Sementara di bagian belakang, terdapat kolam yang dipenuhi ikan koi berwarna merah putih hitam yang asyik berenang ke sana kemari. Di bagian tengahnya terdapat undak-undakan tangga yang bagian tembok tengahnya terdapat ornamen vas bunga besar berwarna merah serta di sisi tangga terdapat ornamen naga. Di sisi lain bagian belakang juga terdapat ruang ibadah. Di bagian selasar samping menjadi ruang istirahat dan kafe bagi pengunjung yang ingin makan dan minum.Â
Dari Candra Naya, kamipun bergerak menuju kawasan Glodok Pecinan. Tidak terlalu jauh dari Candra Naya, kami berjalan kaki menyusuri jalanan Mangga Besar yang sedang dibangun lanjutan jalur MRT dari Bunderan HI hingga Kota.Â
Dari gapura Glodok Pecinan, kami menyusuri kawasan yang terkenal dengan kuliner Pecinan. Tujuan kami yaitu kawasan Petak Sembilan untuk menyambangi klenteng tertua, Kim Tek Ie atau yang dikenal dengan Vihara Dharma Bakti. Konon klenteng ini sudah berdiri sejak tahun 1650.
Sepanjang jalan menuju klenteng ini kami menemukan aneka pedagang, mulai dari sayuran, makanan, perabotan dan masih banyak lagi. Akan terlihat ramai ketika menjelang hari raya seperti Tahun Baru, hari keagamaan, bahkan juga Ramadan karena mereka juga sering membagikan takjil pada warga muslim yang berpuasa.Â
Di kawasan Petak Sembilan ini selain klenteng Kim Tek Ie juga terdapat klenteng-klenteng lain seperti klenteng Fat Cu Kung Bio, Tan Seng Ong, dan klenteng Toa Se Bio atau klenteng Duta Besar (Dharma Jaya). Â Kami juga sempat berkunjung ke Gereja Santa Maria de Fatima yang bangunannya khas arsitektur Tionghoa.Â
Karena hari semakin sore dan perut kami minta diisi, kamipun kembali bergerak mencari makanan. Tadinya mau mencoba kuliner di kawasan Petak Enam, tapi karena rame banget akhirnya kami putuskan untuk menuju restoran Lamian Lanzhou yang lokasinya tidak jauh dari gerbang Glodok Pecinan.Â
Restoran Tionghoa yang menyajikan menu Lamian atau mie halal ini menjadi tempat persinggahan terakhir kami sambil mendengarkan cerita pengalaman mbak Gana selama di Jerman. Kami sepakat memesan Lamian Rica-rica dan es teh. Lelah tubuh menyusuri sepanjang kawasan Glodok terobati dengan makanan enak dan cerita yang mengesankan dari mbak Gana. Itulah sepenggal kisah Koteka Trip ke 7 di bulan Agustus lalu. Terasa spesial karena kedatangan mbak Gana yang khusus jauh-jauh datang dari Jerman. Next trip Koteka kemana lagi, ya?Â