Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kampung Wisata Malam yang "Mati Suri" Sedang Bangkit dengan Penghijauan

14 April 2018   12:22 Diperbarui: 19 April 2018   11:20 3168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang masuk ke Kampung Lampion. Dok pribadi

Berbicara wisata malam di Malang Raya bukanlah sesuatu yang asing. Di kota Batu dan Malang sudah tersedia yang dikemas modern dan mengandalkan investor besar. Kunjungannya pun tak pernah sepi, yang juga mengandalkan wahana yang sangat menarik, di samping kerlap-kerlip lampu yang yang menghiasi gelapnya malam.

Suatu pertanyaan apakah bisa wisata malam itu dikemas lebih sederhana yang melibatkan partisipasi warga, terlebih dalam sebuah kampung?. Malang sebagai gudangnya kampung tematik mencoba hadir untuk itu, yaitu mengkreasi dengan Kampung Lampion yang berada di Jalan Ir H. Juanda 9 Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing ini. Kampung Lampion ini tidak begitu luas hanya melibatkan 2 RT saja (RT 5 dan 6) dalam lingkungan RW 1.

Kehadiran Kampung Lampion ini berupaya mengimbangi keberadaan kampung tematik yang sudah ada yang tidak jauh dari lokasi, yaitu Kampung Warna-warni. Kampung Lampion mencoba sesuatu yang berbeda dengan mengusung wisata malam. Pada mulanya para muda-mudinya pun berinisiatif untuk membuat kampungnya "menyala" di malam hari.

(Atas). Abdiono, warga yang mendukung dengan keahlian dan pendanaan pengadaan lampion dan perniknya. (Bawah) Niken Ardiyani (nomor 2 dari kanan) bersama tim penghijauan kampung. Dok pribadi
(Atas). Abdiono, warga yang mendukung dengan keahlian dan pendanaan pengadaan lampion dan perniknya. (Bawah) Niken Ardiyani (nomor 2 dari kanan) bersama tim penghijauan kampung. Dok pribadi
Mengkreasi wisata malam tidaklah mudah dan murah. Warga pun masih belum satu suara. Akhirnya salah satu warga di kampung ini, Abdiono, berani melakukan terobosan. Tak sekadar berbicara saja, ia lakukan upaya kongrit termasuk dalam pembiayaan dengan "pinjamana lunak", yang dimulai pada Juli 2016. Agar wisata malam terwujud, ia beserta beberapa warga membuat lampion dengan aneka bentuk yang menarik. Yang kemudian dipasang di beberapa ruas gang dan di depan rumah warga.

Lampion aneka tema yang sudah jadi tersebut diberi lampu di dalamnya. Dan jadilah suasana malam di Kampung Lampion menjadi semarak. Para pengunjung pun berdatangan melihat indahnya suasana kampung dengan aneka lampion. Pemerintah setempat dalam hal ini Walikota Malang yang ikut mendukung dan meresmikannya pada 24 Mei 2017, dengan nama Kampung Lampion Wangi (Awan-Bengi).

Kampung juga dipercantik dengan mural yang berada tembok bagian depan dan beberapa gambar di rumah warga yang bertembok lebar. Rumah warga juga di cat warna-warni, demikian pula pada jalan kampung yang sudah berbahan semen. Sepanjang jalan di cat dengan lukisan layaknya sungai yang dipenuhi oleh ikan. Akhirnya kampung ini bisa memberi warna tersendiri baik di siang hari ataupun malam hari.

Gambar di tembok dan jalan yang masih baik, dan perlu polesan pembaruan. Dok pribadi
Gambar di tembok dan jalan yang masih baik, dan perlu polesan pembaruan. Dok pribadi
Perlahan mulai redup

Gebyar di awal tapi membuat surut ke belakang. Kampung Lampion bagai lampu yang kehabisan bahan bakarnya. Yang kemudian meredup dan tak menyala sama sekali. Minimnya dana perawatan serta kurang meratanya partisipasi warga membuat Kampung Lampion akhirnya menjadi memudar.

Sampai saat tulisan ini ditulis (April 2018), kondisi Kampung Lampion Wangi hanya bisa dinikmati saat awan (siang), sedangkan bengi (malam) praktis tidak ada sesuatu yang "wah". Pada siang hari aneka lampion masih terlihat bentuknya. Dan beberapa lagi terlihat kusam dan selebihnya pada posisi rusak.

Pada mulut gang terdapat gapura lampion (bantuan Dispudpar Kota Malang) yang masih cukup bagus. Semakin masuk ke dalam kampung masih terlihat beberapa lampion. Pernak-pernik di atas jalan gang masih ada tergantung. Beberapa gambar mural masih lumayan bagus untuk dipandang. Untuk sementara, Kampung Lampion ini hanya mengalami "mati suri".

Beberapa sisa lampion yang bisa dinikmati pada siang hari. Dok pribadi
Beberapa sisa lampion yang bisa dinikmati pada siang hari. Dok pribadi
Geliat kampung dengan penghijauan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun