Mohon tunggu...
Hildawati Septiani
Hildawati Septiani Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Travelling - Writing "Hidup adalah gerak" "Gerak adalah maju, berjuang, naik gunung, turun gunung, naik lagi"

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Panorama Waduk Jatiluhur dari Sisi Gunung Lembu

24 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 3 April 2023   11:46 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
With Emak - View Parang Ferrata (Dokpri)

Halo kompasianer,

Kembali lagi pada pengalaman perjalanan aku dengan tema “Menikmati alam Purwakarta dari sudut pandang yang berbeda”. Kali ini aku akan berbagi pengalaman dalam menikmati keindahan pemandangan jatiluhur dari ketinggian 792 mdpl, yaitu Gunung Lembu. Mari sini, aku akan membawa kalian ke dalam perjalanan ku yang menarik ini.

Gunung Lembu sangat cocok banget nih untuk pemula seperti aku atau kalian yang belum pernah mendaki atau hanya punya waktu libur satu hari, tapi bisa menikmati alam yang indah. Namun, perjalanan aku kemarin (26/02/23) cukup ekstrim, dikarenakan hujan sejak malam sampai pagi. Jadi untuk di beberapa tanjakan yang berkontur tanah cukup ekstrim karena licin. 

Batu Lembu (Dokpri)
Batu Lembu (Dokpri)

Gunung Lembu, apakah lembu dapat diartikan sapi?

Ya, tentu. Dari beberapa artikel yang aku baca, memang nama gunung lembu berasal dari sebuah batu besar yang kita pijak untuk melihat pesona alam waduk jatiluhur. Mengapa begitu? karena jika menggunakan drone dan take video secara mendetail, akan terlihat seperti punggung sapi.

Tapi info dari ibu penjaga warung di basecamp sih dinamakan gunung lembu, karena banyak sapi warga yang suka main ke puncak lalu turun tanpa digiring oleh pemilik. Mendengar begitu, saya dan teman spontan langsung menjawab “Wah, pantas saja bu selama perjalanan banyak kotoran sapi, tapi kita tidak melihat satupun sapi”

Tapi memang benar nih guys, selama perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 banyak kotoran sapi yang masih fresh. Beberapa dari kami yang sadar kalau ada kotoran sapi adalah aku. Awalnya aku santai saja karena dari pos 1 sudah ada kotoran sapi, tapi semakin naik semakin banyak dan masih fresh. Akhirnya aku speak up ke teman-teman.

“Guys, hati-hati banyak kotoran sapi”

Tapi mereka gak ada yang percaya, padahal kita sudah banyak melewatinya. Dan semakin keatas semakin banyak, barulah mereka percaya dan menjadi misteri sampai sekarang.

Kenapa menjadi misteri sih? Karena selama perjalanan kita tidak melihat satupun ekor sapi. Dan trek dari menuju pos 3 cukup terjal dan licin, seperti tidak mungkin saja sapi lewat trek seperti ini. Tapi sampai detik ini saya dan teman-teman masih mencari kebenaran apakah itu benar kotoran sapi atau bukan. Mungkin kalau teman-teman kompasianer ada yang pernah melihat sapi nya boleh komen dibawah, hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun