Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Kennedy Caddesi dan Gulhane Park

4 Januari 2014   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kami bepergian di suatu kota biasanya jika sudah lebih dari 5 hari, sudah mulai merasa bosan. Apalagi semua tempat yang menarik sudah dilihat. Timbul rasa ingin segera pulang. Hari terakhir perjalanan Istanbul, masih ada waktu seharian sebelum sorenya bertolak ke bandara. Bingung juga mau ngapain. Untuk ke pasar membeli oleh-oleh juga sudah tidak berminat. Semua barang sudah siap dipacking untuk pulang. Lalu kami memutuskan berjalan saja di jalan besar di seberang tepian Laut Golden Horn.

13887802861826977040
13887802861826977040

13887803551697538685
13887803551697538685

Jalan itu bernama Kennedy Caddesi. Terus saja kami berjalan, tanpa tahu ntar akan nyampe ke mana. Kalaupun tidak ada sesuatu yang menarik, ya gampang saja, kembali ke hotel. Jalan ini termasuk ramai, dengan lalu lalang kendaraan. Sepertinya mungkin jalan yang menuju ke luar kota. Yang menarik adalah kami masih bisa melihat birunya Laut Golden Horn dari seberang jalanan ini. Tak terasa lelah juga kaki melangkah. Dalam hati saya sudah pengen saja kembali, daripada berjalan tanpa tujuan yang jelas.

1388780459652619561
1388780459652619561

1388780536154794161
1388780536154794161

Teman-teman masih bersemangat dan antusias meneruskan perjalanan ini. Setelah agak jauh berjalan, akhirnya kami menemukan plang Gulhane Park. Sebuah taman yang rimbun dengan pohon-pohon rindang. Karena saat itu udara begitu panas dan sinar matahari begitu cerah, kami memutuskan masuk saja ke taman tersebut. Lumayan untuk ngadem.

1388780606753109754
1388780606753109754

13887811881334838532
13887811881334838532

138878072184820464
138878072184820464

Gulhane Park artinya adalah Taman Mawar. Rupanya taman ini dahulu merupakan bagian dari Topkapi Palace. Dan mulai dibuka untuk umum pada tahun 1912. Sudah cukup lama juga ya. Masuk ke dalam area taman ini, mengingatkan saya ketika berada di kebun Raya, Bogor.Banyak pohon rindang dan teduh, dan di sepanjang sisi jalan yang cukup lebar di tengah taman, ada beberapa bangku, tempat kami beristirahat sejenak. Di sepanjang sisi jalan juga tumbuh bermacam-macam tanaman bunga yang teratur rapi. Elok dipandang mata. Tentu saja ada tanaman mawar, sesuai dengan nama taman ini, meskipun sedang tidak berbunga. Saya hanya membayangkan jika musim semi, mungkin ada juga bunga tulip di taman ini.

1388781294193738919
1388781294193738919

1388781383761721779
1388781383761721779

Berada di taman ini, terasa segala rasa lelah ketika menyusuri Kennedy Caddesi hilang sudah. Suasana yang teduh dan tenang membuat hati menjadi tenteram. Rupanya banyak juga orang yang menikmati taman ini. Hanya sekedar berjalan-jalan saja. Atau duduk-duduk bersantai. Bahkan ada juga nyepi pacaran, he he he. Ternyata sama saja ya, taman di Istanbul ini ada juga yang mojok, asyik tanpa peduli dengan sekitar. Mungkin serasa dunia milik berdua.

13887815462059130630
13887815462059130630

13887817121755982398
13887817121755982398

13887814641873740757
13887814641873740757

Di bagian sisi taman, nampak dinding tembok tebal, pastinya itu adalah bagian dari area tembok Topkapi, mengingat taman ini dahulu bagian dari istana itu. Semakin ke bagian ujung taman semakin ramai. Ada beberapa keluarga yang membawa anak-anak dan mereka asyik bermain. Ada juga yang bersantai, dengan duduk dan tiduran di rumput. Gulhane Park ini merupakan area publik yang benar-benar bisa untuk bersantai sejenak. Ah, saya jadi merindukan taman yang bisa dipakai bermain anak ada di kota kami. Berbahagialah orang Bogor yang bisa ngadem di kebun Raya, atau wong Plembang dengan hutan kota Punti Kayunya. Ya, sebuah taman dengan pepohonan rindang selain sebagai paru-paru kota juga bisa sebagai tempat rekreasi keluarga.

1388781791814657866
1388781791814657866

13887818721350148996
13887818721350148996

Di taman ini juga ada patung Mustafa Kemal Ataturk, yang sedang duduk. Serta ada air mancur menghiasi halaman. Rupanya ada juga museum yang bangunannya masih di area taman ini, yaitu Museum of Science and Technology in Islam. Tapi kami tidak sempat masuk ke museum tersebut. Setelah berfoto bersama Mustafa Kemal Ataturk, dan setelah rasa lelah hilang kami keluar taman. Ternyata kami keluar bersebelahan dengan jalan masuk atau gerbang ke Topkapi Palace. Sebenarnya agak surprise juga, karena sebelumnya kami tidak tahu kalau ternyata tembus ke tempat itu. Ya, tempat itu sudah kami datangi sebelumnya, tapi kami ngga masuk ke taman itu, melainkan masuk ke jalan di sebelahnya yaitu menuju Topkapi.

13887819581738089184
13887819581738089184

13887820981031926791
13887820981031926791

Kalau dipikir, jauh juga ya perjalanan ngasal kami di sepanjang Kennedy Caddesi, hingga sampai ke area Sultan Ahmet. Berhubung sudah berada di kawasan Sultan Ahmet, untuk menghabiskan waktu kami duduk-duduk saja di area Blue Mosque. Tapi sebelumnya masih ada teman yang berminat untuk menengok beberapa souvenir di toko souvenir di samping Blue Mosque. Kok ya ingat sajaa kalau ada yang terlupa belum dibeli he he he. Setelah itu kami duduk di area taman di bagian depan dan menikmati bangunan itu dan Hagia Sophia dari kejauhan. Duduk bersantai sambil makan dari makanan kaki lima Istanbul dan memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di sekitar. Mata menatap kemegahan dua bangunan tua yang merupakan landmark Istanbul untuk terakhir kalinya. Hmmm, sore yang indah di hari yang cerah.

Salam jalan-jalan.

*****

(Artikel Herti tentang Catatan Perjalanan Istanbul 12, 16-24 Juni 2013)

Artikel lainnya :

Catatan Perjalanan Istanbul: Blue Mosque, Makanan Kaki Lima, Grand Bazaar, Yeni Camii, Topkapi, Dolmabahce, Hagia Sophia, Bosphorus, Taksim, Jembatan Galata, Sirkeci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun