Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Liburan Akhir Pekan di Pulau Bali (1)

10 Agustus 2022   00:24 Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:50 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisi depan Bandara  International I Gusti Ngurah  Rai, Denpasar, Bali. (Dok pribadi)


Sabtu (6/8) pagi tepat pukul 06.00 wit, saya memacu sepeda motor menuju Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, lantaran berdasarkan waktu Check-In pada tiket pesawat yakni pukul 06.45 wit. Ini merupakan yang kesekian kalinya bepergian menggunakan pesawat pada pagi hari. Namun, untuk ke pulau Bali baru terhitung pertama kali. Dan memiliki kesan yang  berbeda. Mendadak.


Setelah mencapai bandara, tidak menunggu lama, saya tergopoh-gopoh menuju  pintu terminal keberangkatan, dan menerobos menghampiri petugas check-in. Sebab, waktu menyisakan kurang lebih 10 menit, pesawat dengan nomor penerbangan JT 3893 akan take-off menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.


Karena mendapat himbauan agar segera menaiki pesawat, sambil memanggul ransel berukuran sedang dan sebuah paper bag di tangan, saya bersama sejumlah penumpang beriringan melewati pemeriksaan X-Ray menuju ruang tunggu dan lansung menaiki pesawat melalui garbarata yang dijaga petugas bandara.


Pagi itu, satu-satunya pesawat di bandara Babullah hanya milik salah satu maskapai swasta terbesar Indonesia itu. Sehingga suasana di landasan pacu pun masih sepi, padahal biasanya setiap pagi, terkadang riuh derap langkah para penumpang di ruang tunggu diselingi suara gemuruh mesin pesawat yang antri menunggu giliran, menjadikan suasana bandara kian ramai.

Setiap bepergian, saya termasuk orang yang memilih tempat duduk didekat jendela, karena berkali-kali posisi ini adalah favorit, bukan tanpa alasan memilih tempat. 

Sebab, pada posisi ini, saya lebih bebas membuang pandangan keluar, menikmati panorama alam dari ketinggian, terlebih menyaksikan awan putih bergumpal-gumpal di angkasa yang tersekat dinding pesawat, terlebih jika pesawat menabrak awan kondensasi menghadirkan getaran seperti kapal laut yang ditingkahi gelombang kecil.


Namun, satu hal yang membuat saya selalu tertarik menempati kursi di dekat jendela yakni, saya harus mengabadikan momen-momen penting sepanjang perjalanan, dengan kamera ponsel. Sebab, sebagai fotografer sangat merugi jika, bepergian dengan pesawat dan menempati kursi di bawah sisi depan kabin.


Walaupun pilihan tempat duduk berdasarkan kenyamanan masing-masing orang, namun posisi tersebut kita tidak leluasa untuk mendokumentasikan pemandangan nun di bawah saat take-off maupun kala pesawat posisi hendak landing di landasan pacu.


Karena menempati posisi dekat jendela, begitu banyak gambar yang saya hasilkan selama bepergian menggunakan pesawat, gambar-gambar tersebut; baik dari kamera DSLR, maupun melalui ponsel. Selain itu, pilihan tempat ini, kita terhindari ketika rasa kantuk menyergap dan membuat kita pulas, sehingga terkadang kepala kita terantuk pada bahu orang di samping kita.


Namun, untuk kali ini, terpaksan saya harus menerima kenyataan, lantaran terlambat check-in, sehingga posisi saya harus berada di bawah sisi depan kabin. Seat 5D. Arahan terlontar dari mulut pramugari, pesawat akan take-off, barang elektronik yang memengaruhi radar pesawat diminta dimatikan. 

Para penumpang mulai duduk patuh dalam kendali sabuk pengaman, menunggu pilot menerbangkan pesawat menuju ke Makassar. Perjalanan pagi itu, tidak menemui awan kondensasi. tanpa goncangan.


Pesawat akhirnya tiba di bandara Sultan Hasanuddin Makassar, durasi transit hanya kurang lebih satu jam, dan saya bersama penumpang lain tujuan Denpasar, diperintahkan kembali menaiki pesawat melalui gate 4, melalui fasilitas garbarata seperti saat di Ternate.


Dan tepat pukul 09.40, kami akhirnya menuju ke Denpasar dengan pesawat yang berbeda dengan fligh nomor JT 0740, dan kali ini saya pun tidak leluasa mengabadikan momen sepanjang perjalanan, lantaran duduk dihimpit dua penumpang. Kursi tengah. Seat 5E. Sehingga, sama halnya perjalanan Ternate-Makassar, saya lebih menyibukan diri dengan membaca buku, agar dapat mengusir rasa kantuk.


Perjalanan Makassar-Denpasar pun tidak membutuhkan waktu lama, kami akhirnya tiba di bandara I Gusti Ngurah Rai. Gadis-gadis molek kembali memberi arahan dan ucapan terima kasih karena telah memilih maskapai mereka untuk bepergian ke Bali, mereka tak henti-hentinya melempar senyum kepada para penumpang yang hendak keluar dari pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun