Mohon tunggu...
Hidayat Raharja
Hidayat Raharja Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hidayat raharja berminat terhadap permasalahan pendidikan dan kebudayaan. esaihidayatraharja.blogspot.com hidayatraharja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Galeri Foto Pinhole Camera at School: Estetika, Toleransi, dan Rasa Percaya Diri

28 September 2012   06:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_201408" align="alignright" width="300" caption="Sebelah Gedung Koni"][/caption]

Saat bekerja dengan mempergunakan pinhole camera (kamera lubang jarum), terasa ada sesuatu yang sangat menarik dan mungkin tidak akan didapatkan saat bekerja dengan kamera digital. Satu hal yang diperlukan saat bekerja dengan mempergunakan kaleng bekas sebagai kamera lubang jarum tersebut adalah kecermatan dan kesabaran sehingga obyek dapat dipotret sesuai dengan yang diinginkan. Namun demikian tidak berarti bahwa jika tidak sesuai dengan yang diinginkan hasil foto yang kita buat tidak berhasil. Sebab, diluar perkiraanseringkali obyek yang tertangkap tersebut memberikan nilai estetika yang lain.

Maka, tidakberlebihan jika pinhole camera (kamera lubang jarum) dijadikan sebagai: pertama, salah satu media untuk melatih kepekaan anak dalam menangkap sebuah obyekatau sebuah permasalahan. Sebuah pembiasaan yang menjadikan anak peka terhadap persoalandi sekelilingnya. Dengan kamera yang terbuat dari kaleng bekas dan semacamnya anak diajak untuk berpikir secara cepat mengambil obyek yang akan disajikan dalam gambar atau hasil pemotretan. Halini berkenaan dengan perkiraan posisi obyek yang akan ditangkap dan besaran benda yang dapat dtangkap ke dalam gambar. Hal ini amat berbeda dengan kamera digital,sebab obyek dapat dilihat dilayar dan focus ditandai dengan nyala lampu hiau atau kotak yang muncul di tengah layar.

Kedua,tumbuhnya apresiasi terhadap karya dan terhadap orang lain. Bila dicermati bekerja dengan pinhole camera (kamera lubang jarum)menimbulkan rasa penasaran bagipara pelakunya untuk melihat hasil pemotretannya. Jika hasil itu terlihat yang muncul adalah rasa senang,sebab bila dibandingkan akan sulit dihasilkan gambar yang sama persis meski obyek yang diambil sama. Perbedaan perolehan gambar atau dengan berbagai kekurangannya ternyata menjadi “keindahan” tersendiri bagi yang melihatnya. Disni, akan terlihat sebuah hasil pekerjaan yang semuanya “bagus”, tidak hasil gambar yang jelek. Hal ini menjadi penting sebab dengan melihat kelebihan dan keindahan setiap foto yang dihasilkan yang tumbuh dlaamdiri setiap anak adalah rasa percaya diri, dan melihat orang atau karya orang dengan kelebihan yang ada. Penumbuhan sikap yang akan mengembangkan sikap saling menghargai di antara perbedaan yang ada.

Di tengah kecamuk dan kemelut perdebatan pendidikan karakter yang lebih bersifat sloganistik, maka kegiatan pinhole camera adalah salh satu aktivitas yang dapat menumbuhkankeperibadian anak,sehingga mereka bisa membangun rasa percaya diri dan menghargaai karya dan keberadaan orang lain.

Di saat dunia pendidikan formal selalu berhitung keberhasilan dengan angka-angka nilai akademik dan statistik. Maka, tak ada salahnya kalau kita mulai juga berhitung peluang anak-anak kita untuk melakukan aktualisasi diri melalui hobi, dan belajar berproses dengan membuat atau berpoduksi dengan membeli (konsumtif).Di saat dunia pendiidkan menekankanpemberian tugas yang kadang tak dibutuhkan anak, di sini anak-anak bisameredakan ketegangan stress memamsuki wilayah bermain-main dengan kreativitas. (Hidayat Raharja)

Galeri Karya Siswa:

[caption id="attachment_201409" align="aligncenter" width="300" caption="Gedung Koni"]

13488147201220615720
13488147201220615720
[/caption] [caption id="attachment_201410" align="aligncenter" width="300" caption="Gedung SMA Negeri 1 Sumenep"]
13488148711054355092
13488148711054355092
[/caption] [caption id="attachment_201411" align="aligncenter" width="300" caption="Gedung Selatan SMAN 1 Sumenep"]
13488149591978880725
13488149591978880725
[/caption] [caption id="attachment_201412" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu Gapura SMAN 1 Sumenep"]
1348815033574069907
1348815033574069907
[/caption] [caption id="attachment_201413" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat Parkir TU"]
1348815128282116427
1348815128282116427
[/caption] [caption id="attachment_201414" align="aligncenter" width="300" caption="Parkir Sepeda Motor "]
13488151911639376736
13488151911639376736
[/caption] [caption id="attachment_201415" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Payudan TimurNo.1 Sumenep"]
13488152591460255550
13488152591460255550
[/caption] [caption id="attachment_201417" align="aligncenter" width="300" caption="Dari Samping Gedung Koni"]
1348815327512125469
1348815327512125469
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun