Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kondisi Ekonomi Indonesia Menjelang 17 Agustus 2022: Ekonomi Tumbuh namun Kalah Bersaing Sama Tetangga

16 Agustus 2022   14:15 Diperbarui: 16 Agustus 2022   14:24 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penurunan goverment spending juga terjadi pada kuartal pertama 2022 sehingga secara kumulatif pertumbuhan konsumsi pemerintah negatif 6,27%.

Kebijakan berhemat dalam belanja pemerintah tidak sejalan dengan belanja Rumat Tangga (RT) yang mengalami kenaikan 5.51%.

NARASI APBN EKSPANSIF, KENYATAANNYA KONTRAKTIF

Narasi bahwa APBN akan ekspansif ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya.

Sebenarnya kuartal II 2022, perrtumbuhan ekonomi bisa tumbuh 7-8 persen manakala government spending (belanja pemerintah) diekspansikan 4-5% dari tahun lalu. Sayangnya belanja pemerintah malah -5,24 persen (yoy).

Anehnya, Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkesan 5,44 persen tersebut diklaim sebagai prestasi karena APBN mengalami surplus Rp73,6 triliun pada kurtal II-2022 tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN surplus sebesar Rp 73,6 triliun pada kuartal II 2022. Menkeu mengklaim sebagai luar biasa positif.

Sri Mulyani mengatakan Realisasi APBN tahun 2022 telah berjalan selama satu semester. Pendapatan Negara mencapai Rp1.317,19 trilyun. Lebih besar dibanding Belanja Negara yang sebesar Rp1.243,60 trilyun. Dengan demikian dialami surplus sebesar Rp73,59 trilyun. Kondisi surplus nyaris tidak pernah dialami selama belasan tahun terakhir.

Klaim Surplus APBN Yang Menyesatkan

Tidak perlu seorang akuntan untuk memahami surplus APBN tersebut. Surplus APBN tersebut terjadi karena Pemerintah mengerem atau menghemat belanjanya dibandingkan tahun 2021 lalu.

Bukan disebabkan prestasi belanja yang optimal. Memang ada kenaikan penerimaan negara namun hal tersebut yang tidak signifikan dibandingkan capaian negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun