Mohon tunggu...
Hizriansyah Al Hijr
Hizriansyah Al Hijr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Bima

Public Health || Occupational Health and Safety || Health management information system || Environmental Health || Part of Nusantara Sehat, Papua || FB Id : Hizriansyah Al Hijr || IG id : hizriansyah_alhijr || Dena, Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adakah Peluang Nusantara Sehat Diberi Formasi Khusus?

6 Desember 2018   12:12 Diperbarui: 6 Desember 2018   15:30 1767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-5 Desember adalah Peringatan Hari Relawan Sedunia. Dan kami tulis ini untuk mengucapkan selamat hari relawan kepada seluruh generasi Nusantara Sehat (Tim Based Puskesmas Mare, Maybrat, Papua Barat). - 

Beberapa hari terakhir ini, "kompetisi" yang di gulirkan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara cukup hangat dibicarakan, bahkan cukup ramai peserta yang berkompetisi (maaf, saya tidak dapat data real nya). Beberapa generasi Nusantara Sehat pun tak mau ketinggalan mengambil bagian dalam "berlaga" demi kepastian kehidupan yang berkelanjuntan.

Pada kesempatan yang lain, di media online yang sudah di publish dua tahun silam dituliskan bahwa "Relawan Nusantara Sehat merupakan murni pengabdian, karena ditawarkan PNS pun tidak!" Ujar Ibu Murti Utami.

Pertanyaannya adalah apakah para generasi Nusantara Sehat tidak menginginkan PNS? Apakah benar hanya sebatas murni pengabdian? Penghargaan sebatas hak Gaji diatas UMR? Benar demikian?

Anda tau? Bak sebuah magnet yang sedang menarik segala benda disekitarnya. Ratusan aktivitas (pada orang-orang yang saya kenal) yang secara berbondong-bondong keluar dari berbagai aktivitas pengabdiannya. Tak peduli sulitnya jangkauan kendaraan, akses yang lumpuh, medan yang sulit, terancamnya jiwa. Anda tau untuk apa?

Ikut seleksi Calon Pegawai Negeri sipil!

Hanya untuk memastikan diri ikut "berlaga" dalam kompetisi ini. Saya pastikan banyak sumber daya yang dikorbankan.

Lalu, siapa mereka?

Anak-anak negeri yang sudah "dilabelkan" dengan sebuah nama Nusantara Sehat. Yang hari ini, sedang meyakinkan jutaan bahkan ribuan masyarakat pelosok bahwa negera tidak tinggal diam terhadap pelayanan kesehatan didaerah-daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.

Bukankah ini menunjukkan bahwa ada banyak harapan generasi Nusantara Sehat ingin jadi ASN?

Dalam rapat dengan DPR saat menyingkapi soal demo Honorer K2 tempo lalu, Menteri Pan-RB mengungkapkan "Bahwa kita tidak boleh menafikkan orang-orang yang berjasa dan berkeringat kepada bangsa dan negara ini"

Bagaimana dengan Nusantara sehat? Tidak termasukkah dalam golongan yang dimaksudkan diatas?

Memang betul, tugas kita saat ini adalah fokus mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Tak muluk-muluk, setidaknya para manusia yang berada dalam lingkaran NKRI di pelosok-pelosok negeri ini mengenal hidup sehat, mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dan memastikan mendapatkan pelayanan dan perlakuan pelayanan kesehatan yang sama dengan di kota. Health for All and all for health.

Apakah itu mudah?

Tidak! Tak jarang 'digunjing' dan 'jauhi' adalah jalan yang diterima. Kenapa bisa demikian? Ada banyak yang merasa terancam dengan hadirnya tim dalam program ini. Yang seharusnya di jadikan sebagai pembaharu semangat dalam mengakselerasi program, namun sebagian pihak melihat bahwa nusantara sehat adalah "mata-mata" kementerian Kesehatan dalam melihat fakta lapangan dalam pengelolaan puskesmas. Maka sekali saja salah dalam menempatkan diri, 720 hari anda akan terancam tertekan. Anda pasti paham maksudnya kan? (Saya tak mau bahas soal 'tikus' dan  'kupu-kupu'!) 

NUSANTARA SEHAT DAN SM3T

Anda pasti sudah paham tentang Nusantara Sehat kan? Jika belum, silahkan manfaatkan mbah google. 

Bagaimana dengan program SM3T? Anda pernah dengar kiprahnya? 

Tepat dua (2) tahun yang lalu, saya pernah mendengar kiprah program SM3T. Hari ini, jujur saya sudah tidak mendengar kiprahnya lagi. Entah, apakah karena faktor saya saat yang tidak memiliki akses informasi atau memang sudah ada kebijakan lain dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saya masih ingat. Melalui seorang teman saat itu, yang juga terlibat dalam program SM3T. Ia menceritakan bahwa program ini adalah program pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) selama satu (1) tahun.

Melalui ia juga, yang mengutarakan bahwa seusai mengikuti program SM3T ini secara otomatis akan di ikutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan juga akan disediakan jalur khusus CPNS.

 Anda tau yang apa yang menariknya?

Anda pasti paham! Yup, disediakan jalur khusus CPNS. Apakah ini fakta?

Dengan segala keterbatasan akses internet di tempat tugas saya saat ini, saya hanya bisa menemukan beberapa pernyataan di media online yang sudah di publish beberapa tahun silam. Salah satunya adalah ungkapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir "kami akan mengangkat para guru yang telah mengabdi melalui Program SM3T diseluruh wilayah Indonesia, yaitu sekitar 6 ribu orang menjadi CPNS tahun ini."

Bagaimana dengan Nusantara Sehat?

Apakah tidak bisa demikian?

Namun, kenapa harus ASN?

Setiap diantara kita memiliki budaya, cara pandang, impian dan cita-cita yang berbeda. Ada yang menghabiskan separuh perjalanan karir dalam hidupnya untuk mengejar menjadi ASN (yang beberapa hari lalu ramai Honorer K2 menyuarakan harapannya, bukankah mereka bagian dari itu?), ada yang tak mau "diatur" regulasi ASN yang yang dirasa dirinya sangat kaku (tidak ada kebebasan), ada yang lebih suka berwirausaha, bergabung dengan swasta, menjadi dosen dan lain-lainnya. Dan semua itu adalah hak dari masing-masing personal. 

Bahkan, dibeberapa daerah terutama pedesaan indikator kesuksesan seseorang adalah PNS. Sehingga "kompetisi" menjadi ASN adalah hal yang sedang dinanti banyak khalayak.  Dan itu, tak bisa disalahkan kan?

Bagaimana jika tidak memungkinkan ada Formasi Khusus CPNS untuk Nusantara Sehat?

Ada rasa syukur memang, ketika kebijakan kemenkes yg memberi kemudahaan untuk akses pendidikan lanjutan serta ada lanjut kontrak dua tahun (Nusantara Sehat Individual). Namun, tentu saya, anda dan kami semua selalu berdoa agar ada kebijakan yang memberikan ruang untuk Nusantara sehat dalam formasi khusus. Ataupun ada kontrak jangka panjang dari kementerian Kesehatan, misalnya yang sedang hangat dibicarakan adalah P3K. 

Seyogyanya, memang tak seharusnya membandingkan antara satu dengan yang lainnya. 

Anda Betul! 

Setiap orang telah ditempatkan dengan rezeki yang berbeda-beda.  Masing-masing kita telah berada dalam poros keadilan-Nya. Sama halnya seperti seekor cicak yang merayap, makanannya adalah nyamuk yang terbang. Secara logika, tidak mungkin!

"Dilangit kami tetapkan rezeki kalian dan kami janjikan tidak akan pernah tertukar diberikan"(QS Adh-dhariyat:22)

Anda juga betul! Dan, tak segala hal dapat dihitung secara matematis. Seperti Satu ditambah satu sama dengan dua. 

 Memang betul, seyogyanya pengabdian apapun itu, tak seharusnya menempatkan balasan sebagai harapan imbalan atas apa yang kita lakukan. Karena sejatinya, mengharapkan imbalan adalah proses pengurangan nilai dihadapan Tuhan.

Tapi kenapa kami masih berharap? Ini menjadi salah satu ikhtiar kami. Agar ada kepastian nasib dimasa mendatang. Itu juga bagian dari tanggung jawab pemerintah kan yah?  

Anda pasti sudah paham! Sejatinya, hari ini pun para generasi muda Nusantara Sehat sedang berjuang dengan berbagai tekanan dan ancaman, demi mewujudkan cita-cita bersama. Saya yakin anda paham, bahwa tidak gampang berada disini. Saya juga yakin, jika 'bapak' negeri ini akan merasa bangga jika angka pengangguran anak muda semakin menurun.

Apakah kami iri dengan kebijakan pada SM3T?

Tentu,Pasti! 

Namun, Kata seseorang (teman saya) semangatnya adalah kita telah diberikan kesempatan untuk menjadi Nikmat bagi orang-orang yang membutuhkan di pelosok negeri ini. Bukankah masih banyak yang sedang menunggu diberikan kesempatan ini? 

Negeri ini patut berbangga! Melalui organisasi Kementerian Kesehatan dan seorang Psikolog Diah Saminarsih pendiri Cisdi, Pencerah Nusantara dan Nusantara Sehat telah berhasil memberikan rasa cinta pada ribuan dada anak muda untuk ikut terlibat bersama-sama dalam merawat tanah ini.

Hari ini, memang tidak semua hal tentang apa yang telah kita perbuat, bisa terlihat secara langsung atau dirasakan secara instan. Ada sebuah waktu yang sedang menanti sebuah proses untuk menunjukkan hasilnya.

Untuk itu!

Untuk kita yang berjuang dalam senyap, serba-serbi keterbatasan, yang sedang mengenyampingkan pilu diri, melahirkan jarak dengan orang tua, sanak keluarga dan sedang mencari nafkah.

Untuk kita yang sedikit memiliki kesabaran dalam menjelahi cakrawala

Untuk mu, para pemain cinta. Yang terus berjalan memberi warna. Melayani dengan penuh kasih. Demi indonesia yang lebih sehat.

"Apabila seorang keluar (dari rumah) bekerja untuk anaknya yang masih kecil maka itu Fisabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk orang tuanya yang sudah lanjut usia maka itu Fisabilillah. Dan apabila keluar untuk dirinya agar terjaga kehormatanya (tidak meminta-minta) maka itu Fisabilillah" (HR Ath - Thabrani)

#Selamat Hari Relawan

*Puskesmas Mare, Maybrat -- Papua Barat*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun