Mohon tunggu...
Herumawan P A
Herumawan P A Mohon Tunggu... Lainnya - Pernah menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Menyukai olahraga sepakbola, sedang belajar menjadi citizen Juornalism dan suka menulis apapun. Mulai dari artikel sepak bola, cerita remaja, cerita pendek, cerita anak hingga cerita misteri.

Asli wong Jogja. Sekarang tinggal di Sleman.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cernak] Belum Lima Menit

2 Oktober 2011   05:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:25 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_133513" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber gambar: nasional.vivanews.com"][/caption] Siang hari sepulang sekolah, Nina tampak asyik bersepeda dengan Ani, teman sekelasnya. Keduanya bersepeda mengelilingi komplek perumahan.

“Capek juga”.

“Istirahat dulu di rumahku yuk”.

“Kebetulan Ibuku baru membuat gorengan enak”, kata Nina. Ani hanya menurut saja.

Sesampainya di rumah Nina,

“Ayo, gorengannya diambil sendiri”, Nina menawarkan gorengan buatan Ibunya kepada Ani.

“Sebentar, aku cuci tangan dulu”, kata Ani sambil menuju ke kran air di halaman rumah Nina. Sementara, Nina malah sibuk memilih gorengan. Karena sibuk memilih, Nina tak sengaja menjatuhkan salah satu gorengan ke lantai.

“Yaaa, ada yang jatuh”, Nina kaget melihat salah satu gorengan jatuh ke lantai.

“Dibuang saja, Nin”, kata Ani yang baru selesai cuci tangan.

“Enak saja dibuang, masih enak tahu”, sahut Nina.

“Lagipula belum lima menit”, lanjut Nina sambil memungutnya dari lantai. Lalu Nina memakannya. Kebetulan sang Ibu melihat tindakan anaknya yang masih kelas empat Sekolah Dasar.

“Nina, makanan yang sudah jatuh ke tanah jangan diambil atau dimakan lagi”.

“Nanti perut kamu bisa sakit lho”, nasehat sang Ibu.

“Tapi mubazir kalau tidak diambil, Bu”, sahut Nina. Sang Ibu hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan anaknya yang bandel. Selesai bersepeda dan mencicipi kue buatan Ibu Nani, Ani pun pamit pulang ke rumahnya.

Malam harinya, Nina merasakan sakit perut.

“Bu, perut Nina sakit”, keluh Nina. Ibu segera mengolesi perut Nina dengan minyak kayu putih.

“Bagaimana sudah agak baikkan?”, tanya Ibu. Nina hanya mengangguk.

“Bu, Nina minta maaf ya karena tadi siang tidak menghiraukan perkataan Ibu”, kata Nina.

“Iya, Ibu sudah maafkan”, sahut Ibu.

“Bu, sakit perut Nina ini apa dikarenakan tadi Nina memakan kue yang sudah jatuh ke lantai?”, tanya Nana.

“Bukan cuma karena itu saja, tadi Nina juga lupa cuci tangan kan”, kata Ibu.

“Iya, Bu”.

“Tadi Nina memang lupa tidak cuci tangan karena sudah terburu lapar”, sahut Nina jujur.

“Lain kali jangan diulangi lagi ya”, kata sang Ibu.

“Mulai hari ini, Nina janji akan hidup bersih supaya tidak sakit perut lagi”, janji Nina dengan penuh semangat. Ibu tersenyum bangga melihat kelakuan anaknya yang sudah mulai berubah.

Salam Fiksiana.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun