KH. Abdullah bin Nuh adalah Ulama yang berwawasan luas, cakap dan produktif, disampai menyampaikan ilmu melalui lisan, baik sebagai dosen atau saat berdakwah, ditengah kesibukannya, ia juga banyak berkarya dalam membuat berbagai tulisan, baik berbahasa Arab, Inggirs, maupun bahasa Sunda. Siti Qomariyah, M.Pd.I menyusun karya-karya KH. Abdullah bin Nuh sebagai berikut : Al-Alam Al-Islami (Dunia Islam), Fi Zilal al-Ka’bah al-Bait al-Haram (Di Bawah Lindungan Ka’bah), La Thaifiyata al-Islam (Tidak Ada Kesukuan Dalam Islam), Ummah Wahidah (Umat Yang Satu), Ana Muslim Sunniyyun Syafi’iyyun (Saya Seorang Islam Sunni Pengikut Syafi’i), Mu’allim al-A’rabi (Guru Bahasa Arab) serta masih banyak lagi karya beliau. Sebagai seorang ahli bahasa Arab, KH. Abdullah bin Nuh menyempatkan diri menyusun kamus bersama sahabatnya H. Umar Bakry diantara kamusnya adalah : Kamus Arab – Indonesia, Kamus Indonesia – Arab – Inggirs, Kamus Inggris – Arab – Indonesia, Kamus Arab – Indonesia – Inggris, Kamus Bahasa Asing (Eropa), berkisar hubungan diplomatik, politik, ekonomi dll.
Cita-Cita KH. Abdullah bin Nuh Untuk Menyatukan Umat Muslim
Cita-cita besar Mama adalah mempersatukan seluruh umat Islam, sehingga tidak dapat di cerai berai oleh musuh-musuh Islam, seperti seruan yang pernah di tuliskan oleh KH. Abdullah bin Nuh “Bersatulah wahai kaum Muslimin sedunia. Dan jadikanlah kalian kekuatan tunggal menghadapi orang lain (musuh-musuh Islam)”. Dalam upayanya mempersatukan umat Islam di dunia, ia seringkali mengadakan perjalanan ke luar negeri dan bersahabat dengan berbagai kalangan dan madzhab, juga selalu menyempatkan diri untuk menghadiri berbagai pertemuan Islam Internasional di beberapa Negara, antara lain Arab Saudi, Yordania, Irak, Iran, Australia, Bangkok, Singapura, Malaysia dll. Pada suatu hari KH. Abdullah bin Nuh mengatakan bahwa ia sudah sangat merindukan berjumpa dengan al-Mahdi. Ketika ditanya, siapakah al-Mahdi itu ? (Man Huwa al-Mahdi), KH. Abdullah bin Nuh Menjawab “Nabi Muhammad Saw”, rupanya itulah isyarat bahwa beliau akan segera meninggalkan dunia yang fana ini. walau keinginannya untuk mengumpulkan para ulama se Nusantra tidak tercapai, tetapi pada hari beliau tutup usia 3 Rabiul Awal 1408 H (26 Oktober 1987) pukul 19.15 Wib di rumah kediamannya di Jalan. Cempaka 14 tidak sedikit ulama-ulama terkemuka yang datang melayat beliau.Wallohu ‘alam bi ash-Shawab
*Tulisan ini diringkas dari Majalah Suara Ulama Edisi 3 tahun 2016
** Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia