Mohon tunggu...
Hidayat
Hidayat Mohon Tunggu... Dosen Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Gresik

Tetep Eling Lan Waspodo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jejak Spiritual: Dari Kegelapan Menuju Pencerahan

10 Maret 2025   23:40 Diperbarui: 10 Maret 2025   23:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Kopi Hitam khas Gresik 

Pencerahan adalah kondisi di mana seseorang mengalami serangkaian perubahan. Mereka berubah dari yang pasif menjadi aktif, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang lesu menjadi energik, dari yang riuh menjadi tenang, dari yang sempit menjadi luas, dari yang terpenjara menjadi merdeka, dari yang menderita menjadi penuh sukacita, dan dari yang tidak sadar menjadi sadar. Namun, secara sederhana, pencerahan dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang memperoleh "pengetahuan" tentang dirinya sendiri dan memahami hubungan dengan lingkungan alam tempat mereka berada.

Kondisi pencerahan seringkali diasosiasikan dengan perjalanan spiritual seseorang. Pencerahan adalah hasil dari pemanfaatan berbagai aspek diri manusia, mulai dari yang kasar hingga yang halus. Pencerahan berarti mengetahui melalui pengamatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan sentuhan. Jika indera-indera ini digunakan dengan fokus yang intens dan konsisten, kesadaran akan muncul dalam pengalaman individu.

Ketika seseorang memperoleh pengetahuan, mereka seharusnya menjadi tenang (eling); ini berarti fokus untuk tidak terhanyut oleh apa yang mereka ketahui. Karena pengetahuan yang sejati harus berakar pada ketenangan. Pengetahuan haruslah terkait dengan pengalaman yang penuh kesadaran. Tanpa ketenangan dan kesadaran, pengetahuan akan menjadi ketidakstabilan yang membahayakan kehidupan. Ketenangan, kesadaran, dan pengetahuan adalah kejernihan; itulah pencerahan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun