Mohon tunggu...
Hifzillah fahmi
Hifzillah fahmi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Filosofi Kupu-kupu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmonisasi Dunia Menghadapi Wabah Pandemi

20 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:47 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

by   : Hifzillah Fahmi
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Unisnu Jepara

Coronavirus Disease 2019 atau yang biasa disingkat dengan Covid-19 merupakan wabah virus baru yang ada di dunia. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir desember tahun 2019. 

Penularan yang terjadi begitu cepat, menimbulkan kegemparan bukan hanya di negara asalnya yaitu China, tapi juga menimbulkan kegemparan diseluruh dunia. Kini wabah virus Covid-19 sudah menyebar keseluruh dunia. Total lebih dari 150 negara di dunia yang merasakan dampak dari wabah virus Covid-19 ini, termasuk Indonesia. Serta lebih dari 80 juta jiwa positif mengidap Covid-19. 

Amerika Serikat menjadi penyumbang pasien positif terbanyak di dunia saat ini, diikuti India di posisi kedua dan Brazil di posisi ketiga. Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke 20. Para dokter dan ilmuan dari seluruh dunia sedang berbondong-bondong mencari jalan keluar dari kondisi ini dengan menciptakan Vaksin yang diharapkan dapat menekan angka penambahan dan penyebaran Covid-19.

Penelitian masih terus dilakukan guna menemukan vaksin yang tepat dan aman digunakan. Hingga akhirnya ditemukan vaksin guna menekan angka positif akibat Covid-19, salah satunya yaitu vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna. Ini merupakan kabar baik bagi seluruh dunia, karena harapannya dengan ditemukannya vaksin ini, dunia dapat kembali berjalan normal seperti sebelumya. Ditemukannya vaksin ini tidak lain merupakan hasil dari kerjasama yang dilakukan dokter, ilmuan dan para peneliti dari seluruh dunia. Kerjasama dan kerja keras yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil dan memberikan sedikit harapan bagi masyarakat di seluruh dunia akan kembalinya kehidupan yang normal.

Adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk keluar dari kondisi ini menandakan bahwa adanya kepedulian tentang nasib dunia ini. Negara-negara di dunia bahu-membahu, tolong-menolong dan saling mensuport satu sama lain. Hal ini menandakan bahwa ada sisi positif dari adanya wabah virus Covid-19 ini, salah satunya adalah terciptanya harmonisasi diseluruh dunia. 

Negara-negara yang awalnya bersinggungan, kini harus saling tolong-menolong guna dapat menyelesaikan masalah ini. Perbedaan-perbedaan yang ada, seperti agama, suku, budaya, warna kulit dan lain sebagainya sudah tidak menjadi penghalang untuk saling membantu. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran yang timbul dari masyarakat tentang masalah ini. Adanya kesamaan nasib, kesamaan penderitaan dan rasa sakit yang dirasakan akibat dari musuh dunia saat ini, yaitu Covid-19.

Sebelum adanya kepanikan akibat dari Covid-19, negara-negara di dunia menghadapi masalahnya masing-masing. Konflik-konflik banyak terjadi dari mulai isu politik, perang budaya, perubahan iklim dan ketidakpastian tentang masa depan. Tetapi, akibat dari adanya wabah ini, semua permasalahan-permasalahan tadi dikesampingkan. Bersatu dan bekerja sama adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi wabah ini. Kini dunia fokus terhadap satu masalah yaitu Covid-19. Ini merupakan kali pertamanya dalam sejarah, dimana terjadinya kerja sama dalam skala global.

Solidaritas mengatasnamakan kemanusiaan digaungkan dimana-mana. Manusia mulai paham mengenai konsep dari menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu hidup bersama, tolong-menolong tanpa pandang bulu. Saling membantu adalah wujud dari kemanusiaan. Jika sebelumnya masalah seperti kesenjangan sosial sering terjadi, kini seperti tidak berlaku lagi. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, petani, buruh, bahkan presiden dan raja sekalipun tidak dapat menimati kehidupannya. Kini yang ada hanyalah saling membantu dari berbagai lapisan masyarakat. Berbagai kegiatan kemanusiaan dilakukan, seperti menyumbangkan bahan-bahan logistik dan kebutuhan pokok, seperti sembako dan alat kesehatan.

Tak hanya bantuan materiil, bantuan moril juga terus mengalir. Saling mengingatkan dan saling suport merupakan salah satu contohnya. Himbauan dan ajakan akan kesadaran mengenai masalah ini terus digemakan. Penerapan 3M yaitu Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak terus disebarkan melalui berbagai media. Baik media Mainstream seperti televisi, radio dan koran, maupun media sosial seperti Instagram, Facebook, WhatsApp dan lain sebagainya. Baik berupa video maupun foto yang berisi kata-kata.

Meskipun banyak menimbulkan kegelisahan, buktinya pandemi ini banyak memberikan dampak positif dan perubahan dalam kehidupan. Dari mulai sadar akan menjaga kebersihan diri dan lingkungan,  munculnya kesadaran akan konsep kemanusiaan dan sikap tolong- menolong, hingga terjalinnya kerja sama antar negara di dunia. Beberapa hal diatas menandakan bahwa tetap ada sisi positif dari segala hal yang terjadi. Semua hal tidak terjadi begitu saja dan menghilang begitu saja, pasti ada sebab dan akibat yang ditimbulkan. Pandemi ini mengajarkan kita untuk tetap waspada dan tetap bersyukur dengan apa yang telah Tuhan gariskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun