YouTube sehingga setiap siswa dapat mengakses tanpa harus bertatap muka, akan tetapi dalam pembelajran ini daya serap siswa sangat kurang dibandingkan kelas secara luring pada umumnya dikarenakan kurangnya pantauan secara langsung dari guru meskipun guru sudah meminta kerjasama yang lebih tinggi agar siswa terpantau, akan tetapi banyak dari orang tua juga memiliki pekerjaan sehingga memberikan tanggung jawab seutuhnya pada siswa.
Pengumpulan tugas yang tidak tepat waktu juga merupakan salah satu kendala pada saat peniaian dimana guru ingin mengetahui seberapa besar daya serap murid pada suatu materi sehingga tidak terpantau, akan tetapi beberapa siswa ada yang menanyakan via whatsapp pribadi bagian mana yang ia tidak bisa sehingga menjelaskan satu persatu via pribadi yang tidak efektif dibandingkan dengan menjelaskan kepada semuanya seperti dikelas.
Memang pembelajaran daring merupakan masa depan kelas dikarenakan kemudahannya dalam belajar mengajar tetapi karena kurangnya rasa tanggung jawab dari siswa dan tidak semua siswa memiliki perangkat selulernya masing-masing membuat pembelajaran daring belum bisa diterapkan seutuhnya.