Kawasan Teluk Dalam di Kota Banjarmasin merupakan salah satu wilayah yang memiliki perkembangan aktivitas ekonomi cukup signifikan, terutama pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM di kawasan ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat, tidak hanya dalam penyediaan lapangan kerja, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. UMKM di Teluk Dalam mencakup berbagai bidang, mulai dari perdagangan, jasa, hingga industri rumah tangga yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Dari perspektif geografi ekonomi, distribusi dan konsentrasi aktivitas ekonomi di suatu wilayah memberikan gambaran tentang bagaimana ruang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam menunjang kehidupannya. Aktivitas ekonomi di Teluk Dalam tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti sumber daya manusia dan modal, tetapi juga oleh faktor eksternal seperti aksesibilitas, jaringan distribusi, serta kedekatan dengan pusat ekonomi Kota Banjarmasin. Hal ini membuat Teluk Dalam menjadi salah satu kawasan yang penting untuk dikaji dalam konteks pemetaan aktivitas ekonomi perkotaan.
Melalui survei UMKM dan aktivitas ekonomi masyarakat di Teluk Dalam, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai pola, karakteristik, serta tantangan yang dihadapi pelaku ekonomi di kawasan tersebut. Selain itu, hasil kajian ini dapat menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan ekonomi lokal yang lebih terarah dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat pemahaman tentang hubungan antara ruang dan aktivitas ekonomi dalam kerangka geografi ekonomi.Â
Sebagai contoh, salah satu pedagang gorengan yang diwawancarai di kawasan Teluk Dalam menjelaskan bahwa aktivitas usahanya berawal dari skala kecil dengan keluarga. Lokasi yang strategis di pinggir jalan membuat gerobak gorengan tersebut cukup ramai dikunjungi, terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Dari hasil wawancara, pedagang tersebut mengaku mampu memperoleh pendapatan harian yang relatif stabil, meskipun masih menghadapi tantangan berupa kenaikan harga bahan baku dan persaingan dengan pedagang lain di sekitar lokasi.
Kasus pedagang gorengan ini menunjukkan bagaimana UMKM di Teluk Dalam tidak hanya berperan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, tetapi juga menjadi sumber penghasilan utama bagi keluarga pelaku usaha. Melalui pendekatan geografi ekonomi, keberadaan pedagang gorengan dapat dilihat sebagai bagian dari pola aktivitas ekonomi lokal yang tersebar di kawasan Teluk Dalam dan mencerminkan dinamika interaksi antara ruang, masyarakat, dan ekonomi.Â
Proses penelitian dilakukan secara langsung di kawasan Teluk Dalam dengan metode survei lapangan. Peneliti berkeliling di sekitar lingkungan untuk menemui beberapa warga sekaligus pelaku UMKM yang ber-aktivitas di lokasi tersebut. Setiap warga yang ditemui diajak berdiskusi secara santai guna menggali informasi mengenai jenis usaha yang dijalankan, strategi pemasaran, serta tantangan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
Selain diskusi, juga membagikan kuesioner kepada warga yang bersedia menjadi responden. Kuesioner tersebut berisi sejumlah pertanyaan terkait karakteristik usaha, sumber modal, omset, serta peranan usaha dalam menunjang perekonomian keluarga. Dengan kombinasi wawancara singkat dan pengisian kuesioner, data yang diperoleh menjadi lebih kaya, baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam melakukan survei, peneliti tidak hanya mengandalkan wawancara formal dan penyebaran kuesioner, tetapi juga menggunakan pendekatan partisipatif untuk membangun kedekatan dengan warga. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membeli dagangan dari pelaku UMKM yang ditemui, misalnya membeli kopi susu dari penjual di pinggir jalan.