Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenaikan Harga, Sulitnya Hidup dan Perlunya Aksi Negara

27 Desember 2021   22:24 Diperbarui: 27 Desember 2021   22:29 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada menjelang akhir tahun 2021, publik dikejutkan dengan harga sembako yang melonjak.
 
Secara rerata kenaikan sembako akhir tahun 2021 ini sekitar 0,55 persen dibandingkan bulan kemarin. Lebih tinggi dari prediksi BI yang mencapai naik 0.49 persen (mom) pada Desember 2021.

Kenaikan parah terjadi pada harga cabe, telur ayam, daging dan minyak goreng. Berdasarkan informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), kenaikan terjadi pada harga daging, ayam, telur, gula dan yang paling naik adalah cabe.

Cabe rawit merah melojak sampai 130,97% dalam sebulan menjadi Rp86,500/kg, cabe rawit hijau melesat 54,71% menjadi Rp57,400/kg

Harga minyak goreng naik 7,43%, harga gula naik 0.76%, daging ayam segar naik 1,42%, harga telur ayam naik 3,56%.

Faktor musim menjadi alasan yang disalahkan, sebut saja misalnya faktor curah hujan menjadi menyebab karena tanaman cabai terlalu basah dan produksi tersendat, faktor Elnina juga menjadi penyebab hasil pertanian dan peternakan banyak mengalami kegagalan.

Selain faktor produksi, faktor permintaan menjelang akhir tahun juga dianggap sebagai penyebabnya.
Musim hujan diprediksi belum berakhir sampai Maret 2022 artinya kenaikan sembako diprediksi terus berlanjut meski perayaan akhir tahun usai.

Selain sembako, harga elpiji non subsidi juga mengalami kenaikan. Data menunjukan kenaikan elpiji non subsidi menyebabkan masyarakat pindah ke gas melon atau elpiji bersubsidi.

Kenaikan elpiji non subsidi disebabkan karena peningkatan harga pada contact price (aramco) CPA LPG yang naik. Kenaikannya sebesar Rp1.600 sampai Rp 2.600 per kilogram.

Elpiji subsidi 3 kg kemarin sudah mencapai 92,5% dari total konsumsi LPG, karena kenaikan elpiji non subsidi bisa jadi porsi menjadi 94,5%. Dengan begitu beban subsidi LPG makin berat.

Supaya tidak memberatkan masyarakat bawah, sebenarnya kenaikan harga sembako dibisa diimbangi dengan penyaluran dana bansos yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun