Mohon tunggu...
Higienis Indonesia
Higienis Indonesia Mohon Tunggu... Editor - Spesialis solusi kesehatan udara

Sejak 2004, Higienis Indonesia dikenal sebagai spesialis di bidang solusi kesehatan dan higienis yang berkualitas. Kami berkomitmen untuk membantu Anda yang ingin memiliki lingkungan lebih bersih, lebih sehat, lebih hijau, dan lebih nyaman, serta bagi Anda yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti asma dan alergi, dengan menyediakan produk-produk penting seperti pembersih udara, penyerap lembap udara, pelembap udara, pewangi ruangan, dan pembersih uap. Kami juga menyediakan perangkat keamanan untuk melindungi lingkungan tempat Anda tinggal, yaitu kamera sekuriti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penularan Covid-19 lewat Udara, Droplet, dan Kontak Permukaan, Mana yang Paling Berisiko?

22 September 2020   09:31 Diperbarui: 22 September 2020   09:40 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Tidak seperti dugaan sebelumnya, studi-studi terbaru menemukan bahwa diantara 3 cara penularan SARS-CoV-2, yaitu melalui kontak, droplet dan aerosol, ternyata penularan secara aerosol lewat udara berisiko paling tinggi.

  • Hal ini dikarenakan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat beterbangan luas dan lama di udara dan akan berakumulasi di dalam ruangan (indoors), terutama jika ventilasi tidak memadai.

  • Pembersih udara merupakan solusi yang tepat untuk menyaring virus dan polutan dari udara guna senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan di rumah maupun di tempat kerja.

 Pada awal pandemi Covid-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersikeras menyatakan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 tidak tergolong dalam kategori airborne (lewat udara). Saat itu banyak yang beranggapan bahwa transmisi utama virus SARS-CoV-2 adalah melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus, sehingga nasihat pencegahan yang paling sering disarankan adalah dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindarkan kontak tangan dengan mata, hidung dan mulut. Berkat adanya lapisan pelindung yang dinamakan lipid membrane, virus SARS-CoV-2 diperkirakan dapat bertahan cukup lama di luar inang (host), yaitu 8-12 jam di atas kain dan kertas, 24-48 jam di permukaan stainless steel dan plastik.

Namun, ternyata lapisan lipid membrane hanya dapat bertahan selama 5 menit diatas kulit manusia. Hal ini berarti seseorang perlu menyentuh mata, hidung dan mulut dalam waktu singkat setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi untuk dapat tertular oleh virus SARS-CoV-2.

Physical distancing (menjaga jarak) dan menggunakan masker juga sering dianjurkan, karena secara tepat, ilmuwan dan pakar kesehatan menyimpulkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan melalui droplet (terbawa percikan air liur), terutama jika ada yang bersin, batuk atau berbicara keras saat berdekatan. Dikarenakan bobot dan ukuran, percikan droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan lama di udara dan dengan relatif mudah dihindarkan dengan menjaga jarak dan menggunakan masker saat berdekatan dengan orang lain.

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak penemuan-penemuan baru yang justru menyimpulkan bahwa sebenarnya, transmisi SARC-CoV-2 yang paling berisiko tinggi adalah melalui aerosol (percikan cairan halus) yang dapat “mengambang” di udara dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga bisa menyebar luas.

6-5f6963ebdd394359af241c32.jpg
6-5f6963ebdd394359af241c32.jpg
Mengingat bahwa kita menghabiskan sekitar 90% waktu sehari-hari di dalam ruangan, penyebaran virus melalui udara terutama di ruangan tertutup (indoors) menjadi sangat berbahaya.

Dengan semakin dipahaminya cara penularan virus SARS-CoV-2 yang paling berisiko, yaitu secara aerosol melalui udara, maka disamping anjuran dan protokol kesehatan yang telah dikemukakan, para pakar kesehatan saat ini juga menganjurkan ventilasi dan penggunaan pembersih udara untuk mengurangi jumlah virus yang beterbangan di dalam ruangan (indoors).

Pastikan ruangan aman, bersih bebas dari virus

product-5f696404dd394363f0029b92.jpg
product-5f696404dd394363f0029b92.jpg
Menjaga kebersihan ruangan termasuk perabot/benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, permukaan meja, tombol lift, dan lainnya, hanya efektif membersihkan virus di permukaan saja, sedangkan virus yang beterbangan di udara hanya bisa dikendalikan konsentrasinya dengan ventilasi yang memadai, atau dengan menggunakan alat pembersih udara.

Pemilihan pembersih udara pun juga harus tepat. Pilihlah pembersih udara yang menawarkan hasil udara bersih yang sesuai dengan ukuran ruang dan telah diverifikasi oleh badan independen yang dapat dipercaya. Perhatikan juga teknik penyaringan yang digunakan, apakah memadai dan cukup efektif membunuh virus dan bakteri di udara, karena banyak produk yang mengklaim mampu namun sebenarnya belum terbukti ampuh.

Blueair, pembersih udara dari Swedia, merupakan salah satu pembersih udara yang menyaring partikel hingga berukuran 0.1 mikron (termasuk virus) dengan memadukan teknologi HEPASilent dengan elektrostatik yang canggih, efektif menyaring virus dan bakteri dalam waktu kurang dari 60 menit. Virus dan bakteri yang telah diberi ion-charged akan mudah menempel pada saat melewati serat filter yang tipis, sehingga udara yang keluar bersih bebas kuman dan tetap beraliran tinggi.

Material filter yang bersifat hidrofobik, tidak menyerap air sehingga filter tetap kering, hal ini mencegah virus dan bakteri yang sudah dilumpuhkan, aktif kembali di lapisan filter dan terbawa aliran udara keluar. Udara di ruangan bersih dan sehat sehingga menurunkan resiko penularan virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun