Mohon tunggu...
HIJRASIL
HIJRASIL Mohon Tunggu... Administrasi - pemula

menjadi manusia seutuhnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerajaan yang Hilang

24 September 2018   12:48 Diperbarui: 24 September 2018   15:09 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rudi pemuda pesisir, setiap pagi selalu sibuk mengurai gulungan nyilong,  setelah pulang dari laut. rinai sang surya pagi melesat bebas menembus ke dalam rumah-rumah di pesisir. Menjemur ikan, menyemai rumput laut, menjahit jaring, dan menambal perahu-perahu bocor meramaikan wajah khas pesisir pulau Kira. Pasir putih, laut bening, terumbu karang yang selalu memberi kehidupan bagi ikan-ikan, membuat pulau ini bah Sebuah pulau mungil seperti surga kecil yang jatuh ke bumi.

Sebuah Pulau yang berhadapan dengan laut pasifik ini sudah tersohor namanya, terutama nelayan di pulau kira yang di kenal handal saat di lautan dan kekuatan perahu-perahu mereka yang mampu menembus lima gelombang lautan. Pernah suatu ketika nelayan di pulau ini di beri mandat oleh raja jailolo untuk menjaga daerah kekuasaanya di lautan.

Meskipun sekarang kerajaan jailolo telah hilang bersama dengan sang raja serta pengikutnya, orang-orang di pulau Kira selalu merasa gembung dada pernah membela kerajaan jailolo. Kisah kehebatan penduduk  pulau kira selalu terpatri dalam benak anak-anak muda di pulau kari.

Rudi selalu membayangkan kehebatan nenek moyangnya di lautan ketika diceritakan sang kakek. Terutama saat orang-orang di pulau kari membela kerajaan jailolo melawan kerajaan lain. sekarang kerajaan itu telah hilang dan kisahnya selalu jadi dongeng bagi anak-anak di pulau Kari.

Senja mulai pelan-pelan mengihilang di ufuk barat, rinai sinarnya memerahkan atap-atap dan dinding rumah,  bulan purnama akan hinggap malam nanti di atas pulau Kari.

"Malam ini rudi mau ke laut ma" ucapnya pada sang ibu seraya melanjutkan "malam ini bulan prnama suntung pasti banyak".

"Langsung pulang bila telah cukup ikannya jangan berlebihan sebentar yang punya tidak mengijinkan mu balik" nasehat sang ibu yang percaya di lautan sana ada penghuninya.

Sama dengan mamanya, para nelayan di kampung ini pun percaya dengan mitos  tersebut. Di kisahkan pernah suatu ketika ada beberapa nelayan di pulau kari tidak kembali lagi ke pulau saat mereka ke laut. beberapa nelayan pergi bersama nelayan yang hilang, menceritrakan teman-temannya malam itu memperoleh ikan begitu banyak sampai memenuhi badan perahu. Saat itu juga tiba-tiba mereka hilang dari pandangan teman-teman lain.

Perahu mulai di dayung pelan-pelan ke tengah, sinar purnama membuat pantulan cahaya di lautan berkilau. Malam yang biasa gelap, kini berubah terang seperti sorot lampuh mercusuar, di pulau seberang sana yang berputar-putar. Sayup-sayup angin mendesir di telinga. Suara-suara gelombang kecil terdengar saling melantunkan suaranya, memukul-mukul sisi perahu.   

Suntung-suntung berkeliaran saat perahu rudi terdiam, di ombang ambing di lautan malam. Bulan purnama seperti perayaan hari besar para suntung. Mulai dari ukuran kecil sampai besar, tak mau ketinggalan merayakan kemunculan bulan purnama. nelayan pun tak mau ketinggalan momen bulan purnama. lautan seperti karnaval, penuh dengan perahu-perahu nelayan.

Perahu rudi seketika tanpa butuh berjam-jam sudah penuh dengan suntung, ia teringat dengan perkataan ibunya agar tidak mengambil ikan banyak-banyak, secukup saja. Sebagian suntung di lepas lagi ke lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun