Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tim PKM Unila Beri Bantuan Alat dan Bahan untuk Produksi Batik dengan ZWA

16 Agustus 2019   02:00 Diperbarui: 16 Agustus 2019   02:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain batik yang siap diwarnai

Di Bandar Lampung, khususnya di Kecamatan Kemiling di daerah Beringin Raya telah berdiri dua sentra perajin batik yaitu Siger Roemah Batik dan Griya Batik Gabovira. Dulu batik yang identik dengan budaya Jawa dan sepertinya sulit dikembangkan di daerah lain. Siger Roemah batik dikelola oleh Ibu Laila Al Khusna. Galeri dan workshopnya ini berada  di jalan Cik Di Tiro Gang Bayam, Kemiling. 

Di sini kita bisa melihat proses pembuatan batik tulis khas Lampung yang diproduksi oleh Siger Batik. Batik tulis yang diproduksi si sini adalah batik tulis dengan motif dan ornament khas Lampung sebagai penghias, antara lain, siger, gajah dan kapal serta aneka sulur-sulurannya adalah tiga motif yang biasa menghiasi batik Lampung. Ketiga motif tersebut merupakan symbol yang sarat akan nilai adat dan budaya masyarakat Lampung. 

Ibu Laila Al Khusna ini sudah meluluskan lebih dari 200 orang dari lembaga pelatihan batiknya. (lampung.tribunnews.com, 2018). Dari sini muncul bibit-bibit perajin batik yang tersebar di Propinsi Lampung, antara lain di Kabupaten Tulang Bawang. Selain itu juga tersebar para perajin batik di sekitar daerah Kemiling tersebut yang beberapa membentuk kelompok perajin batik.

Griya Batik Gabovira berdiri atas ide kreatif dari Gatot Kartiko mendirikan produksi rumah batik Gabovira. (www.jejamo.com, 2018). Dengan mempelajari budaya Lampung secara otodidak maka timbullah ide untuk menuangkan ornament khas Lampung seperti tapis dan siger menjadi motif batik khas Lampung. Dari motif ini kemudian banyak motif berkembang tentunya masih melekat ciri kekhasan budaya Lampung.

Tim pengabdian mendapati bahwa di daerah Pinang Jaya, kecamatan Kemiling beberapa kelompok perajin batik tulis sudah terbentuk dalam rangka mengembangkan dan melestarikan kekhasan batik Lampung tersebut. 

Diantara kelompok perajin batik tersebut adalah kelompok Biqa Batik yang diketuai oleh Lena Agusrini dan kelompok perajin As Syafa Batik yang diketuai oleh Sulastri Oktavia.

Tim dengan kain batik tulis yang belum diwarnai
Tim dengan kain batik tulis yang belum diwarnai

Kain batik dengan Zat Warna Alam
Kain batik dengan Zat Warna Alam

Pada pewarnaan batik tulis, selama  ini para perajin tersebut masih menggunakan pewarna sintetis. Dalam hal warna memang hasilnya lebih bagus karena hasil yang diperoleh adalah warna-warna yang lebih cerah. Namun disisi lain dengan pewarna sintetis ini menghasilkan limbah yang cukup mengganggu lingkungan. 

Oleh karena itu para perajin sangat berkeinginan untuk memiliki kemampuan dalam hal pewarnaan batik dengan pewarna alam atau sering disebut dengan Zat Warna Alam (ZWA).  

Karena mereka ingin mencoba hal baru dan memang merasa kurang nyaman dengan pewarna sintetis. Meskipun perlu usaha yang lebih keras agar warna yang diperoleh bagus, namun seiring dengan itu harga kain batik tulis dengan pewarna alam juga lebih tinggi. Apalagi  ada pasar khusus yang memang lebih menyukai batik dengan pewarna alami ini. 

Di era sekarang pewarnaan batik dengan pewarna alami ini lebih giat digalakkan karena lebih ramah lingkungan. Pewarna alami ini bisa disesuaikan dengan potensi tanaman yang ada di sekitar lokasi perajin batik. 

Tanaman untuk pewarna alami kain batik adalah : kulit buah manggis, daun jambu biji, tanaman soga yang terdiri dari kulit kayu dari pohon soga, daun Indigo yang menghasilkan warna biru, kunyit dan biji kesumba. 

Tanaman soga pun ada tiga macam yaitu Soga Tegeran yang menhasilkan warna kuning, Soga Tingi dan Soga Jambal yang dikenal sebagai Yellow Flamboyant (www.obatrindu.com, 2018). Pilihan jenis pewarna alam yang akan dipakai oleh perajin batik disesuaikan mudah tidaknya mendapatkan bahan bakunya, dan dilihat apa saja jenis tanaman sekitar yang sekiranya dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alam untuk batik tulis.

 Batik tulis motif Lampung
 Batik tulis motif Lampung
Program Kemitraan Masyarakat diarahkan pada peningkatan produksi batik tulis dengan bantuan alat-alat yang menunjang proses produksi  diharapkan akan meningkatkan jumlah kain batik yang dihasilkan oleh kelompok perajin batik. 

Diharapkan dengan bantuan alat yang menunjang proses produksi batik tulis khas Lampung tersebut akan meningkatkan jumlah lembaran kain batik yang dihasilkan oleh perajin batik. Dengan demikian akan ada tambahan keuntungan yang diperoleh baik kelompok perajin batik di mitra 1 Biqa Batik maupun mitra 2 As Syafa Batik. Alat-alat yang mereka perlukan adalah sebagai berikut :

Kompor listrik untuk membatik, kompor gas besar untuk merebus, panci besar untuk ngelorot, panci besar untuk merebus pewarna alam, wadah atau bak untuk merendam, wadah atau bak untuk mewarnai dengan pewarna alam, ember besar untuk wadah batik yang sudah diwarnai dengan pewarna alam, ember besar untuk wadah batik yang sudah dilorot dan akan dijemur serta gawangan untuk meletakkan kain.

Serah terima sebagian alat dengan Perajin
Serah terima sebagian alat dengan Perajin
Sedangkan bahan-bahan yang mereka perlukan adalah bahan kain katun primisima gulungan dan bahan-bahan untuk pewarna alam misalnya kayu tingi, jolawe, secang, tegeran dll, serta tas yang sudah diberi label batik mereka dan plastik untuk packing produk.

Dengan bantuan alat tersebut diharapkan para perajin batik tersebut dapat meningkat produksinya dan dapat mengembangkan produk alternatif batik dengan pewarna alam untuk dipasarkan secara lebih luas. 

Pemasaran bisa secara off line maupun on line. Sehingga diharapkan keuntungan akan meningkat dan tingkat perekonomian para perajin batik tersebut juga meningkat

(Oleh: Tim Pelaksana Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Unila, Herti Utami, Yuli Darni, dan Novri Tanti 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun