Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keberagaman Indonesia dan Mindset Kita

26 Desember 2020   05:56 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:00 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada fenomena menarik yang terjadi tahun ini. Kemarin, saat sebagian masyarakat Indonesia yang beragama Kristiani merayakan Natal, banyak pihak termasuk kaum muslim yang mengucapkan selamat. Kontroversi soal boleh tidaknya megucapkan selamat Natal yang terjadi di Indonesia selama bertahun-tahun untuk sementara , tetap ada namun sedikit.

Hal ini sangat terlihat di linimasa media sosial. Mereka seakan tidak peduli dengan himbauan beberapa pihak yang melarang pengucapan selamat kepada pihak lain. Mereka mengucapkannya dengan hangat dan gembira seakan melupakan kontroversi soal itu yang berlangsng beberapa tahun ini dan membuat linimasa gadung dan menyebabkan banyak pihak berkomentar saat itu.

Fenomena ini terntu saja menggembirakan hati karena satu pihak melihat pihak lain yang berbeda dengan kepala dingin dan tidak memandang sebagai musuh.  Semua pihakpun menjadi lebih santai sehingga  cenderung terkesan damai.

Kedamaian seperti ini sudah seharusnya terus diupayakan dan dipelihara. Sangat menggelikan bahwa kita yang merupakan bangsa yang ditakdirkan dengan beragai perbedaan , termasuk perbedaan agama, warna kulit dan berbagai keragaman lainnya, terus menerus berdebat soal boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal kepada pihak yang berbeda. Perdebatan ini seperti membuat kita mundur jauh di belakang, padahal tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara itu makin kompleks, seperti wabah Covid19 yang sedang kita hadapi dan masa depan ekonomi yang harus kita hadapi bersama.

Kita tahu bahwa wabah ini begitu luar biasa dan mencapai kekompleksan tingkat paripurna, sehingga butuh tangan dan kepala yang luar biasa untuk menekan laju pertumbuhannya. Kita tahu Indonesia berada di peringkat negara-negara dengan resiko penularan yang sangat tinggi. Jumlah orang yang tertularpun naik drastic, dari 4000 kini menjadi 6000-7000 perhari. Ini adalah keprihatinan kita semua.

Wabah ini sempat mempengaruhi perkembangan ekonomi, pendidikan dan kesehatan itu sendiri. Sehingga energy yang dibutuhkan lumayan besar untuk mengembalikan keadaan seperti semula, meski tak sama persis. Itulah yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Karena itu memang lebih baik untuk menghentikan perdebatan yang tidak berguna, menghabiskan waktu dan tidak mencerminkan keIndonesiaan yang beragam, santun, bersatu dan damai. Indonesia adalah negara besar, sudah selayaknyalah berfikir dan bersikap sebagai negara yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun