Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Limbah Pengolahan Ubi PT BAA di Bangka Bermasalah

22 Januari 2018   23:38 Diperbarui: 23 Januari 2018   00:36 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungailiat---Sudah berbulan-bulan warga masyarakat seputar kota Sungailiat, dicekoki dengan bau limbah yang menyengat dari PT BAA (Bangka Asindo Agri) perusahaan yang mengolah ubi. Protes warga masyarakat kelurahaan Kenanga maupun warga Sungailiat sudah berulangkali dilakukan, karena bau limbah tidak sedap dari pengolahan ubi menebar di masyarakat. Namun tak juga bisa terselesaaian dan rapat warga dengan kelurahaan serta pihak pabrik pun juga selalu kandas. Bahkan pertemuan dengan pemerintahpun tidak menemui titik terang dan hari Senin (22/01/2018) diadakan pertemuan di PT BAA, yang dihadiri Ketua Komisi C DPRD Bangka, H Hendra Yunus, dan anggota dewan, Firdaus, Fauzi serta Riniati Sajuni. Kemudian hadir juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangka, Ny Meina Lina dan stafnya serta Lurah Kenanga, Yudi dan Humas PT BAA, Suleman.

Dalam dialog  Humas PT BAA, Suleman menjelaskan bahwa pihak perusahaan sudah mencoba mengatasi mengurangi bau limbah dengan mengurangi produksi pengolahaan ubi dan tentunya tidak bisa selesai dengan cepat bau itu hilang, namun membutuhkan waktu lama,"Karena pembiakan bakteri belum mencapai 90 persen, sehingga biogas tidak berfungsi. Kalau biogas berfungsi otomatis bau hilang dan kita membutuhkan waktu setahun untuk menghilangkan bau menyengat dari limbah pengelohaan ubi,"ujarnya.

Penjelasan dari Suleman, dibantah oleh Lurah Kenanga, Yudi. Dikatakan Yudi bahwa yang dilakukan perusahaan baru mengurangi radius menebarnya bau limbah, namun pada dasarnya bau limbah yang baunya seperti tai kucing itu tetap masih ada. Sebenarnya yang dinginkan masyarakat, baunya hilang, namun kenyataannya bau masih saja menebar ke warga masyarakat,"Kalau memang pihak perusahaan tidak bisa menghilangkan bau limbah ubi yang menebar kekampung-kampung, berarti perusahaan ini gagal dan semua nantinya tergantung masyarakat yang memutuskan,"tegasnya.

Sementara dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bangka, Ny Meina Lina mempertanyakan progres dari perusahaan yang tidak pernah ada yaitu tindakan dari perusahaan untuk menghilangkan bau limbah. Kemaren diruang sekda diadakan rapat membahas persoalan ini dan yang hadir camat, lurah serta pihak perusahaan. Dalam pertemuan kami mempertanyakan masalah progres yang dilakukan perusahaan. Bahkan sebelumnya kita sudah sering turun kelapangan dan pihak perusahaan berjanji akan menghilangkan bau limbah, namun fakta tidak ada progres. Dengan begitu seolah-olah kami dituding tidak memberi pembinaan kepada perusahaan ini,"Padahal kejadian di perusahaan lain tidak seperti ini, tidak menebarkan bau yang menyengat. Makanya kita minta dari perusahaan ini untuk belajar diperusahaan tersebut, bahkan dari perusahaan ini kita antar keperusahaan yang digarap dengan baik itu untuk belajar. Namun juga tidak ada progres. Untuk itu kita minta agar perusahaan ini mengurangi produksinya dan jangan terlalu dipaksakan kalau akhirnya memunculkan bau tak sedap, Kita minta agar perusahaan pengelohaan ubi ini benar-benar bisa menghilangkan bau tidak sedap ini,"tuturnya.

Diakhir pertemuan Humas PT BAA, Suleman berjanji semaksimal mungkin akan menghilangkan bau tidak sedap yang menebar kemana-mana. (heru sudrajat).

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun