Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hotel Riche, Tetap Bertahan di Antara Geliat Dua Masa

30 Oktober 2019   21:55 Diperbarui: 31 Oktober 2019   11:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanda tampak bagian depan, yang menegaskan sebagai hotel heritage. Dok pribadi

Beberapa penanda jaman dahulu yang masih diperlihatkan. Dok pribadi
Beberapa penanda jaman dahulu yang masih diperlihatkan. Dok pribadi
Tak sekadar hotel

Hotel memang utamanya diperuntukkan untuk tempat penginapan. Namun ada kalanya dalam sisi ruang tertentu juga mengambil segmen bukan buat tamu. Hal ini yang dilakukan Hotel Riche dengan mengembangkan Angkringan Oey. Yaitu tempat nongrong yang nyaman berada di tengah kota.

Konsepnya berada di luar ruangan. Dengan meja berjumlah 4-5 buah. Untuk jam bukanya mulai dari pukul 3 sore sampai 11 malam. Nongkrong malam semakin syahdu karena diiringi live music untuk menyegarkan suasana. Untuk harga makanan dan minumannya pun cukup terjangkau, mulai dari 7-15 ribu rupiah saja.

Pelataran halaman depan yang pada sore sampai malam hari dipakai untuk bersantai ria (baca: nongkrong) dengan 4-5 kursi pada Angkringan Oey. Dok pribadi
Pelataran halaman depan yang pada sore sampai malam hari dipakai untuk bersantai ria (baca: nongkrong) dengan 4-5 kursi pada Angkringan Oey. Dok pribadi
Sambil belajar sejarah, penyesuaian dua masa

Mengunjungi Hotel Riche ini, jika mau menerung sejenak kita bisa belajar akan banyak hal, terutama pelajaran sejarah dari berbagai sisi. Bahwa ternyata sejarah yang pernah tertuang di masa lampau sudah selayaknya dipertahankan, baik itu berupa fisik dan non fisik. Bangunan tua sudah selayaknya dijadikan cagar budaya, dan tidak dibongkar begitu saja.

Dengan melihat bangunan tua selain belajar masa lalu juga bisa menjadi bahan intropeksi diri. Seperti pelajaran bahwa sesuatu tidak ada yang abadi. Maka seyogyanya kita tak perlu menyombongkan diri. Sesuatu yang hari ini dikatakan mewah, belum tentu juga akan sama 10 tahun mendatang. Dan sisa kejayaan itu akan bisa menjadi pelajaran di masa datang.

Suasana tipe kamar superior dengan suasana jadul berfasilitas modern dengan ruangan ber-AC, air hangat, televisi layar datar. Dok pribadi
Suasana tipe kamar superior dengan suasana jadul berfasilitas modern dengan ruangan ber-AC, air hangat, televisi layar datar. Dok pribadi
Pelajaran lainnya adalah bahwa hotel ini berhasil memadukan dua kutub itu: masa lalu dan kini. Bangunan tua tetap dipertahankan. Dan di lain sisi ikut menyesuaikan perkembangan zaman. Adanya pembaruan tidak merusak seutuhnya. Hanya perlu pemolesan sedikit saja demi kemyamanan tamu. Selebihnya masih mempertahankan wujud aslinya.

Menyandang dan menyatakan diri sebagai hotel heritage tentu sangat berat memikulnya. Bagi pecinta sejarah tentu akan mendapatkan apresiasi sendiri. Dan bagi kaum millennial dapat melecut kesadaran akan perjalanan sejarah bangsa tempo lalu. Dengan melihat bangunan tua, mereka akan bisa membanyangkan bagaimana suasana zaman kakek-bunyutnya di masa lalu.

Suasana restoran yang sekitarnya dihiasi properti tradisional dan kesan antik. Dok pribadi
Suasana restoran yang sekitarnya dihiasi properti tradisional dan kesan antik. Dok pribadi
Menurut pengakuan karyawan hotel ini banyak juga wisatawan asing yang menginap. Hal ini bisa saja dipahami. Wisatawan asing (terutama dari eropa) akan mempunyai kesan tersendiri bahwa ada nuansa negerinya yang berada jauh di sana. Ada jejak peradaban yang pernah ditinggalkan walaupun dengan cara kolonialisme.  

Warga Kota Malang pun mempunyai kebanggaan tersendiri, bahwa ada pihak yang mau melestarikan bangunan yang dianggap kuno. Yang sedikit banyak akan mampu mempertahankan jati diri kotanya yang tak sekadar latah akan modernisasi.

Pemandangan di lantai tiga yang punya pemandangan melihat bagunan sekitarnya yang juga termasuk heritage. Dok pribadi
Pemandangan di lantai tiga yang punya pemandangan melihat bagunan sekitarnya yang juga termasuk heritage. Dok pribadi
Sejujurnya ketika saya menguinjungi --bahkan berkesempatan menginap- di Hotel Riche belum banyak hal yang terungkap. Banyak sumber yang harus dijadikan nara sumber untuk melengkapi keberadaan hotel ini dan juga sejarah Malang tempo dulu. Mudah-mudahan di lain kesempatan akan ada waktu untuk bisa mengeksplorasi lebih dalam lagi.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun