"Di Dunia yang Hanya Satu Kali Ini, Kenapa Kita Masih Mengucap 'In Another Life'?"
Curahan hati untuk cinta yang tak sempat tinggal, dan harapan yang masih menggantung
Kita tahu hidup ini cuma sekali. Tidak ada tombol ulang, tidak ada kesempatan kedua yang datang dalam bentuk yang sama. Tapi tetap saja, saat hati kita terasa penuh atau justru kosong kita melirihkan kalimat itu:
"In another life, maybe..."
Kenapa ya? Kenapa kita berkata begitu, padahal realitanya tak ada kehidupan lain yang kita tahu pasti? Ternyata kalimat itu punya makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar pelarian. Kadang, ia adalah bentuk paling lembut dari rasa kehilangan yang tidak ingin menyalahkan siapapun.
Dan inilah kenapa kita masih mengucapkannya...
Karena Kita Butuh Ruang Untuk Hal-Hal yang Tidak Bisa Kita Miliki Sekarang
- Ada perasaan yang datang di waktu yang salah.
- Ada orang yang datang setelah semuanya terlalu rumit untuk diulang dari awal.
- Ada rasa yang tumbuh, tapi harus ditekan karena keadaan tidak memungkinkan. Entah karena kita sudah terlalu terluka untuk mencoba lagi, atau karena dunia kita tak pernah benar-benar beririsan.
Di titik seperti itu, kita sering merasa terjebak antara apa yang kita rasakan dan apa yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa memiliki, tapi juga tidak sanggup benar-benar melepaskan. Maka kita menciptakan ruang. Sebuah tempat imajiner bernama another life, tempat dimana segala yang tidak bisa terjadi di sini, bisa tumbuh tanpa rintangan.
Kita tahu itu hanya khayalan, tapi justru di situ letak keindahannya ia memberi kita jeda, sebelum benar-benar berani mengucapkan selamat tinggal.
Karena Kita Ingin Percaya Bahwa Ada Versi Lain dari Kita yang Lebih Berani, Lebih Siap