Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Indonesia Perlu Menyusun "Fitness Index" untuk Mengukur Kebugaran Warganya

19 Juni 2018   18:47 Diperbarui: 20 Juni 2018   03:20 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/Free-Photos)

Benar bahwa kita yang hidup dan bekerja di kota-kota besar biasa melakukan aktivitas fisik setiap hari, dari pagi hingga malam. Namun aktivitas fisik itu belum tentu menyebabkan badan menjadi sehat. Pasalnya, sebagian besar kita tanpa disadari menganut gaya hidup yang tidak sehat seperti banyak duduk, mengkonsumsi makanan yang kaya lemak dan gula namun rendah nutrisi penting, serta jarang berolah raga.

Pemandangan sehari-hari menyiratkan bahwa penduduk perkotaan lebih banyak yang mengalami obesitas daripada penduduk pedesaan, karena aktivitas dan gaya hidup yang tidak sehat. Masalahnya, obesitas berkaitan dengan munculnya penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, kanker dan diabetes. Data WHO menyebutkan bahwa obesitas membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun. Sembilan juta dari 36 juta orang ini meninggal sebelum usia enam puluh tahun.

Tidak salah untuk menyatakan bahwa perilaku hidup sehat dan aktivitas fisik menjadi fondasi dari pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan kemajuan peradaban suatu kota dan pada ahirnya suatu bangsa.

Maka dalam Agenda untuk Pembangunan Berkelanjutan 2030, yang menjadi hajatan bersama seluruh negara dibawah PBB, salah satu tujuannya adalah mengupayakan kota-kota menjadi inklusif, aman, tangguh/sehat dan berkelanjutan.

Kota yang sehat dihuni oleh penduduk yang sehat, baik jiwa maupun raganya. Pada kenyataannya, tidak setiap kota memberikan kemudahan dan kesempatan bagi warganya untuk menjadi sehat. Di Amerika Serikat, sebagai contoh, kurang dari 25 persen penduduk tidak memenuhi pedoman kegiatan fisik sesuai standar. Tingkat obesitas orang dewasa mencapai 40 persen, dan biaya medis lebih dari $ 147 miliar per tahun harus dikeluarkan negara untuk mengatasi penyakit kegemukan itu.

Konsep kebugaran

Orang yang sehat secara fisik mampu melakukan pekerjaan sehari-hari dengan sadar dan bersemangat, tanpa sering merasa sangat lelah, sehingga dapat menikmati waktu luang dengan santai. Untuk sehat orang perlu melakukan olah raga secara teratur dan sistematis. Kebugaran fisik meliputi ketahanan kardiorespirasi, ketahanan dan kekuatan otot rangka, fleksibilitas, keseimbangan, kecepatan bergerak, waktu untuk bereaksi, dan proporsi tubuh.

Bagi orang dewasa, olah raga teratur bisa mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, dan risiko terjatuh. Sedang untuk anak-anak dan remaja, aktivitas fisik secara teratur bisa menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan kesehatan tulang, kebugaran kardiorespirasi dan kekuatan otot.

Selain manfaat kesehatan fisik, aktivitas fisik dan olah raga secara teratur juga memberikan manfaat kesehatan mental dan sosial, antara lain berkurangnya risiko depresi dan stres.

wikiname.us/bicycle-to-work
wikiname.us/bicycle-to-work
Aktivitas fisik tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga baik untuk ekonomi keluarga dan negara, karena biaya pengobatan bisa berkurang. Sumber daya keuangan nasional dapat digunakan untuk hal-hal lain yang juga penting seperti pengembangan pengetahuan dan kebudayaan bangsa.

Kebijakan pemerintah kota yang mendukung aktivitas fisik warga dengan menyediakan taman, ruang terbuka hijau, jalur pejalan kaki, atau jalur sepeda selain meningkatkan aktivitas fisik juga tentu meningkatkan rasa keguyuban sosial, mencegah tawuran dan mendorong produktivitas.

Lingkungan permukiman yang dilengkapi dengan berbagai sarana aktivitas fisik itu akan meningkatkan harga jual rumah, mendorong aktivitas ekonomi skala lingkungan, dan menambah lapangan pekerjaan.

Indeks kebugaran 

Upaya untuk mencegah penyakit, menjaga ketahanan terhadap bencana, dan meningkatkan kualitas hidup melalui aktivitas fisik, memerlukan budaya yang mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari-hari. Karena budaya hidup sehat tumbuh di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat; maka mengukur budaya kesehatan dilakukan dengan mengamati kesehatan orang per orang dan kesehatan lingkungan tempat aktivitas fisik warga dilakukan.

Berdasarkan konsep ini American College of Sports Medicine (ACSM) menyusun Indeks Kebugaran (Fitness Index) sejak sepuluh tahun yang lalu. Indeks ini disusun dari dua pilar yaitu kesehatan individu dan kesehatan lingkungan. Pilar kesehatan individu diukur dari 7 indikator perilaku kesehatan dan 9 indikator kinerja kesehatan. Adapun pilar kesehatan lingkungan diukur dari 7 indikator lingkungan terbangun, 8 indikator fasilitas rekreasi, dan 2 indikator kebijakan/pendanaan.

Hasil penilaian kebugaran kota tahun 2018 menunjukkan bahwa 77,5% orang dewasa di kota-kota besar AS menyatakan melakukan aktivitas fisik namun belum seluruhnya sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah; 4,6% penduduk berjalan atau bersepeda untuk bekerja; 7,2% penduduk menggunakan transportasi umum ke tempat kerja; dan 65,7% penduduk berada dalam jarak 10 menit berjalan kaki ke taman.

Tahun ini yang menjadi juara pertama dari 100 kota yang dinilai tingkat kebugarannya adalah Arlington, disusul Minneapolis, dan ibukota negara Washington D.C.  Kota Arlington menempati peringkat pertama dalam 13 dari 33 indikator, dengan komposisi yang seimbang  antara pilar kesehatan individu dengan pilar kesehatan lingkungan. Laporan Indeks Kebugaran yang dipublikasikan secara luas ini dilengkapi dengan berbagai inisiatif yang dilakukan di beberapa kota dengan maksud untuk memberikan inspirasi bagi kota-kota lain.

Mengubah perilaku 

Indeks Kebugaran yang dikembangkan di negara Paman Sam itu merupakan bagian dari upaya besar membangun masyarakat yang sehat dan aktif. Dengan indeks ini diharapkan masyarakat mengetahui tingkat kebugarannya, baik secara absolut maupun dibandingkan dengan kota-kota lain. Dengan mengetahui tingkat kebugarannya, setiap warga kota diharapkan lebih aktif melakukan olah raga untuk meningkatkan kesehatan fisiknya.

Pemerintah kota juga diharapkan membuat kebijakan dan rencana strategis untuk membangun fasilitas yang diperlukan untuk memfasilitasi gaya hidup aktif secara fisik bagi warganya. Masyarakat sipil dan pemerintah kota diharapkan melakukan kerja sama untuk membangkitkan dan mempertahankan perilaku warga yang sehat dan aktif.

Menyusun Indeks Kebugaran juga perlu dilakukan di Indonesia. Perlu ada lembaga yang mengukur tingkat kebugaran warga kota-kota besar di sini. Lembaga itu bisa pemerintah, bisa pula swasta seperti yang dilakukan di AS. Dengan mengetahui indeks ini, penduduk kota-kota Indonesia akan dapat mengetahui, membandingkan,  berpartipasi, dan mendorong pemerintah kota untuk memperbaiki tingkat kebugaran warga kota, bahkan dengan kota-kota di negara lain.

Walikota atau bupati yang amanah akan memperhatikan keinginan warganya, karena selain dapat mengurangi anggaran pemerintah untuk melayani kesehatan warga, juga dapat meningkatkan elektabilitasnya pada pilkada berikutnya. Asal dilakukan secara serius, teratur dan penuh komitmen, maka upaya membangun kebugaran warga kota akan disambut baik oleh semua pihak.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun