Benarkah Indonesia sedang berdukacita? Bumi Pertiwi ini sedang dijejali puluhan cobaan hidup dan skandal politik yang memalukan. Pada  akhirnya kepercayaan publik terhadap pemerintah sudah hancur total.
Masyarakat justru setiap harinya mendapatkan informasi yang terus mendistorsi dan mendegradasi kepercayaan masyarakat. Dari berbagai isu mulai pagar laut, oplosan BBM dan terakhir pemalsuan minyak kita.
Inilah potret terbaru dan nyata bahwa pemerintah tidak tegas, tidak punya nyali bahkan condong melakukan penipuan berulang-ulang untuk menutupi dosa-dosa sebelumnya. Pada akhirnya secara keseluruhan masyarakat sudah apriori terhadap produk dan kebijakan pemerintah.
Kondisi Indonesia diperparah oleh ketidakpercayaan investor terhadap kinerja dan juga keputusan kebijakan pemerintah. Faktanya menunjukkan kebijakan strategis seperti pembentukan Danantara dan Bank Emas justru direspons negatif. Bursa saham Indonesia rontok, saham BUMN terjun bebas dan terjadi aliran uang asing keluar Indonesia. Â
Secara signifikan , buruknya indikator ekonomi Indonesia menjadikan nilai tukar menyentuh pada titik level terendah selama 25 tahun terakhir. Rupiah nyaris terpeleset ke Rp 16.600. Demi menjaga stabilitas moneter, hingga Bank Indonesia harus menggelontorkan cadangan devisa triliunan rupiah untuk menekan laju dollar semakin perkasa.
Pemerintah Bungkam
Faktanya keterpurukan ekonomi masih juga belum diakui oleh Pemerintah Prabowo-Gibran. Sudah jelas di depan mata Indonesia nyata-nyata sudah masuk dalam jurang kehancuran fiskal cdan moneter.
 Indikatornya sangat jelas, terjadinya penurunan daya beli masyarakat secara agregat, deflasi 2 bulan berturut-turut di awal tahun 2025, terjadinya pembengkakan defisit anggaran dan kewajiban bayar hutang luar negeri yang akan jatuh tempo.
Indonesia sedang menyimpan bom waktu, kehancuran ekonomi dan akan memperluas vektornya hingga kekawatiran Krisis 1998 bakalan terulang kembali. Tanda-tanda Pemerintah untuk transparan dan berani menyatakan kondisi riil yang terjadi justru semakin memperburuk situasi.
Seperti diketahui, Pemerintah belum menyampaikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025. Bungkam seribu bahasa, tak kunjung dilakukan Pemerintah melalui Menteri Ekonomi Sri Mulyani. Semestinys, paparan itu dilakukan pada bulan Februari yang lalu.
Sebagai referensi terakhir Sri Mulyani memaparkan kinerja APBN pada 6 Januari 2025 untuk periode Desember 2024 (kaleidoskop APBN 2024).