Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Matan Ta'lim Muta'allim dan Syarahnya: Benarkah Jejak Kekhalifahan Utsmani di Nusantara?

7 September 2021   11:08 Diperbarui: 7 September 2021   15:05 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Matan dan Syarah Ta'lim Muta'allim Sumber : Dokumentasi Pribadi

Oleh : Tatang Hidayat & Abdurrahman Al-Khaddami (Pegiat Student Rihlah Indonesia)

Kitab Ta'lm al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum  merupakan salah satu kitab yang menjelaskan tentang cara belajar yang sangat terkenal di pesantren. Kitab tersebut merupakan salah satu kitab inti yang dipelajari mayoritas pesantren tradisional di Indonesia bahkan sebagian pesantren modern pun menggunakan kitab tersebut.  

Telah kita pahami pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di nusantara. Ia telah lahir dan bertahan berabad-abad. Meskipun perubahan zaman menuntut pesantren untuk melakukan perubahan-perubahan. Di sisi lain, peran pesantren di Indonesia sebagai lembaga keagamaan yang menjadi basis perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga keilmuan, lembaga pelatihan dan lembaga pengembangan masyarakat sekaligus simpul budaya.

Secara historis kitab Ta'lim al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum merupakan rujukan penting di lembaga pendidikan Kesultanan Utsmaniyyah, yakni Harm Asyraf al-Mulk wa as-Salathin. Dari namanya dapat dipahami bahwa lembaga tersebut bersifat privat bagi keluarga para Sultan Utsmani, semacam lembaga khusus untuk pembinaan para anak Sultan sehingga terwujud generasi penerus yang layak memimpin masyarakat. 

Oleh karena itu, kitab tersebut disusun syarah-nya oleh Syaikh Ibrahim ibn Isma'il rahimahumullah dan dipersembahkan kepada Khalifah al-Ghazi Murad III Khan ibn Salim II ibn Sulaiman al-Qanuni ibn Salim ibn Bayazid II ibn Muhammad II al-Fatih ibn Murad II ibn Muhammad ibn Bayazid ibn Murad ibn Urkhan ibn Utsman ibn Urthughril ibn Sulaiman rahimahumullah.

Sebagaimana diriwayatkan bahwa pada masa Khalifah Salim II terjadi pengiriman bantuan militer Kekhalifahan Utsmaniyyah kepada Kesultanan Aceh Darussalam dan penetapan bahwa wilayah yang dipimpin Aceh adalah bagian dari Utsmaniyyah. Artinya, Syarah terhadap kitab Ta'lim al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum disusun setelah masa tersebut sekitar tahun 1574 -- 1595 M, semasa dengan era Panembahan Senopati (Kesultanan Mataram Islam), Maulana Yusuf dan Maulana Muhammad (Kesultanan Banten), Panembahan Ratu (Kesultanan Cirebon) dan Prabu Geusan Ulun (Kerajaan Islam Sumedang Larang).

Berdasarkan beberapa data-data yang telah disebutkan, matan Ta'lim al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum dan syarah-nya sampai ke Nusantara sejak masa Syaikh Cholil al-Bangkalani dan murid-muridnya telah diajarkan di Nusantara, terutama di Jawa melalui jaringan Ulama Jawi -- Mekkah sekitar abad 19 - 20 M. 

Diketahui bahwa kitab Ta'lim al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum adalah rujukan para Sultan Utsmani kemudian syarah-nya dipersembahkan kepada Khalifah Murad III al-Utsmani. Secara madzhab jelas berbeda dengan Mekkah ataupun Ulama Jawi, karena Utsmaniyyah dan penulis kitab Ta'lm al-Muta'allim Tariq al-Ta'allum adalah Hanafiyyah sedangkan Mekkah secara umum termasuk Ulama Jawi adalah Syafi'iyyah. Persembahan penulis syarah kepada Khalifah Murad III hingga kini tercetak dalam naskah yang dipakai di berbagai pesantren Nusantara.

Pembelaan terhadap kekhalifahan Utsmaniyyah dilakukan oleh  al-Mufti Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan al-Hasani Asy-Syafi'i sebagai Syaikhul Masyaikh Ulama Jawi hidup semasa dengan Khalifah Abdul Hamid II yang termaktub dalam karya-karyanya : al-Futuhat al-Islamiyyah dan Khulashah al-Kalam. Pembelaan lainnya pun sebagaimana yang ditempuh al-Qadhi Syaikh Yusuf ibn Isma'il an-Nabhani Al-Azhari Asy-Syafi'i. Kedua ulama tersebut dijadikan rujukan oleh ulama-ulama nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun