Mohon tunggu...
hifnu syaban
hifnu syaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Biarkan waktu yang menjawab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TRADISI "TAKBIRAN KELILING" MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI DI DUSUN DOYOT, DESA MAGMAGAN KARYA

14 September 2023   22:20 Diperbarui: 14 September 2023   23:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Takbiran Keliling

Nama: Hifnu Sya'ban

NIM: 12105019

Makul : Radio Pelaporan Fitur dan Naratif

TRADISI "TAKBIRAN KELILING" MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI DI DUSUN DOYOT, DESA MAGMAGAN KARYA

Idul Fitri merupakan hari raya yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim diseluruh dunia. Dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan yang dimana seluruh umat muslim diberi ujian berpuasa selama satu bulan. Dan pada akhirnya tibalah saatnya menuju hari kemenangan yaitu hari raya Idil Fitri. Tak jarang banyak didaerah-daerah Indonesia yang mengadakan tradisi untuk menyambut lebaran. Mulai dari ziarah kubur, pawai obor, takbiran keliling, dan lain sebagainya. Sama halnya dikampung Dusun Doyot, Desa Magmagan Karya, Kabupaten Bengkayang, dalam menyambut hari raya lebaran banyak sekali tradisi yang dilakukan, salah satunya takbiran keliling kampung. Takbiran keliling ini merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan dan sudah menjadi agenda tahunan menyambut hari raya lebaran dikampung Dusun Doyot, Desa Magmagan karya.

Tradisi takbiran keliling ini dimulai dari persiapan yang pertama adalah warga bergotong royong untuk mencari bambu untuk membuat obor yang digunakan untuk takbiran keliling tersebut. Setelah obor sudah dibuat tibalah malam takbiran yang ditunggu-tunggu. Lantunan takbir mengucapkan "Allahuakbar" terdengar sampai bergema di seluruh kampung. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bersama-sama melantunkan takbir, semuanya berkumpul menjadi satu sambari menunggu acara inti yaitu takbiran keliling. Raut wajah masyarakat sangat gembira ketika berkumpul menjadi satu dimasjid sebelum takbiran keliling dimulai sembari bersenda gurau dan melantunkan takbir.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya acara yang ditunggu-tunggu dimulai. Seluruh masyarakat berkumpul dan membuat barisan sembari membawa obor yang sudah disiapkan. Satu orang memimpin dan suara Meriam dibunyikan pertanda takbiran dimulai. Lantunan takbir mencupakan lantunan "Allahuakabar" bergema diseluruh kampung. Seluruh warga sangat antusias mengikuti takbiran keliling ini. Anak-anak sangat bergembira, raut wajahnya menandakan rasa senang menyambut hari raya lebaran ini dengan melakukan takbiran. Cahaya obor menerangi jalanan kampung bak lampu hias yang menerangi jalan.

Takbiran keliling ini memang sudah menjadi tradisi dan paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Dusun Doyot, Desa Magmagan Karya yang hendak merayakan hari raya lebaran. Tak jarang banyak pengendara berhenti sejenak mengabadikan momen takbiran keliling yang dilakukan warga Dusun Doyot. Ketika ditanya Hafizly selaku pengendara yang berhenti untuk mengabadikan momen tekbiran mengenai apa pendapat mengenai takbiran keliling ini " menurut saya kegiatan takbiran keliling sembari mebawa obor ini merupakan hal yang menarik untuk dibadikan dan diupload di media sossial, dan juga menurut saya tradisi ini merupakan suatu ajang untuk memeriahkan malam sebelum hari lebaran yang patut untuk dilestarikan" ujar Hafizly selaku pengguna jalan yang mengabidakan momen takbiran keliling ini.

Tradisi takbiran keliling yang diselenggarakan oleh warga Dusun Doyot, Desa Magmagan ini harus tetap dilestarikan. Dan juga dalam pelaksanaannya harus diabadikan serta melibatkan anak-anak muda agar tradisi ini tidak akan punah di kemudian hari. Apalagi dizaman yang serba digital sekarang ini lebih mudah dalam mempromosikan hal-hal semacam ini. Dengan media sosial setiap kegiatan tradisi yang dilaksanakan bisa diupload dan semua orang bisa melihatnya. Jangan sampai tradisi yang sudah lama dikenalkan dan dipertahankan oleh nenek moyang kita lenyap begitu saja dan harus tetap dipertahankan, karena kegiatan ini sudah dilaksanakan dari zaman dahulu dan harus tetap dilestarikan agar anak cucu kita dapat merasakannya juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun