Film Pengkhianatan G 30 S PKI adalah film dokudrama legendaris yang dirilis pada 15 September 1984. Film yang disutradarai oleh Arifin C. Noer ini pernah menjadi tontonan wajib di masa Orde Baru. Paparan berulang setiap tahun secara masif, membuat scoring musik film Pengkhianatan G 30 S PKI begitu melekat di hati penontonnya. Terlebih sebagian generasi yang dulu pernah mengalami era wajib tonton film ini. Bahkan banyak yang berpendapat kalau musik latar film Pengkhianatan G 30 S PKI lebih menyeramkan dibanding visual filmnya.
Saya pernah membaca komentar salah satu warganet di sebuah channel yang menayangkan video tentang scoring musik film Pengkhianatan G 30 S PKI. "Backsound ini mengganggu mentalku sejak kecil. Vibes suram, mencekamnya dapet banget .." begitu tulisnya. Scoring film ini benar-benar menciptakan atmosfer yang membawa penonton untuk ikut merasakan betapa horornya peristiwa berdarah G 30 S PKI tersebut.
Siapa di Balik Scoring Horor Film Pengkhianatan G 30 S PKI ?
Score atau film scoring atau sering disebut dengan istilah scoring saja, merupakan instrumen musik yang mengiringi suatu adegan dalam film. Scoring sangat berpengaruh dalam membangun suasana sesuai yang diinginkan oleh sutradara film. Scoring musik yang baik adalah scoring yang dapat memenuhi kebutuhan emosional dalam film dan dapat menjadi hal yang sangat memorable bagi penontonnya. Tanpa scoring, menonton sebuah film bagaikan menikmati semangkuk sayur tanpa garam.
Embie C. Noer adalah seorang musikus dan komponis yang bertanggungjawab atas penataan musik film Pengkhianatan G 30 S PKI. Ia lahir di Cirebon pada 17 Juli 1955 dengan nama asli Rumli Chairil Noer. Embie telah menggarap penataan musik lebih dari 100 film, termasuk film-film populer seperti Serangan Fajar, Carok, Saur Sepuh, dan Sang Murabbi.Â
Embie, yang merupakan adik kandung dari sang sutradara Arifin C. Noer ini, membuat tiga lapisan warna dalam menata musik di film Pengkhianatan G 30 S PKI. Pertama, warna horor untuk membangun kengerian. Kedua, warna kemanusiaan. Dan ketiga, gabungan antara kengerian dan kemanusiaan. Dalam penataan musiknya, Embie menggunakan berbagai instrumen, seperti biola, piano, gitar, perkusi, dan synthesizer, untuk menghasilkan efek suara yang dramatis dan menegangkan. Dia juga memasukkan lagu Gugur Bunga, musik jawa, musik sunda, dan tidak terkecuali lagu Genjer-Genjer.
Keberhasilan Scoring Horor
Scoring musik mencekam dan memorable dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI, hingga kini masih terngiang-ngiang di telinga. Tempo lambat dan tone yang rendah merupakan perpaduan khas dalam scoring film-film horor. Di film Pengkhianatan G 30 S PKI, Embie C. Noer berani menerapkan musik horor ke dalam scoring-nya. Scoring seperti ini jarang dilakukan oleh para penata musik film saat itu. Keberanian Embie mengaplikasikan scoring horor ke dalam sebuah film sejarah, membuahkan hasil yang luar biasa. Melalui scoringnya, Embie telah memahat sebuah karya psikologis yang berhasil menanamkan emosi tertentu pada penonton film Pengkhianatan G 30 S PKI.
Scoring yang diterapkan oleh Embie C. Noer dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI, telah berhasil melekat bahkan menghororkan suasana hati para penontonnya. Ini tidak lepas dari beberapa kondisi yang mendukung keberhasilan tersebut. Pertama, film Pengkhianatan G 30 S PKI merupakan film yang wajib ditonton di era Orde Baru. Pengalaman wajib tonton ini membuat scoring film diperdengarkan secara berulang-ulang, sehingga musik mencekam film Pengkhianatan G 30 S PKI menjadi suatu pengkondisian emosi kolektif. Kedua, ikon trauma sejarah menjadikan musik film menjadi representasi auditori dari salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah Indonesia. Mendengar scoring film Pengkhianatan G 30 S PKI, otomatis memicu memori kolektif tentang kekejaman dan pengkhianatan dalam peristiwa G 30 S PKI.
Inilah kejeniusan seorang Embie C. Noer dalam scoring film Pengkhianatan G 30 S PKI. Ia berhasil membangkitkan ingatan dan sensasi intens penonton terhadap sebuah peristiwa sejarah melalui aransemen musiknya. Embie telah menciptakan mahakarya yang membuktikan bahwa tata musik film dapat melampaui fungsinya sebagai pengiring, dan menjadi sebuah penanda peristiwa sejarah yang kuat. Semoga bermanfaat.
