Mohon tunggu...
Wandi Pahude
Wandi Pahude Mohon Tunggu... Lainnya - Lebih senang jalan-jalan.

Receh sekali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Informasi Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Tidak Menyentuh Masyarakat

2 Juni 2020   13:25 Diperbarui: 2 Juni 2020   17:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lagi dan lagi selalu ada cerita-cerita menarik yang lahir dari tempat tinggal saya, yaitu Manado. Kenapa saya lebih sering menuliskan cerita-cerita di Manado dibandingkan dengan isu-isu hangat yang ada di ibukota, misalnya; soal RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang sedang di ributkan dikarenakan menggunakan metode Omnibus Law atau persoalan teror terhadap diskusi yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa UGM. 

Saya dalam hal ini bukan 'acuh' dalam persoalan-persolan itu, akan tetapi bagi saya lebih menarik ketika kita membicarakan problem yang lebih dekat dengan realita kehidupan sehari-hari (bukan berarti kejadian-kejadian di luar Manado tidak menarik, tentu saja butuh juga perhatian yang serius).

Kemarin bahkan sampai hari ini Wall (dinding) Facebook saya dipenuhi dengan berita tentang kematian salah satu warga ketang baru yang terindikasi sebagai PDP (Pasien Dalam Pantauan). Namun, yang saya amati dari video yang dibagikan di beberapa WAG yang berdurasi 10 menit 42 detik itu bahwa Almarhum sebelumnya sudah dilakukan Rappid Tes dari pihak Rumah Sakit dan hasilnya negatif atau tidak reaktif, sehingga itu membuat pihak keluarga Almarhum merasa keberatan ketika jenazah Almarhum akan dimakamkan secara protokol yang berlaku (pernyataan dari anak Almarhum).

Nah, yang jadi pertanyaan kemudian disini adalah bagaimana protokol tersebut di berlakukan? Apakah informasi mengenai protokol tersebut bisa terbuka secara umum? biar informasi tersebut juga bisa sampai di masyarakat. Apakah orang yang telah di nyatakan negatif atau tidak reaktif terpapar virus lalu meninggal dunia kemudian harus/bisa dilakukan pemakaman sesuai protokol penangana jenazah Covid-19? Atau bagaimana?

Kalau dalam; Pedoman Penangan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia dalam Bab 7 mengenai Penangan Pasian Meninggal, pun tidak membahas secara detail soal pertanyaan diatas. Bisa dilihat juga dalam point 7, disitu dijelaskan bahwa; Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penangan khusus bagi jenazah dengan penyakit menular (bisa dicek). Artinya bahwa, ketika ada yang meninggal dunia walaupun tanpa terpapar Covid-19 tapi memiliki penyakit menular ada penanganan khusus dari pihak kesehatan.

Bagi saya ada yang tersumbat dalam hal ini, yaitu informasi. Dalam kejadian semalam jelas sekali bahwa kesenjangan informasi antara Pihak Kesehatan dan Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tersumbat (misalnya; aturan-aturan yang berkaitan dengan penanganan atau pencegahan Covid-19). 

Ketidaksampaian informasi tersebut kepada masyarakat membuat masyarakat berspekulasi terhadap kejadian tersebut, sehingga efek yang ditimbulkan (yang saya amati) adalah menurunnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dan Pihak Kesehatan berkaitan dengan penanganan dan pencegahan Covid-19. Bahkan ada meme yang bekembang di sosmed "kalau corona ini proyek besar yang ada di institusi kesehatan", kan parah jadinya kalau isu yang berkembang seperti itu.

Ditambah lagi yang meninggal itu orang yang beragama Islam, tentu saja membuat keadaan semakin parah. Sebab, dalam mindset seorang muslim ketika ada orang Islam yang meninggal, jenazahnya harus dikuburkan secara Syari'ah sebagaiman ketentuan yang berlaku di Agama Islam.

Walaupun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa; Dalam Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pengurusan Jenazah (Tajhiz Al-Jana'iz) Muslim yang Terinfeksi Covid-19. Telah menjelaskan panjang lebar mulai dari ketentuan umum sampai ketentuan khusus, toh pada akhirnya fatwa tersebut tidak menyentuh masyarakat Muslim khsusnya masyarakat Muslim kota Manado.

Ini tandanya apa? Informasi-informasi yang berkaitan dengan Covid-19 dari berbagai institusi tidak tersalur dengan baik ke masyarakat, dari sini pun bisa dilihat kalau Pemerintah (Negara) dalam hal ini tidak teroganisir dengan baik dalam hal menyampaikan informasi atau mengedukasi masyarakat berkaitan dengan Covid-19, buktinya hari ini masih saja ada kejadian yang sangat fatal dan itu hanya disebabkan oleh minimnya informasi. Semoga kedepan nanti Pemerintah lebih peka lagi terhadap masyarakat, jangan nanti sudah ada kejadian baru seolah-olah pemerintah sibuk sana-sini padahal hanya sibuk mengklarifikasi masalah hhehehehe.....

Semoga kedepan nanti tidak ada lagi kejadian-kejadian yang sama, semoga.

Terima Kasih...............

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun